“Mimpi adalah kunci - Untuk kita
menaklukan dunia - Berlarilah tanpa lelah - Sampai engkau meraihnya”
Lagu dari group band Nidji berjudul Laskar Pelangi, pernah menduduki peringkat
puncak tangga musik Indonesia. Beriringan dengan pemutaran filmnya, di layar bioskop
tanah air.
Film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata dengan judul yang
sama, begitu menyentuh dan menginspirasi. Berkisah tentang perjuangan Ikal,
anak buruh tambang yang kelak mendapat beasiswa sekolah di Paris Prancis.
Kalau ada pepatah “Logika tidak jalan tanpa Logistik”, rasanya benar
adanya. Bahwa pangan memegang peran sentral, bagaimana bisa meraih
mimpi kalau perut kosong-- hehehe. Food Of Indonesia (FOI) dan Sekolah Rakyat Ancol (SRA) bersinergi,
mendukung segala upaya yang membuka akses anak-anak untuk merajut mimpi.
------
Setiap masa, punya sosok inspiratif. Pun anak-anak masa kini, salah
satunya siswa siswi Sekolah Rakyat Ancol (SRA). Dalam keterbatasanya, tidak pernah putus
harap dalam merajut mimpi. Tuhan berjanji memudahkan penuntut ilmu , dengan membentangkan
sayap malaikat bagi pejuang ilmu yang tangguh.
Ya, ketangguhan dalam keprihatinan anak-anak SRA, telah mendapatkan jawaban.
Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional, PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
memberikan sumbangan berupa sepeda kepada 21 murid SRA.
Beto Atmanto, selaku Direktur Pembangunan Jaya Ancol Tbk, secara
simbolis menyerahkan dua sepeda, kepada Faturahman dan wulan (perwakilan siswa siswi SRA). Dan sebelum menyerahkan sepeda, Beto
menceritakan kisah masa kecilnya yang (termasuk) kurang beruntung.
Kedua orangtuanya sudah bekerja keras, tetapi tidak mencukupi untuk membiayai
sekolah. Beto kecil sekolah sambil jualan koran, setiap hari bangun
jam 3 dini hari, keliling mengantar koran dan jam 06.15 baru berangkat sekolah.
Siapa sangka, setelah dewasa mendapat beasiswa kuliah di NTU Singapore.
Kemudian dengan beasiswa juga, melanjutkan kuliah lagi di Universitas ternama di
Amerika.
Tak pelak, kisah inspiratif ini mendapat tepuk tangan meriah dari anak-anak. Mereka anak-anak
yang saat ini tengah bersusah payah, semoga kelak menjadi orang sukses mencontoh
pendahulunya.
------
Menyoal peningkatan mutu pendidikan, sudah semestinya tidak hanya murid dituntut
belajar. Tetapi guru juga musti belajar, sehingga menjadi bagian dari pengembangan
kompetensi.
Menurut Bambang Pranoto, dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara, dalam proses belajar mengajar tidak boleh hanya satu arah, murid dan guru sama-sama terlibat. Sehingga terjadi pendekatan mutu pendidikan, yang dampaknya dirasakan guru dan murid itu sendiri.
Menurut Bambang Pranoto, dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara, dalam proses belajar mengajar tidak boleh hanya satu arah, murid dan guru sama-sama terlibat. Sehingga terjadi pendekatan mutu pendidikan, yang dampaknya dirasakan guru dan murid itu sendiri.
Terkait tema Talkshow “Guru Inspiratif Dukung Anak Rajut Impian”, Bambang
memaparkan 4 kompetensi harus dimiliki guru. Yaitu Kemampuan untuk kritis ; Kreatif
; Kemampuan komunikasi ; dan Kolaborasi.
Selaras dengan penjelasan Ari Wibowo, founder Komunitas Guru Mengajar.
Bahwa guru musti menyesuaikan diri dengan paparan teknologi, karena guru harus
berkompeten aware dengan sistem pendidikan yang berkembang dan kolaboratif.
Kini, usia Komunitas Guru Mengajar sudah masuk tahun ke enam. Telah tersebar
di 145 daerah, dan Ari mengajak guru
focus pada 4 kunci pengembangan guru. Yaitu Komit terhadap tujuan (terdiri dari
mandiri terhadap cara dan melakukan refleksi) ; Kompetensi murid dan guru ; Kolaborasi antar guru ; dan
Karir dengan mengembangkan kemampuan lain.
SRA dan FOI Sosialisasikan Pentingnya Merajut Impian
facebook FOI |
Foodbank of Indonesia (FOI), adalah lembaga masyarakat nirlaba di bawah naungan Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Memiliki misi memerangi kelaparan, dan meningkatkan gizi anak-anak. Sebagai jembatan masyarakat berkelebihan, dengan masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Hendro Utomo, founder
FOI, dalam perjalanan selama tiga tahun, FOI telah membantu lansia, fakir
miskin dan anak-anak melalui program-programnya, yaitu Pos Pangan, Mentari
Bangsaku dan Sayap Dari Ibu (SADARI).
Bersamaan diperingati Hari Guru Nasional, FOI dan SRA
bersinergi mendorong gerakan positif guna
membuka berbagai akses potensial tidak hanya makanan tetapi juga pendidikan
untuk mendukung anak merajut impian.
Itikad baik ini, perlu didukung semua stake holder,
dan tentunya dukungan masyarakat. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil
terjadi motivasi dan saling memfasilitasi akses pada pendidikan untuk
mewujudkan impian.
Ada narasumber keren di talkshow dalam rangka peringatan Hari Guru, FOI dan SRA, adalah
Shahnaz Haque, public figure yang concern terhadap pendidikan. Menurut istri
Gilang Ramadan ini, cerdas itu bukan berarti menghapal tapi bisa menghadapi
tantangan.
Dan selanjutnya Ibu Naz (begitu dia menyebut namanya), membagi
kecerdasan dalam tiga hal. Yaitu Cerdas visual ( tampak dari perilaku), Cerdas
Auditory (type pendengar), dan Cerdas Kinestetik (aktif bergerak).
Karena kemampuan setiap anak berbeda, maka guru dituntut memiliki
kemampuan analisa kepintaran anak. Karena pada dasarnya, setiap anak itu hebat
dan setiap guru hebat. Yang membuat belum hebat, adalah dirinya sendiri yang
belum menyadari dan menemukan kehebatan itu.
Bagaimana, buah hati teman-teman semua, Saya yakin, pasti sudah berkecukupan pangan dan terbuka kesempatan merajjut impian. Dan jangan lupa, ajak anak berbagai makanan. Dimulai dari teman sekolah atau sekitar, yang sekiranya ada masalah dengan pangan.
Semoga upaya baik kitam meskipub terkesan sederhana, akan membentangkan jalan anak-anak untuk berani merajut mimpi. Semoga Bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA