Home

14 Sep 2019

Citarasa Kerajinan Nusantara ada di "Kriyanusa 2019"

Kriyanusa 2019-dokpri

Yang dari luar Sumbar, ada yang tahu apa itu “Makan Bajamba.” Jujur, saya (dari Jawa) masih asing istilah ini, sampai akhirnya menemui ruangan yang disetting unik untuk acara adat. Makan Bajamba adalah acara makan, yang dilaksanakan pada acara adat Batagak Pangulu atau acara- acara alek gadang di Minangkabau.
Tradisi makan berempat mengelilingi satu piring besar, uniknya masing-masing bagian tidak boleh mengotori bagian lainnya. Jadi setiap orang menyuap bagian makanannya sendiri-sendiri, dan tidak boleh mencampuri bagian yang lain. Makan bajamba adalah simbol berbagi kesenangan tapi tidak boleh saling merugikan, kenikmatannya ada pada rasa kebersamaan dan diatur dalam satu tata tertib.

Saya menjumpai setting lokasi Makan Bajamba di gelaran #Kriyanusa2019, adalah pameran tahunan kerajinan terbesar yang diselenggarkan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), diselenggarakan pada 11-15 September 2019, di Balai Kartini Jakarta Selatan.

Kriyanusa 2019 mengangkat tema “Peningkatan Daya Saing Produk Kerajinan Melalui Pengembangan Kreatifitas & Kewirausahaan.” Dalam acara temu Netizen (9/9’19), Triana Rudiantara selaku Ketua bidang Promosi dan Publikasi Kriyanusa 2019, menyampaikan, bahwa gelaran Kriyanusa 2019 sebagai cara memberi ruang kepada para perajin Indonesia untuk memperkenalkan  produk unggulan hasil kerajinan daerah ke masyarakat lebih luas.

Sejumlah BUMN dan kementrian turut andil di Kriyanusa, dengan memfasilitasi binaannya. Terdapat 246 stand, terdiri dari 37 Stan Kementrian dan BUMN, 170 stand Dekranas, 25 stand individu, 8 stand mitra dan 6 stand asosiasi.
Selanjutnya, Triana Rudiantara melalui netizen, mengajak masyarakat datang ke Pameran Kriyanusa 2019, Dan untuk masuk arena pameran tidak dikenakan tiket alias gratis. Selain itu, produk ditawarkan juga original dan otentik, bukan produk yang dibuat secara massal.

------

Jumat, 13 September 2019, saya datang ke Kriyanusa, menyusuri stand demi stand, rasanya seperti menjelah daerah demi daerah di bumi Nusantara. Ruang Makan Bajamba, yang saya sampaikan di awal tulisan, berada di persis di depan pintu masuk arena – jadi sangat eye cacthing.
Terdiri dari 4 kursi yang berjajar lurus menghadap meja, kemudian berjajar berhadapan dengan empat kursi lain di seberang meja. Ada pemisah pada jajaran kursi kedua, mengingat tradisi ini untuk empat orang menghadap satu piring besar.

Warna merah marun dan warna keemasan, tampak mendominasi di setiap alat dan ornamen yang digunakan Makan Bajamba. Mulai dari kursi, meja, karpet, kemudian diberi latar papan berbentuk rumah gadang besar.
setting Makan Bajamba -dokpri

Kesan pertama saya tangkap, baru di Sumatera Barat saja sudah ada aneka tradisi yang belum tereskspos, bagaimana dengan daerah lainnya. Sungguh, betapa Indonesia adalah negeri yang kaya dengan aneka ragam budaya.

Bergeser sedikit ada stand dari Kementrian Koperasi dan UMKM, terdapat booth Batik Kartini, Prato, Vany Songket, Tas produksi Alra Makmur Cahaya Selaras, Indonesia kaya akan batik, kalau selama ini sependek pengetahuan saya, bahwa batik identik dengan jawa tengah saja ternyata salah.
Nyaris di setiap daerah punya batik khas, ada batik yang buatan Bogor, Banten, Jawa Timur, Bali, kalimatan, Dayak dan masih banyak batik dari daerah lainnya.

Kerajinan porselen dari Ngadirejo Boyolali, merupakan bagian dari kekayaan kerajinan bangsa ini. Home made keramic, menghadirkan procelen yang dibuat dengan tangan (tanpa mesin pencetak), sehingga setiap porcelen berbeda dan memiliki keunikan sendiri.
Jepara terkenal dengan ukiran, di Kriyanusa 2019 ada pengrajin ukiran dari Sukodono, Tahunan Jepara- Jawa Tengah. Mereka mempersembahkan meja kursi untuk indoor dan outdoor, cermin hias, lemari, buffet, meja dandan dan aneka furniture bisa dipilih sesuai selera.
stand i kriyanusa 2019-dokpri

Tidak hanya pameran kerajinan saja, di panggung utama, pengunjung bisa mengikuti acara-acara menarik. Setiap hari digelar fashion show, wokshop, pentas seni budaya, padu padan wastra Nusantara, serta live music.
Acara semakin komplit, ada arena food court yang menjajakan aneka masakan dari berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya saya datang kepagian (mengejar sholat Jumat), sehingga food court belum buka karena juga belum jam makan siang—hehehehe.

-------
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kominfo, Widodo Muktiyo -dokpri

Temu Netizen, adalah bentuk uluran tangan Kementrian Komunikasi dan Informatika, menggandeng warganet untuk menyosialisasikan KriyaNusa 2019. Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kominfo, Widodo Muktiyo, menyampaikan, bahwa  dukungan sosialisai melalui warganet ditujukan agar masyarakat mengetahui event yang akan mempertemukan perajin seluruh Nusantara.

Sementara Septriana Tangkary, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen IKP, menyampaiakan bahwa KriyaNusa sangat penting, sebagai bagian dari upaya memajukan produk kerajinan Indonesia utamanya UMKM dan mengangkat perekonomian rakyat.
Ki-ka : Yosh, Septriana Tangkary, Triana Rudiantara, Euis Saedah- dokpri

“Seberapa Indonesiakah kalian ?” tanya Kak Yozh Aditya pemandu acara Temu Netizen 2019. Saya yang ikut maju di panggung menjawab, kebetulan memakai baju luar lurik (Jawa Tengah), dirangkap baju kurung bahan kain songet (Palembang Sumsel), kemudian sepatu kulit dari Pengrajin kulit di Magetan.
Tiga teman lain juga maju, menjawab dengan versi masing-masing, ada yang membawa tas, kain batik, anting, gamis. Dan untuk keberanian menerima tantangan “seberapa Indonesia”, kami mendapat souvenir berupa uang elektronik.

Euis Saedah, Sekretaris Jenderal Dekranas, tak kalah Indonesia, mulai dari baju, syal, tas pinggang yang dipakai dibeli dan berasal dari perajian yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Satu tas unik, dihadiahkan kepada netizen yang berhasil menjawab tantangan.

Btw, mumpung masih ada dua hari lagi (hari ini dan besok), yuk buruan datang ke Kriyanusa 2019. Jangan salah alamat ya, di Balai Kartini Jalan Gatot Subroto Kav 37 Jakarta Selatan ya, biar nggak bingung carai di google map saja.


Semoga bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA