Olaraga itu penting- dok WAG |
Hayo, Siapa yang pengin sehat? Saya yakin, semua orang
pasti pengin dan maunya selalu sehat. Syaratnya (sebenarnya) tidak susah kok. Yaitu
dengan rajin berolahraga atau aktivitas fisik, menjaga asupan makanan, kemudian
menerapkan gaya hidup sehat (misal tidak merokok, tidak minum alkohol dsb).
Nah, pada syarat-syarat inilah, yang tidak semua
orang mau menjalankan. Ngaku, kita lebih senang naik ojol dibanding jalan kaki,
padahal jarak ditempuh hanya 1 kilometer-an. Kita suka konsumsi junk food,
padahal ada pilihan buah yang lebih menjanjikan tubuh sehat.
Sudah pada tau kan, tanggal 14 November diperingati
sebagai Hari Diabetes Dunia. Setiap mendengar kata diabetes, saya diingatkan
pada satu hal. Yaitu waspada, mengingat ibu kandung pernah diopname karena diabetes.
Sejak
saat itu, saya move on dari kebiasaan konsumsi gula dan kebiasaan mager (malas
gerak).
Apalagi setelah mendengar penjelasan, Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, DTM&H,
SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA)
Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, saya semakin teryakinkan. Bahwa orang
memiliki riwayat keturunan Diabetes, berpotensi terkena diabetes sebesar 28%.
-----
Sabtu pagi, di kawasan Taman MRT Dukuh Atas Jakarta
Pusat. Atmosfir ajakan hidup sehat penuh semangat, benar-benar saya rasakan.
Bloger datang dengan dresscode baju olahraga, dan acara dikonsep lesehan duduk
beralas warna-warni matras.
Musik dengan beat energik dan ceria diputar,
benar-benar membuat badan pengin bergerak sampai keluar keringat dan badan
segar.
Ki-Ka; Rudi Kurniawan, Suria Nataatmadja, Prof Mahdi, Dwi Oktavia H, Ahmad Pratomo- dok WAG |
Masih dalam rangkaian Hari Diabetes
Dunia dan Bulan Kesadaran Diabetes Dunia, Merck
Sharp Dohme (MSD) Indonesia bersama Kementerian Kesehatan, Dinkes Prov. DKI
Jakarta, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Persatuan Diabetes
Indonesia (Persadia) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok, komunitas
masyarakat dan MRT Jakarta.
Besinergi menggaungkan kampanye
#LindungiKeluargadariDiabetes. Kampanye ini sejalan dengan tema besar kampanye
Hari Diabetes Dunia 2019, yang diusung
oleh International Diabetes Federation (IDF), “Protect Your Family”, dengan
fokus utama deteksi diabetes, cegah diabetes tipe 2, dan penanganan diabetes
anggota keluarga dengan diabetes.
George Zaki, Managing Director MSD Indonesia,
menyampaikan, kampanye bertujuan mengajak seluruh keluarga Indonesia mengetahui
resiko dan meningkatkan kesadaran mencegah diabetes type 2 (Kenapa diabetes
type 2, jawabnya nanti).
Dengan lebih banyak bergerak,
mengurangi konsumsi gula dan #LindungiKeluargaDariDiabetes. Peran aktif
keluarga sangat penting, mensupport pasien dalam penanganan, pencegahan, dan edukasi
mengenai diabetes.
(Btw,
pagi itu George datang dengan naik sepeda dari Pakubuwono ke Dukuh Atas)
Mengacu data IDF Atlas edisi 9 tahun 2019, Indonesia adalah peringkat
7 penyandang diabetes di dunia. Diperkirakan akan meningkat, menjadi 16,6 juta
pada tahun 2045. Dan Indonesia peringkat 3, untuk penyandang toleransi glukosa
terganggu. 1 dari 2 penyandang diabetes, tidak menyadari kondisinya, dan hampir
67% berada di usia produktif ( < 60 tahun).
Seperti kita ketahui bersama, diabetes
adalah penyakit tidak menular (PTM) penyebab nomor tiga kematian. Maka kesadaran
hidup sehat, harus ditumbuhkan dan dimulai dari diri sendiri. Cara paling
sederhana, misalnya naik kendaraan publik dan membiasakan jalan kaki.
Seperti dikemukakan Ahmad Pratomo, Head of Corporate Communication Department PT MRT
Jakarta. Sesuai tagline MRT “Increassing, Improving,
Mobiliting, Live Quality”, menyarankan escalator hanya diperuntukan bagi
prioritas (lanjut usia, diasbilitas, ibu hamil). Pengguna MRT usia produktif,
sebaiknya berjalan melalui tangga manual.
Lebih lanjut Ahmad menekankan, berjalan melalui
tangga manual adalah upaya untuk mengurangi faktor resiko diabetes.
pc by Rara |
Kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes, Ajak Cegah dan Kendalikan Diabetes
”Sebagai
mitra global dari IDF, MSD berkomitmen untuk terus mendukung upaya peningkatan
kesadaran terhadap diabetes. Dengan kampanye #LindungiKeluargadariDiabetes,
kami berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya peran keluarga dalam hal
deteksi, pencegahan, dan penanganan diabetes.” Jelas dr Suria Nataatmadja, Medical Affairs Director MSD Indonesia,
MDS terpanggil turut aktif melakukan kampanye,
salah satunya melalui talkshow sabtu pagi ini. Melibatkan Blogger dan media,
untuk menyebarkan kegiatan melalui medsos. sementara untuk kegiatan di kalangan
kedokteran, telah diadakan seminar atau simposium.
Mengapa
diabetes type 2 ?
Menurut Prof
Mahdi, diabetes type 2 adalah type yang paling banyak diderita, bahkan dari
usia 28 tahun. Penderita bisa kekurangan insulin, atau kecukupan insulin tapi tidak
berfungsi dengan baik. Sehingga penderita diabetes type 2 sulit dideteksi,
kecuali melakukan test gula darah.
Dalam pencegahan diabetes tipe 2, keluarga
memiliki peran penting. Melindungi, jangan sampai keluarga yang lain terkena
diabetes. Menghindari faktor-faktor pemicu diabetes, dengan melakukan tes gula
darah.
Keluarga harus memastikan, pasien
mendapat penyuluhan, pengobatan, pengaturan makan(diet), dan pemeriksaan untuk
mengetahui komplikasi-komplikasi serta melaksanakan gaya hidup sehat yang
dijalankan terus menerus.
Saya baru tahu, ternyata Jakarta adalah kota dengan angka prevalensi
diabetes tertinggi di Indonesia. Menyimak penjelasan Dwi Oktavia Handayani, Kepala Bidang P2P Dinas kesehatan DKI Jakarta,
saya juga mengetahui, bahwa sebanyak 260ribu orang di Jakarta dengan diabetes,
hanya setengahnya yang mengetahui dan lainnya belum.
Maka melalui Posbindu, Dinkes DKI mengadakan
pemeriksaan faktor resiko diabetes. Dengan melakukan cek lingkar perut,
mengukur tekanan darah, menimbang berat badan dan tanya jawab tentang kebiasaan
keseharian.
periksa gula darah-dokpri |
Satu yag membuat saya salut, adalah peran aktif elemen
masyarakat dalam pencegahan diabetes. Salah satunya adalah komunitas sobat
diabetes, komunitas yang berdiri tahun 2014 dengan kegiatan online dan offline.
Hadir pada kesempatan keren ini, dokter Rudi Kurniawan, selaku Founder.
Menurut dr Rudi, berdirinya komunitas ini,
berangkat dari keprihatinan semakin banyak penderita diabetes usia muda. 1 dari
5 penderita dibawah 40 tahun, maka sejak umur 20-30 perlu dibiasakan kesadaran
merawat diri sendiri.
-----
Mulai sekarang jangan tunda, untuk rajin
beraktivitas fisik dan menjadi asupan. Semua demi kebaikan diri sendiri, demi
mencegah faktir resiko diabetes. Yuk, #LindungiKeluargadariDiabetes.
foto session-dok WAG |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA