dokpri |
Diriwayatkan
dari Jabir berkata,” Rasulullah Shallallahualaihiwassalam
bersabda, “Orang beriman itu bersikap
ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan
sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR.
Thabrani dan Daruquthni).
Saya menggaris bawahi dua point, yaitu "sikap ramah" dan "kemanfaatan". Dua sikap yang
bisa dilakukan, bahkan dari hal yang paling sederhana. Misalnya dari senyuman terbaik,
menyapa ketika bersua, bersikap lembut dan wajah penuh suka cita.
Bahkan sekedar
menyingkirkan kayu melintang di jalan, sekilas adalah perbuatan yang terkesan
sepele, tetapi ternyata terdapat timbangan kebaikan. Dan kelak pada kebaikan
sebesar zahrahpun, tak akan luput dari perhitungan
Namun, tanpa
pembiasaan hal kecil dan sepele dianggap berat. Ada lho, diantara kita yang susah tersenyum, enggan
menyapa, acuh dengan kayu yang melintang di jalanan. Padahal, kalau sudah
menjadi kebiasaan, ibarat tombol otomatis tak perlu repot diingatkan.
Persis seperti
orang yang mahir mengemudikan mobil, seperti ada alarm kapan tangan kiri
mengoper gigi dan kaki kiri menginjak kopling. Serta kapan kaki kanan menekan
gas, dan kaki kanan dari gas bersiap menginjak rem.
Apabila kebiasaan itu
diulang ulang, akan menimbulkan efek otomatis, dan menmbentuk intuisi serta
menggerakkan insting bekerja tanpa diperintah.
----
Setiap orang lahir
dengan membawa keunikkan, setiap individu punya spesifikasi yang tidak dimiliki
individu yang lain. Bahkan orang yang
lahir kembar, dijamin memiliki perbedaan. Tetapi sejatinya, perbedaan menumbuhkan sikap
membutuhkan, saling membantu dan melengkapi.
Pembalap ulung membutuhkan
jago otak atik mesin. Pemilik hotel, membutuhkan Chief yang membuat sajian
lazat dikenang tamu. Tukang jahit membutuhkan tukang benang dan jarum, agar
karyanya bisa terwujud begitu seterusnya lingkaran kerjasama berlaku.
Kebisaan bisa terus
diasah, jangan henti belajar dan berproses agar menjadi ahli. Karena sekedar "Bisa"
dan menjadi "Ahli" akan membedan
nilai apresiasi. Tukang masak akan diharga lebih murah, dibanding dengan Chef
ternama. Padahal sama masaknya, tetapi proses ditempuh berbeda.
Banyak orang bisa menyanyi,
tetapi tak banyak yang menguasai tehnik menyanyi. Sedikit
yang mau belajar notasi, belajar mengelola nafas dan instingnya paham kebutuhan
nada dalam sebuah lagu. Pun di bidang lainnya, semua butuh pembeda dan caranya
dengan proses tersebut.
Proses belajar
kemudian menjadi pembiasaan, melahirkan diri menjadi ahli dibidang tertentu. Meski
bidang yang samapun, karena setiap orang punya keunikan, niscaya akan berbeda
dibanding sesama.
Tetapi lakukan
dengan senang hati, dan bersikap baik tanpa menyepelekan orang lain, sehingga
karya dilahirkan menjadi sebuah kemanfaatan. Persis seperti hadist di atas,
keramahan (tidak menyepelekan orang) dan Kemanfaatan, akan membuat hidup kita
menjadi lebih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA