dokumentasi pribadi |
Saya
yakin, setiap orang pasti punya pengin punya bobot ideal. Pakai baju
apa saja enak dipandang, tidak kesulitan mencari ukuran pakaian. Kalau difoto, tidak perlu menahan nafas menutupi buncit di perut —hehe.
Kenyataannya, keinginan sering kali tidak sejalan dengan tindakan. Pola makan sehat dan benar tidak dijaga, gaya hidup kurang sehat tetap saja diterapkan.
Aneka gorengan menjadi santapan kegemaran, makanan manis manis tetap saja
disikat tanpa saring.
Masih bermalas-masalan bergerak, ogah membiasakan diri untuk rutin berolah raga.
Letak lapar bukan lagi di perut, tapi sudah pindah di hidung, mata, lidah dan
seterusnya.
Saat
bola mata melihat warna hijau cendol, langsung lapar mata, bergegas mengambil dan meneguk meski tidak haus.
Tidak peduli, meski cendol (misalnya) memakai pemanis buatan atau batu es
dari air mentah.
Ketika
melewati tukang makanan, “SENGGG” hidung mencium aroma harum makanan. Sontak
kaki berbelok arah, menuju sumber bau menggoda berasal.
Alhasil tangan mencomot makanan
ini dan itu yang berbau harum, meski sebelumnya perut
sudah diisi makanan.
Maksud
hati sih, sekedar incip-incip sedikit saja makanan baru. Tapi apa daya, ujung
lidah mencecap taste nikmat. Bermula dari incip seujung sendok, akhirnya
sekalian satu piring dihabiskan.
“Pengin
sih kurus, tapi kalo ada martabak gak tahan mau abisin sendiri”
“Gue
tuh kalo minggu pagi, maunya molor sampai siang”
“Mumpung
lagi di sini, makan saja sekenyangnya”
Begitu
seterusnya dan setersunya...
-----
dokumentasi pribadi |
Kadang, kita manusia butuh satu moment, yang bisa membalikkan
paradigma dan keadaan. Moment untuk memperkuat semangat, sekaligus mampu merubah segala alasan yang
membuat bimbang untuk hidup sehat.
Yes,
saya mendapati moment tersebut !
Suatu malam tubuh saya sakit saat digerakkan, akhirnya saya medatangi klinik untuk mendical chek up.
Saya masih
ingat, saat diUSG persis seperti ibu sedang hamil. Setelah itu selembar foto
diprint, dokter menjelaskan gambar hitam putih.
Dari
selembar foto, ditunjukkan bagaimana hati organ penting dalam tubuh ini hampir terjadi pelemakan.
Bayangkan, kalau hati diselimuti lemak, tandanya diri musti waspada. Indikasinya
sangat mudah, satu dari dua organ tersebut warnanya lebih putih.
Pikiran terpaut pada kalimat “pelemakan”, dokter menyarankan untuk merubah gaya hidup dan pola konsumsi
makanan.
kemudian sesi
konsultasi dengan ahli nutrisi, benar-benar memberi pencerahan kepada saya tentang asupan apa saja sebaiknya dikonsumsi.
Selepas keluar klinik, pikiran ini benderang, mana makanan jahat dan atau yang ramah bagi badan.
Bagiamana mengatur pola makan, sehingga bisa dicerna dengan baik.
“Saya
musti berubah”, bisik benak ini membulat.
Kunci utama di mindset !
Manusia ditasbihkan
sebagai makhluk mulia, karena memiliki akal pikiran yang bisa mengelola ego. Mahkluk lain tidak memiliki
akal, sehingga tidak bisa mengelola ego.
Otak adalah pusat yang mengatur atas diri, apabila disetting sedemikian rupa, maka pengaruh dari luar bisa ditanggulangi.
Ketika otak
diisi informasi yang membangkitkan semangat, maka semua kendala akan diterjang.
Olah
raga di pagi hari, adalah pekerjaan berat bagi pemalas. Udara
pagi sedang dingin lebih enak mendekap selimut tebal.
Menahan konsumsi
makanan kesukaan, tentu butuh perjuangan melawan diri sendiri. Cake dengan
lumeran cokelat di atasnya, siapa tak tergoda segera memasukkan ke dalam
lambung.
Tapi
kalau otak disetting tentang “BIG GOAL” (yaoyu badan sehat), maka apapun pasti akan dijabani.
Kesehatan lebih utama, dibandingkan hanya menikmati
kesenangan sesaat. Berpikir jauh kedepan, akan melunturkan segenap beban yang
terlihat berat.
Olah
raga memang melelahkan, tapi hasilnya sangat mendukung kesehatan. Selektif
makan ini dan itu memang tidak mudah, namun penyakit sumber kesulitan. Mustilah
dihunjamkan di benak, bahwa pikiran akan membentuk diri sendiri.
Diet
adalah merubah mindset, akan mempengaruhi sikap seseorang. Dalam memilih
makanan yang masuk lambung, memilih kegiatan yang menguntungkan tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA