simajro.id |
Masih ingat, video viral di commuter line. Seorang gadis marah-marah, karena kursinya diminta
untuk duduk ibu Hamil. Sontak menyulut reaksi kontra netizen, atas sikap tak
pantas anak muda yang sudah seharusnya mengalah.
Saya sepakat, bahwa orang tua, penyandang
disabilitas dan ibu hamil, mendapat prioritas di semua fasilitas publik. Khususnya ibu hamil saya menaruh perhatian
lebih, karena di rahim sedang mengandung janin, sehingga perlu dijaga secara
menyeluruh.
Kehamilan sangat perlu dijaga, mulai dari kualitas
kesehatan termasuk kecukupan gizi, serta kondisi psikologisnya. Kehamilan adalah
moment stimewa bagi ibu dan ayah pastinya. Sudah semestinya, orangtua ingin mempersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
Danone berkomitmen,
turut memastikan tingkat kehidupan yang lebih baik bagi generasi sekarang dan yang
akan datang, melalui pemenuhan nutrisi selama 1000 HPK (Hari Pertama
Kehidupan). Menurut Arif Mujahidin, Corporate Affairs Director Danone Indonesia, bahwa pemenuhan
gizi ibu hamil sangat relevan, karena setiap manusia membutuhkan gizi apalagi
ibu hamil. Ciri makhluk hidup bereproduksi,
maka kehamilan ibu harus selalu dijaga, karena bayi tergantung dengan asupan dari
sang ibu.
“Ibu harus
menjaga kehamilan dan memenuhi gizi, agar bayi bisa tumbuh dengan baik selama
proses kehamilan,” ujar Arif.
Arif Mujjahidin-dokpri |
Pertemgahan September ini, Blogger dan Jurnalis
hadir dalam acara Bincang Gizi, sebuah forum diskusi rutin yang merupakan
bagian dari komitmen Danone Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang
pentingnya nutrisi pada tahapan-tahapan pentin kehidupan.
Khusus membahas kehamilan resiko tinggi, Danone
menggandeng narasumber kredibel, yaitu Dr.dr Ali Sungkar SpOG9K) dan Putu
Andini, M.Psi.,
-----
Data
Riskesdas 2018, 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia (kekurangan
darah), 1 dari 5 ibu hamil tercatat mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Sementara 1 dari 2 ibu hamil, mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014).
Dan lebih dari 50% ibu hamil mengalami kekurangan zat besi, zinc, kalsium serta
vitamin A & C (SEAFAST 2016).
Saya terkesan dengan analogi Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan,
bahwa benih tanaman yang dilempar sekedarnya ke tanah, atau benih yang sengaja
ditanam, keduanya punya kemungkinan sama, yaitu berpotensi tumbuh dan
berkembang. Tetapi, beda dengan benih yang sengaja ditanam. Benih ini
dipersiapkan, sehingga diperhatikan kecukupan air dan media tanam.
Dr. Ali Sungkar- dokpri |
Demikian pula dengan ibu hamil. Btw, saya kurang
setuju, kalau ada ibu hamil kemudian dia bilang kecolongan. Biasanya sih, si
ibu bilang hamil anak ketiga atau keempat. Tapi, maksudnya apa coba, masak hamil
kok kecolongan—hehehe.
Saya jadi kasihan dengan janin, kesannya dia hadir
karena tidak disengaja (kasarnya tidak diinginkan). Padahal, ayah dan ibunya
melakukan dengan penuh kesadaran kan.
Menurut dokter Ali, kehamilan yang dipersiapkan,
bisa menanggulangi terjadinya kehamilan 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
merupakan masa penting, yang mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang
buah hati di masa mendatang. Kehamilan beresiko
tinggi, kalau tidak ditangani dengan baik, berpotensi kurang bagus pada janin
di kandungan.
Setiap orangtua pasti tidak menginginkan, janin
tumbuh kurang sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur atau bayi dengan
stunting.
“cara penting penanganan kehamilan resiko tinggi
adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di
tiap tahapan,” jelas Dr Ali.
Menjaga nutrisi pada ibu hamil, berarti mencegah
kehamilan resiko tinggi seperti pre-eklampsia. Bagi ibu hamil dengan resiko
pre-eklampsia, perlu bijak memilih konsumsi makanan. Perbanyak konsumsi makanan dengan anti
oksidan (buah, sayur), cukup protein (zat pembangun organ tubuh si kecil).
“asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan
bermanfaat bagi si kecil secara jangka panjang, akan menurunkan resiko sejumlah
penyakit kronis di masa dewasa kelak, seperti hipertensi, diabetes, jantung dan
berbagai penyakit lainnya,” imbuh Dr. Ali.
So, kalau ada ibu hamil dan bilang kecolongan,
please ya, jangan begitulah—hehehe.
Kehamilan adalah milik Suami Istri
Saya sepakat, dengan yang disampaikan narsum Putu
Andini, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi, bahwa masa kehamilan istri
seharusnya juga menjadi masa kehamilan suami juga. So sweet, kalau melihat suami
berempati kepada istri sedang hamil. Bagi
saya, suami yang super keren, adalah suami yang menyediakan diri untuk
direpotkan istri sedang hamil.
Putu Andini -dokpri |
Menyoal perhatian suami, ternyata berpengaruh pada
kondisi psikologis istri. Ibu hamil normalpun, sebenarnya dihadapkan pada
tantangan stres (karena perubahan psikologis), apalagi ibu dengan kehamilan
resiko tinggi. “Kehamilan beresiko tinggi, tentunya bisa melipatgandakan tingkat
stres ibu dan memberikan dampak negatif pada ibu dan janin” ujar Putu Andini.
Bagaimana cara menanggulangi? Tidak lain adalah
support system, baik dari diri sendiri, suami, orang terdekat, teman dan
seterusnya. Suami bisa menunjukan support, dengan memperhatikan asupan gizi,
dengan terpenuhi zat penting bagi janin, niscaya bisa meminimalisir dampak
kehamilan resiko tinggi.
Nah, para suami, yuk mulai aware dengan kehamilan istri. Karena buah hati di janin belahan jiwa, adalah buah cinta suami dan istri tentunya. Semoga bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA