dokpri |
Percaya nggak kawan, sebuah perubahan (apapun itu) umumnya
akan terasa berat di awalnya saja. Dulu ketika SMP, sekolah saya di kampung dan
tak jauh dari rumah.
Kemudian ketika masuk SMA, sekolahnya hanya ada di
kota kabupaten. Saya menempuh perjalanan
pergi pulang, dengan angdes (Angkutan Pedesaan).
Saya masih ingat, bagaimana beratnya menuju sekolah
pada satu minggu pertama. Selepas subuh langsung mandi, kemudian bersiap-siap
dan sarapan. Sebelum jam enam tepat, sudah berdiri di pinggir jalan menunggu
angkutan lewat.
Apakah saya menyerah? O, tentu tidak. Buktinya tiga
tahun terlewati sudah, sampai akhirnya bisa mendapatkan ijazah sekolah menengah
atas.
----
Demikian pula dengan pengalaman diet, saya merasakan
beratnya hanya pada satu minggu pertama. Kepala ini sempat merasa keliyengan
dan pusing, keringat dingin keluar, mood menjadi berantakan dan air muka tampak
pias.
Tetapi saya geming, hingga sanggup bertahan sampai
masuk pada minggu kedua. Tiba di hari ke delapan, tubuh ini perlahan-lahan mulai
beradaptasi. Rasa pusing mulai berkurang, dan lemak di beberapa bagian badan
mulai mengikis.
Di benak saya tertanam semangat dan tekad bulat,
bahwa perjalanan sudah separuh jadi sayang kalau berhenti. Begitu masuk di minggu
ketiga, apa yang telah dijalani 14 hari akhirnya menjadi kebiasaan.
Saya mulai menikmati naik turunnya emosi, saya
belajar mengontrol nafsu makan, aktif berajtivitas fisik dan lama-lama mindset
terbentuk
Tanpa terasa tiga tahun berjalan, pola makan dan
olahraga dijalani sudah menjadi gaya hidup. Saya terbiasa makan ubi atau
singkong, sebagai pengganti nasi atau karbo. Asupan gula saya hindari, sudah
bisa diatasi dengan manis dari buah.
Tersiksakah saya ? Karena sudah menjadi gaya hidup,
(lagi-lagi) saya enjoy menjalani. Meski perlu diingat, naik turun menjalani
diet selalu terjadi. So, musti tetap focus dan jangan sampai kelepasan.
Lakukan Dietmu
dengan Bahagia
Menjalani diet dengan bahagia, bukan berarti diet
tanpa tantangan seperti diet pada umumnya.
Tetap musti menahan diri untuk konsumsi ini dan itu, tetap musti berolah
raga atau aktivitas fisik.
Tetapi bersamaan itu, kita menanamkan kesadaran di
otak ini. Bahwa ada tujuan besar, yang hendak dicapai di ujung semua yang
sedang dilakukan. Bahwa jerih payah dialami saat ini, demi kebaikan (baca
sehat) di masa mendatang.
Percaya deh, kalau di otak sudah tertanam big goal
itu. Niscaya kita akan ikhlas dan penuh kerelaan, menjalani dan melewati aneka
gejolak yang ada di dalam diri.
Focus kita sudah bukan pada proses diet itu sendiri,
tetapi pada hasil akhir dari perjuangan (baca diet) yang tengah ditempuh.
Seperti analogi di atas, semua akan terasa berat di
awal. Tetapi kita manusia, diberi kemampuan beradaptasi sampai periode
tertentu. Melakukan diet dengan bahagia, adalah menjalani dengan sepenuh
kesadaran guna mencapai tujuan besar (yaitu sehat).
Salam sehat, semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA