dokpri |
Bulan sebelas baru saja datang, jari di satu tangan
belum juga genap untuk menghitung. Tiba-tiba pikiran ini melayang, ke hari di masa
awal tahun tengah berlangsung. Ya Rab, begitu cepat waktu berjalan. Dan tanpa terasa,
satu putaran bumi nyaris terpenuhi.
Begitulah kehidupan berlaku, hari ke hari beranjak
mengantarkan bumi bergerak dan beranjak pada putaran berikutnya. Matahari
terbit dan tenggelam, menghantarkan kisah dan cerita baru lainnya.
Bagaimana kabar resolusi kalian, resolusi yang dulu
di awal tahun pernah dipatri di benak. Smoga banyak cita cita telah tercapai,
smoga banyak hikmah ketika belum tergapai. Sementara tanpa kompromi usia terus
bertambah, tentunya semakin banyak PR musti diselesaikan.
Pada usia di 40 dan ke atas, seperti saya dan kawan
sebaya semestinya sudah mulai berbeda. Terjadi pergeseran dalam memandang satu kejadian,
tidak mudah mengambil kesimpulan sesaat. Usia empatpuluh, adalah masa tidak
berpikir tentang diri, tetapi berpikir tentang istri, anak-anak, orang sekitar
dan masa mendatang.
Apa yang dicari manusia dalam hidup, toh pada
akhirnya semua ditinggalkan dan ditanggalkan. Bukankah menjadi manusia penuh
manfaat, adalah sebaik warisan adalah sebaik peninggalan.
------
Beberapa hari belakangan Jabodetabek dilanda panas,
saking panasnya kulit terasa kering dan gosong ketika sedang berada di luar
rumah. Status di medsos berseliweran, mempersoalkan panas tak kunjung berlalu.
Tetapi alam selalu setia dengan keseimbangan, yang
gersang akan disampaikan ujung, yang panas disegerakan berganti dingin. Dan
bulan sebelas adaalah jawaban, ketika semua serasa berada di pucuknya.
Hujan di
Awal November, seperti menjadi jawaban atas pengharapan setiap insan. Air
tumpah dari langit, membawa berita suka cita, disambut senyum mengembang di
setiap bibir. Hujan ibarat kehidupan itu sendiri, akan datang dan pergi pada
saat yang ditentukan.
Pun kita manusia, kedatangan di bumi sudah
digariskan. Mengarungi masa demi masa, sepanjang hayat masih dikandung badan.
Kita terdewasakan, oleh peristiwa dan keadaan hingga paham esensi kehidupan.
Setelah masa senja tiba, tinggal menunggu saat kepulangan menjemput.
Hujan di Awal November, adalah berkah tak terkira
diantara berkah lainnya. Karena kemaraupun juga berkah, yang mengirimkan
pemahaman baru tentang rindu pada hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA