Saya
punya pengalaman, kombinasi menyenangkan
sekaligus memalukan. Yaitu ketika pengumuman pemenang lomba blog,
diselenggarakan brand buah ternama. SIngkat cerita, (alhamdulillah) nama saya nyantol
sebagai juara tiga.
Sesuai pengumuman di awal lomba, bahwa hadiah disediakan adalah buah sepertiga berat badan saya. Saat itu bobot saya berlebih (baca gemuk), bisa dibayangkan, berapa box buah
bisa dibawa pulang.
Dan pada saat penimbangan, saya masuk
di dalam timbangan besar, kemudian kotak di seberang diisi aneka buah
sampai saya terangkat.
Disaksikan banyak undangan, panitia memasukkan sekardus demi
sekardus buah ke dalam box mengimbangi bobot tubuh ini.
Satu box berisi
semangka besar, disusul melon, nanas, apel, pisang satu kardus
penuh, jambu dan seterusnya.
sampai kardus ketiga, kotak timbangan
tempat saya berdiri bergeming, menyusul box
keempat baru bergeser sedikit (pokoknya sedikiiiit banget), dianggap
belum memenuhi kuota takaran sebagai pemenang.
Tepuk tangan dan sorak sorai pengunjung mulai terdengar, entah menyemangati
entah meledek saya. “Tambah-Tambah-
Tambah - Tambah” suara itu serentek
Saya
senyum-senyum, bingung antara malu
atau senang, yang jelas perasaan ini campur aduk.
Panitia
menambah lagi beberapa buah ukuran super jumbo, dimasukkan dalam box
kelima. Jujur, saya berharap kotak kelima menjadi yang terakhir.
Harapan
saya terkabulkan, saat kotak mulai penuh timbangan
terangkat, sekaligus menyelamatkan saya dari malu berkepanjangan—hehehe.
-o0o-
Keceriaan
mendapat buah selesai, ketika saya terserang sakit dan
konsultasi dengan ahli nutrisi. Dari pemeriksaan, dokter dan ahli nutrisi menyarankan agar saya “DIET”.
Badan gemuk ini, berpotensi terserang penyakit ini dan itu, bisa
ditanggulangi dengan makan ini itu.
Dari sekian penjelasan, yang membuat “JLEB”
adalah potensi terjadi pelemakan pada organ penting. Tekad saya membulat, harus berubah
mumpung masih diberi kesehatan dan masih diberi waktu.
Pesan ahli nutrisi, adalah memperbanyak konsumsi buah dan sayuran jangan lupa olah raga.
Masa induksi tiga hari di awal, saya patuh hanya mengonsumsi buah
dan sayuran saja (tanpa nasi atau lauk). Setiap pagi jalan cepat sekitar satu
sampai dua kilometer, dilanjutkan dengan banyak minum air putih.
Tidak ada
teh manis apalagi kopi, tidak ada lagi minuman kemasan atau botol apalagi
softdrink. Camilan seperti snack apalagi gorengan disingkirkan, diganti dengan
buah dan sayuran.
Hari
pertama kepala klinyengan, tapi semangat tidak boleh terkalahkan. Setelah
hari ketiga, badan mulai agak enteng. Biasanya setelah jalan
cepat nafas ngos-ngosan, sekarang nafas mulai agak panjang.
Kalau
perut bunyi “kiruk-kriuk”, saya menyantap buah atau sayuran. Kemanapun pergi, tidak lupa membawa buah dan air putih di dalam tas. Begitu
seterusnya dengan ketekunan, perubahan mulai terlihat pada bagian pipi.
Dokumentasi pribadi |
Sebulan dua bulan diet berjalan, badan tidak lagi sering pusing dan masuk
angin. Kalau pengin makan nasi, saya mengambil dengan porsi kecil. Sesekali makan gorengan tapi sepotek dua potek, tetap diimbangi olah raga dan minum air putih.
Saya memilih pergi dengan kereta atau bus Trans jakarta, sebagai alasan agar banyak berjalan sehingga kalori
terbakar. Setelah
masuk bulan keempat atau kelima, mindset
mulai terbentuk.
Setiap acara prasmanan, saya menuju meja buah buahan sebelum makan utama, karena dikonsumsi setelah makan utama
pemicu perut kembung. Sampai
saat ini, saya masih berusaha menjaga konsistensi.
Diet buah
musti dijadikan gaya hidup, karena buah besar manfaatnya bagi tubuh. Tapi tetap jangan
lupa berolah raga, serta memperbanyak minum air putih. –Salam Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA