dok publizitas |
Setelah
tayang perdana dan memenangkan Special Mention Award di Locarno
International Film Festival, film The Science of Fictions karya
sutradara Yosep Anggi Noen akan tayang perdana di Asia pada BUSAN
Internasional Film Festival 3-12 Oktober 2019 pada program “A Window on
Asian Cinema”.
A Window
on Asian Cinema adalah program yang menunjukkan karya-karya pembuat
film berbakat yang dianggap sebagai tren terbaru di Asia. Sebuah jendela
untuk melihat perkembangan sinema Asia hari ini.
Sejak didirikan pada tahun 1996 sebagai festival film internasional pertama di Korea, Busan International Film Festival telah secara aktif berusaha untuk mempromosikan sinema Asia dan menemukan pembuat film terkemuka yang diprediksi akan sangat berpengaruh di masa depan.
Sejak didirikan pada tahun 1996 sebagai festival film internasional pertama di Korea, Busan International Film Festival telah secara aktif berusaha untuk mempromosikan sinema Asia dan menemukan pembuat film terkemuka yang diprediksi akan sangat berpengaruh di masa depan.
“The
Science of Fictions” berkisah tentang Siman, seorang pemuda di pelosok
Yogyakarta yang melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan
oleh kru asing di Pantai Parangtritis, Yogyakarta di tahun 60-an.
Ia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu Siman melalui hidupnya dengan bergerak lambat anti gravitasi seperti astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.
Ia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu Siman melalui hidupnya dengan bergerak lambat anti gravitasi seperti astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.
“The
Science of Fictions” adalah produksi Angka Fortuna Sinema, Kawan Kawan
Media, dan Limaenam Films dan ko-produksi dengan Andolfi (Perancis),
Astro Shaw (Malaysia), GoStudio (Indonesia), dan Focused Equipment
(Indonesia).
“The
Science of Fictions” diproduseri Arya Sweta, Edwin Nazir, Yulia Evina
Bhara dan Yosep Anggi Noen ini dikembangkan sejak tahun 2013 dan
dipresentasikan pada Asian Project Market 2014, Produire Au Sud 2016,
Venice GAP Financing –Venice Film Festival 2017 dan mendapatkan dukungan
financial dari Asian Cinema Fund 2013 dan Hubert Bals Fund +Europe
–Rotterdam International Film Festival.
“The Sciene
of Fictions” melibatkan aktor Gunawan Maryanto, Yudi Ahmad Tajudin,
Lukman Sardi, Ecky Lamoh, Alex Suhendra, Marissa Anita, Rusini, dan
Asmara Abigail.
dok publiztas |
Kawan- Kawan
Media juga akan mempresentasikan proyek/calon film “Seorang Perempuan
Bernama Silah dan Lelaki Bernama Dua”, proyek karya yang sedang
dikembangkan naskahnya oleh sutradara Yosep Anggi Noen dan produser
Yulia Evina Bhara, di Asian Project Market (APM).
Asian Project Market, bagian dari event industri film di Busan International Film Festival 2019, adalah sebuah wahana pertemuan antara pelaku bisnis film internasional untuk saling menemukan partner co-produksi antar negara.
Asian Project Market, bagian dari event industri film di Busan International Film Festival 2019, adalah sebuah wahana pertemuan antara pelaku bisnis film internasional untuk saling menemukan partner co-produksi antar negara.
Berita
gembira juga datang dari sutradara muda Wregas Bhanuteja, melalui film
pendek terbaru yang Ia sutradarai yaitu Tak Ada yang Gila di Kota Ini
(No One is Crazy in This Town) yang diangkat dari cerita pendek karya
Eka Kurniawan dan diproduseri oleh Adi Ekatama & Ganesya akan
berkompetisi di BUSAN pada program Wide Angle - Asian Short Film
Competition - Busan International Film Festival 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA