penandatanganan Perangko 4 Pilar MPR, oleh Ikhsan Baidirus dan Ma'ruf Cahyono -dokpri |
Kita mungkin, sering sekali mendengar 4 Pilar MPR,
meskipun (bisa jadi) belum terlalu mengenal dan memahami lebih dalam apa saja isinya.
Bagaimana jadinya, kalau 4 Pilar MPR ditampilkan dan dibingkai dalam sekeping Perangko. Waaw, pasti keren, bisa menjadi alat edukasi untuk
masyarakat awam.
Generasi 80-an, pasti tidak asing dengan perangko.
Saking akrabnya, pernah ada iklan televisi, berkisah tentang pasangan dimabuk
asmara, kemudian ada narasi “kemana-mana lengket kayak perangko”
Maka kalau 4 Pilar MPR ditampilkan di Perangko,
bisa-bisa lengket dengan penggunanya dan akan tertanam di alam bawah sadar.
Apapun kalau sudah lengket, tentu akan memiliki makna dan peran besar bagi
orang tesebut.
Saya masih ingat, dulu menjelang lepas SMA, lumayan
giat mengirim surat ke beberapa Perguruan Tinggi dan sekolah tinggi, untuk minta
informasi hal terkait pendaftaran.
Dalam sehari saya langsung mengirim beberapa surat
sekaligus, selang sekian hari kemudian barulah diterima balasannya.
Selain
mendapat informasi tentang Perguruan Tinggi, sayapun punya kebiasaan baru
yaitu mengumpulkan perangko.
Perangko tertempel di amplop, dibuka pelan-pelan dan ekstra hati-hati, supaya tidak sobek sehingga kondisi perangko masih
bagus.
Tapi, Saya sekedar mengumpulkan perangko, tidak
berlanjut sebagai kolektor sejati, koleksi saya sedikit hanya beberapa
puluh saja.
Sehingga saya belum merasakan, keasyikan menjadi
kolektor perangko, belum bisa menelisik lebih dalam keseruan dibalik sekeping
perangko.
Maka saya salut dan kagum, pada fillatelis yang tekun, rajin dan ulet berburu perangko.
Ketika hadir di peluncuran perangko "4 Pilar MPR", baru saya sadar ternyata di balik perangko memiliki makna luar biasa.
Maka saya salut dan kagum, pada fillatelis yang tekun, rajin dan ulet berburu perangko.
Ketika hadir di peluncuran perangko "4 Pilar MPR", baru saya sadar ternyata di balik perangko memiliki makna luar biasa.
koleksi Perangko 4 Pilar MPR -dokpri |
------
Jumat 29/3’19, di ruang delegasi, lantai 2
Nusantara V , Gedung DPR MPR ada yang berbeda, tampak ramai tamu undangan, fillatelis,
jurnalist dan blogger.
Pada sore itu, akan dilangsungkan peluncuran
Perangko seri 4 Pilar MPR, yang juga dihadiri para pejabat terkait.
Perangko, di masa lalu sebagai alat bayar (yaitu
sebagai ongkos ganti kirim surat), dari selembar kecil tersebut punya makna
sangat dalam.
Perangko bisa menjadi duta bangsa ke seluruh dunia,
akan berbicara banyak hal tentang kehebatan intelektual, kekayaan alam, kematangan
berdomokrasi dan sebagainya.
“sampai saat ini perangko masih dijadikan souvenir
untuk persembahan antar bangsa,” jelas Ikhsan
Baidirus, Direktur Pos Ditjend PPI Kementrian
Kominfo dalam sambutannya
Menurut Ikhsan, Perangko sangat bermakna dan
mempunyai kekuatan cukup strategis, sebagai barang yang colactable, tidak hanya
diminati oleh kelompok tertentu, tetapi bisa ada ditangan siapapun yang
meminati Indonesia.
Untuk bisa tampil di atas sekeping perangko, harus melalui rapat dari Pokjanas terdiri dari Budayawan, Ilmuwan, Seniman, Design
artistik dan lintas profesi yang diakui keahliannya.
Maka kalau 4 Pilar MPR terpilih ditampilkan di atas
perangko, artinya sudah melalui pertimbangan yang sangat matang.
Apa saja sih 4 Pilar MPR itu?
Pancasila
, sebagai dasar dan ideologi negara
UUD 1945
, sebagai konstitusi negara
Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebagai bentuk negara
Bhinneka
Tunggal Ika, sebagai semboyan negara
Sekretaris Jendral MPR RI, Dr. Ma’ruf Cahyono, SH,
MH dalam sambutannya, menyampaikan kebanggaan ditetapkannya 4 Pilar MPR sebagai seri perangko. Hal ini sebagai salah satu upaya atau metode, untuk membumikan
4 Pilar MPR.
Bapak Ma'ruf Cahyono - dokpri |
“Perangko
akan memunculkan performa secara langsung dalam kehidupan,” jelas Ma’ruf
Saya membayangkan, betapa hebatnya efek ditimbulkan dari sekeping
perangko, yaitu mampu bercerita tentang sebuah konstitusi NKRI.
Saya sepakat, sampai kapanpun, perangko tidak akan punah, bisa menjadi
salah satu prasasti dan tetap hadir di tengah masyarakat dan menyampaikan pesan beragam pesan tentang Bangsa dan Negara.
Apakah suatu saat ada perangko digital? Hmmm.
BalasHapusPak AGung sering surat2an dulu pake prangko??? PIye rasane pak agung? Saya sekali kirim surat beneran dan tempel prangko. waktu itu random kirim surat ke siapa aja. ternyata rasanya seru juga ya. kirim surat begitu,
BalasHapusJadi ingat zaman dulu suka kirim-kiriman surat. Sampai hobi banget mengoleksi perangko :D
BalasHapusAku jadi bertanya-tanya, sekarang perangko sendiri masih dipakai untuk kirim surat atau engga mas? Udah lama ga ngirim surarbke kantor pos soalnya.
BalasHapusPingin beli banyak-banyak yang Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan negara itu deh. Supaya orang Indonesia makin banyak yang sadar kalau kita itu beragam, jadi ga bisa asal mau-maunya aja.
BalasHapusAku urung ikut nih minggu lalu ke MPR karena keluar kota, next ikut akh kalau ada kesempatan lagi. Btw koleksi perangko aku entah kemana nih
BalasHapusDulu aku koleksi nih mas dari luar negeri dan dalam negeri tapi sekarang entah kemana
BalasHapus