MRT di Stasiun Lebak Bulus -dokpri |
Yeaay, setelah ditunggu-tungu, akhirnya saya bisa merasakan
naik MRT di Jakarta, untuk rute Lebak Bulus - Bundaran HI (P-P).
Saya cukup exited,
mengingat kehadiran Moda Raya Terpadu (atau Mass Rapit Trans) sudah digaungkan
sejak lama dan diyakini menjadi solusi kemacetan.
Kali pertama pengalaman naik MRT, justru saya
rasakan di Kuala Lumpur melalui stasiun bukit bintang menuju KLCC.
Maka ketika membaca, mendengar dan melihat bahwa MRT
segera hadir di Jakarta, saya termasuk orang yang antusias dan tak sabar menanti
terwujudnya MRT di Ibukota.
Ketika masa ujicoba dibuka, saya segera mendaftar
via online, mengambil rute keberangkatan dari Lebak Bulus, mengingat stasiun
ini paling dekat dari tempat tinggal.
Sembari membatin, smoga untuk perencanaan
selanjutnya, sebaiknya disediakan bus pengumpan dari titik keramaian menuju
stasiun MRT.
-----
Oke, akhirnya saya sampai di Stasiun Lebak Bulus,
motor saya parkir di pusat perbelanjaan terdekat (nah penyediaan tempat parkir juga
menjadi PR buat pengelola)
Layaknya seorang mendapat suprise, memasuki terminal MRT Lebak Bulus saya benar-benar dibuat
terkagum-kagum.
Siap siap naik MRT |
dokpri |
“Modern dan berkelas” kesan pertama saya tangkap.
Saya sangat menikmati fasilitas serba baru, tangga
escalator dari beberapa pintu masuk, permukaan lantai mengkilap, kaca-kaca
bersih, ruangan nyaman, semua sedap dipandang mata.
Petugas tersebar di setiap sudut ruangan, menyambut
ramah, memberi informasi yang sangat membantu para calon penumpang.
O’ya, sampai sekarang saya adalah pengguna transportasi
publik (commuter line atau Bus
TransJakarta), kehadiran MRT tentu sangat menguntungkan.
Saya (dan tentu pengguna lainya) kini punya pilihan
moda transportasi, tinggal mempertimbangkan jarak, waktu dan lokasi tujuan bepergian.
Kalau saya bepergian ke daerah Jakarta Pusat, MRT
benar-benar sangat efektif dalam memangkas waktu tempuh.
“Belum juga sempat tidur, ee udah sampai” celetuk
penumpang sebelah saya.
di dalam MRT -dokpri |
Bayangkan, naik MRT rute Lebak Bulus - Bundaran HI
hanya memerlukan (sekitar) 30 menit waktu tempuh.
Lumayan hemat waktu, dibandingkan kalau naik Bus
TransJakarta, pengalaman saya butuh satu setengah jam dengan tujuan sama (dari
Ciputat)
Sepanjang perjalanan dengan MRT, penumpang terbebas
dari gerah, pendingin ruangan bekerja sangat optimal (mungkin karena masih baru
ya)
Terbebas dari simpul kemacetan, tak perlu berhenti
karena melintasi lampu lalu lintas, tak perlu bersinggungan dengan kendaraan
lain.
Dari Lebak Bulus, MRT berhenti di beberapa stasiun,
Fatmawati, Cipete Raya, Hj Nawi, Blok A, Blok M, Asean, Senayan, Istora, BenHil,
Setiabudi, Dukuh Atas dan Bundaran HI.
Banyaknya stasiun disedakan, sangat memudahkan
penumpang, naik MRT melalui stasiun terdekat dengan tempat tinggal.
Statsiun Lebak Bulis -dokpri |
Stasiun Lebak Bulus sampai Asean, kita bisa
menikmati pemandangan Jakarta dari atas, sembari berfoto dan upload di medsos
Siap-siap saja signal handphone hilang, ketika MRT
berada di stasiun bawah tanah (dari Istora sampai Bundaran HI).
Stasiun Bundaran HI-dokpri |
So Far, saya beri acungan empat jempol, atas upaya
dan kerja keras pemerintah, demi mengurai kemacetan yang ada di ibukota.
Kerja nyata ini perlu diapresiasi, dengan cara
masyarakat ikut memanfaatkan fasilitas publik agar berdaya guna.
Selamat buat warga ibukota dan kota penyangga,
semoga MRT bisa menjadi solusi.
Agree mbak, emang, ini berkelas banget, apalagi kalau sepanjang perjalanan di Jkt kita bsa merasa free dari gerah...Btw, thanks info nya
BalasHapusSepakat mbak :)
HapusHi there colleagues, how is the whole thing, and what you
BalasHapuswish for to say about this paragraph, in my view its really remarkable in support of me.
I hope so
HapusAppreciating the time and effort you put into your blog and detailed
BalasHapusinformation you provide. It's nice to come across a blog every once in a while that isn't the
same outdated rehashed material. Excellent read! I've saved your site
and I'm adding your RSS feeds to my Google account.
Thank u, maybe usefull
Hapus