suasana di sebuah rumah sakit -dokpri |
Kamar berdinding putih ukuran 4x5 meter hening, menebarkan
aroma khas obat-obatan. Sesekali terdengar suara obrolan dari luar, namun tidak
terlalu jelas apa yang dibicarakan.
Pagi itu saya bergantian dengan kakak ipar, bertugas
menjaga ayah mertua sedang opname, akibat terkena serangan stroke ringan
Ayah yang dalam keseharian aktif,
tiba-tiba tidak bebas bergerak, karena separuh badan (bagian kanan) tidak
bisa digerakkan.
Air muka tak bersemangat tampak jelas, garis di
wajah menyiratkan keputusasaan, lebih banyak murung tidak terlalu merespon
kehadiran kami.
Dilansir dari World Health Organization (WHO), Penyakit
Tidak Menular (PTM) menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia
(sebesar 73%)
Stroke ringan yang menyerang ayah mertua saya,
masuk kategori PTM (termasuk kanker, ginjal kronis, hipertensi, diabetes dan
lain sebagainya).
Pengalaman mendampingi berobat PTM, menyadarkan
saya bahwa, “Sehat itu Mahal, tetapi
sakit lebih mahal,” ujar Dr Vito Anggarino Damay, SpJP(K) M.Kes, FIHA,
FICA.
Pernyataan Dr Vito, mencerahkan saya, selalu bersyukur atas kesehatan yang melekat di badan, bertekad menjaga sebaik-baiknya.
Dampak PTM berpotensi mengganggu masalah
keuangan penderita dan keluarganya, karena biaya berobat tidak sedikit nilainya.
Mumpung masih sehat, tidak ada salahnya kita memproteksi
diri, agar tidak terdampak kesulitan keuangan apabila (semoga tidak ya) sakit.
Mengenal
PRUCritical Benefit 88
Saya yakin, kalian pasti sudah familiar dengan Prudential Indonesia. Perusahaan
asuransi yang dikaitkan dengan investasi (unit link) pertama pada tahun 1999,
dan menjadi pemimpin pasar di produk tersebut.
Prudential Indonesia juga mendirikan Unit Usaha
Syariah (2007), dipercaya sebagai pemimpin pasar asuransi syariah sejak didirikan
di Indonesia.
(ki-ka) Vito Anggarino Damay, Jen, Reisch, Himawan Purnama- dokpri |
Memasuki 2019, Prudential Indonesia meluncurkan
produk PRUCritical Benefit 88,
untuk melindungi pasien dan keluarganya dari dampak keuangan akibat penyakit
kritis.
Bertempat di bilangan Jakarta Selatan, Jurnalis dan
Blogger diundang menjadi saksi peluncuran produk istimewa dengan benefit
istimewa ini.
Dalam sambutannya, Jens Reisch, Presiden Direktur Prudential Indonesia menyampaikan,
bahwa melawan penyakit
kritis menguras fisik dan emosi pasien dan keluarga, hal ini tentu
berdampak pada perencanaan keuangan. PRUCritical Benefit 88, membantu
memberikan ketenangan pikiran nasabah dan keluarga, karena bisa memanfaatkan
uang perlindungan, untuk membiayai pengobatan di rumah sakit, serta mengatasi
biaya hidup.
“Produk ini
melengkapi portfolio solusi kesehatan dan proteksi Prudential, karena kami
terus melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah,” ujar Jens Reisch.
Saya sepakat dengan pernyataan, “Mengatasi penyakit kritis menguras fisik dan emosi”. Kondisi ini pernah kami rasakan, yaitu kami mendengar kabar gembira dengan kondisi ayah yang membaik, tapi satu dua jam berikutnya kondisinya drop dan membuat kami panik.
Pada kesempatan yang sama, Himawan Purnama, selaku Product Development Prudential Indonesia, memperkenalkan slogan ‘Proteksi Terjamin, Uang Pasti Kembali’ Masih menurut Himawan, PRUCritical Benefit 88 menawarkan beragam manfaat.
Proteksi Terjamin
- Perlindungan komprehensif untuk meninggal atau 61 kondisi kritis tahap akhir, tanpa periode masa bertahan hidup (survival period)
- 19% uang pertanggungan (UP) untuk angioplasty tanpa mengurangi UP Benefit BB maksimal Rp.200.000.000,-
- 200% tambahan UP akan dibayarkan jika tertanggung meninggal karena kecelakaan sebelum usia 70 tahun.
- Perlindungan sampai usia 88 tahun dengann jangka waktu pembayaran premi yang dapat dipilih yakni selama 5, 10, 15 tahun atau premi tunggal
Uang Pasti Kembali
- 100% Uang Pertanggungan (UP) akan dibayarkan bila tertanggung masih hidup dan polis masih aktif sampai usia 88 tahun; atau
- Jaminan manfaat 100% pengemablian premi pada tahun polis ke-20, jika nasabah memilih pengemablian premi, maka polis berakhir.
“Kehadiran PRUCritical Benefit 88 sejalan dengan
komitmen brand naru Prudential yaitu “Listening, Understanding, Delivering” serta focus
“We Do Health” imbuh Jens.
---0OO0---
Tidak sampai tiga minggu opname, ayah mertua diijinkan pulang. Semula langkahnya memang agak susah, lama-lama bisa
berjalan seperti sediakala.
Kami senang melihat perkembangan ayah, memberi
perhatian lebih, jalanin bareng dalam memilih dan memilah bahan asupan.
Acara launching PRUCritical Benefit 88 - Ko Timo |
Dan pada acara launching PRUCritical Benefit 88,
saya mendapat pencerahan dari Dr Vito, tentang cara mendistrak pikiran agar
tidak kalap makan.
- Menikmati makanan dengan menguyah sampai halus, dengan begitu akan mudah merasa kenyang dan berhenti melahap makanan
- Sebelum makan, minum air putih dulu denga begitu lambung terasa segar dan cepat kenyang.
- Dahulukan juga makanan yang manis-manis seperti buah (yang mengandung banyak air)
Kunci sehat adalah pikiran, kalau kita bisa
mengelola pikiran, maka apa yang kita makan, gaya hidup yang kita terapkan
berorientasi pada tubuh sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA