sumber godoc.com |
Siapapun anda, saya yakin pasti pernah sakit kan.
Namanya sakit, pastilah tidak enak, tubuh lemas tidak leluasa bergerak.
Sakit, membuat kondisi badan tidak nyaman, mengonsumsi
makanan kegemaran tidak nikmat, seenak apapun makanan sampai di ujung lidah berubah
menjadi pahit.
Tidur tidak nyenyak, duduk tidak jenak, maunya berbaring
saja di ranjang, mondar mandir di seputaran rumah, kaki berat melangkah kepala
penat, pokoknya semua serba salah.
Kalau sudah begini baru deh sadar, penyebab sakit (sebenarnya)
adalah diri kita sendiri, mungkin sewaktu sehat, kurang kontrol asupan dan pola
hidup.
Sehat kadang melenakan, makan minum tanpa pilih dan
pilah, asal suka langsung saja masuk lambung tanpa disaring.
Sehat kadang membuat tidak peduli, apakah makanan sedang
dikonsumsi baik atau tidak dampaknya untuk kesehatan.
Memang, kita manusia sering dibuat penasaran, tidak
bisa dilarang sama sekali, menurut saya sih tidak masalah, makan ini dan itu
seperlunya tidak berlebih.
Sesekali menikmati makanan mengandung gula, garam,
tepung, okelah, tetapi musti diimbangi dengan asupan kaya serat yang justru
lebih sering.
-----
Artikel ini mengisahkan pengalaman pribadi, adalah kisah
saya yang tergolong ‘jahiliyah’ menjaga kesehatan tubuh sendiri.
Dua setengah tahun lalu, masih bebas makan minum
tanpa saring, asal di lidah terasa enak dan suka langsung ketagihan dan nyaris
tiap hari mengonsumsi.
Kebiasaan konsumsi makanan kurang sehat ini, masih diperparah
dengan jarang beraktivitas fisik, lebih suka berlama-lama duduk dan kurang suka
berjalan.
Saking malasnya begerak, lari sedikit saja (misalnya
menghindari gerimis), nafas langsung ngos-ngosan dan badan gampang capek.
dokumentasi pribadi |
Akibat kebiasaan ini, dalam waktu cepat, bobot
badan saya meningkat setara dengan beras nyaris satu kwintal, perut bagian depan menonjol tak bisa dihindarkan.
Dan sebagus apapun pakaian dikenakan, menjadi tidak
total keren, pasalnya tidak lagi sanggup menyembunyikan buncitnya.
Apakah badan
saya sehat? Silakan anda jawab sendiri.
Seminggu dua minggu sekali, saya rutin minta dikeroki,
kecapekan sedikit saja, gampang banget saya terserang masuk angin.
Saya sudah hapal kebiasaan badan gendut ini, kalau
pulang terlalu larut dan naik motor terkena angin malam, selanjutnya kepala
pusing pengin badan dibaluri balsem.
Hingga saya tiba pada satu titik, tubuh ini seperti
protes keras dengan kebiasaan buruk tuannya, karena merasa diperlakukan
‘semena-mena’ pemakainya.
Juni 2016, 03.00
(dini hari), Saya punya kebiasaan bangun sebelum
subuh, mengisi waktu dengan membuka laptop menulis dan kegiatan lainnya.
Tiba-tiba pagi itu ada yang ganjil, mendadak saya
tidak bisa bangkit, sedikit saja bergerak badan rasanya sakit luar biasa dan tubuh
kaku.
Darah seperti tersumbat dan beku, saya terus pijat leher
bagian belakang seupaya nyaman, tapi rasa ngilu di sekujur tubuh tak kunjung
hilang.
Saya benar-benar ngeri membayangkan kejadian itu,
rasanya kapok sekapoknya, ingin segera berubah dan memperbaiki diri.
Untung suara ini masih bisa keluar, saya beteriak
berusaha memanggil istri dan si sulung, minta tolong dibantu bangkit dari
ranjang.
Anak dan ibu dengan susah payah menarik dua tangan ini,
sampai saya benar-benar bisa duduk dan diturunkan dari ranjang.
Aduh, sakit sekali !! Tulang seperti mau rontok, kemudian susah payah saya berdiri,
berusaha agar sirkulasi darah mengalir dengan lancar.
Tertatih dan setengah memaksa, dua kaki ini
mengayun, sekitar lima sepuluh menit mengitari ruangan tengah, perlahan badan
mulai enteng dan darah terasa mengalir.
Saya sangat bersyukur, masih diberi kesempatan
pulih. Sejak peristiwa memilukan, tumbuh semangat kuat untuk berubah.
Saya konsultasi dokter, melakukan serangkaian medical check up dan didiagnosa
terserang penyakit ini dan itu.
Dan kunci untuk mengatasi keadaan, saya musti
BERUBAH, sejak saat itu, saya bertekad rajin olah raga dan konsumsi makanan
sehat.
Tak bisa disangkal, tubuh sehat adalah harta tak
ternilai, menjadi modal dan kunci bebas beraktivitas dan berkarya lebih giat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA