Kehadiran teknologi memang tidak bisa disangkalkan,
membawa dampak (nyaris) pada seluruh sendi kehidupan.
Mulai dari bergesernya cara belanja, kemudian pola
interaksi dan komunikasi, memilih hiburan, transportasi dan lain sebagainya.
Tapi belakangan ada satu yang sempat heboh, bahkan terjadi
silang pendapat, yaitu dengan hadirnya Fintech (Financial Technology).
Jujur, saya pribadi, belum terlalu paham mengenai Fintech. Sampai saya hadir di event “Blogger X Finctech Day”, yang diadakan
di kawasan BSD, membuka pengetahuan baru tentang Fintech.
Sunu
Widyatmoko, Wakil Ketua APFI & CEO Dompet Kilat, dalam sambutannya dihadapan blogger menyampaikan, Fintech
hadir, untuk memperkuat institusi keuangan. Esensi fintech adalah platform,
jadi tidak head to head dengan Perbankan
atau lembaga keuangan lainnya.
Fintech, adalah platform yang mempertemukan pemilik
uang, dengan orang yang membutuhkan uang secara langsung.
Keputusan terjadi atau tidak pemberian pinjaman,
adalah kesepakatan kedua belah pihak. Sementara Platform menjembatani keduanya,
termasuk membantu dalam penagihan.
“Fintech
ibarat biro jodoh,” jelas Sunu.
Fintech membantu, untuk melakukan verifikasi sekaligus
memberi informasi selengkap mungkin, tentang performa calon peminjam dana.
Verifikasi meliputi, prediksi atas kemampuan peminjam
untuk mengembalikan pinjaman, melalui metode skoring berdasarkan track record digital.
“Apa maksud
track record digital ?” tanya seorang Blogger.
Contoh paling simple, dari kebiasaan pengisian
pulsa nomor handphone. apakah memakai pra bayar atau pasca bayar, besaran
pemakaian pulsa bulanan, intensitas pemakaian transaksi digital, bisa menjadi
cerminan dari orang tersebut.
Orang dengan rekam jejak digital keuangan yang baik,
(meski belum memiliki dokumen persyaratan) akan mendapat kemudahan peminjaman
keuangan melalui Fintech.
Fintech, menyasar market yang selama ini belum atau
tidak terjangkau optimal oleh institusi keuangan konvensional, dengan tiga
kategori produk : Kredit Produktif, Produk Syariah dan Multiguna).
Sepanjang sembilan bulan (Januari – September 2018)
kinerja Fintech, mengalami pertumbuhan hingga 440% dengan total dana 11,8
Trilliun.
Dari sisi total debitur, jumlah mencapai 2,6 juta
orang, sedangkan jumlah pemberi pinjaman di angka 130 orang ( asumsinya 1 orang
memberi pinjaman kepada 20 orang).
Indonesia dengan 60 juta populasi orang dewasa,
mereka memiliki handphone tetapi belum memiliki akses perbankan.
Menjadi pasar yang cukup besar, untuk kemungkinan
bertumbuhnya Fintech menjadi lebih berkembang dan berkembang lagi.
Beberapa produk fintech ada yang mengkhususkan, pada
unit market mahasiswa, ada yang khusus DP rumah, menyasar nelayan, ada yang khusus
petani rumput laut dan seterusnya.
Kehadiran fintech, dapat memberikan kesempatan
masyarakat, mengembangkan usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui
digital ekonomi.
Tantangan terbesar fintech saat ini, adalah
literasi keuangan, karena banyak calon peminjan belum terlalu aware dengan komunikasi
elettronik.
Hal ini bisa menjadi celah, satu orang bisa
meminjam melalui beberapa platform fintech, seharusnya satu orang yang sudah
pinjam dana, belum bisa pinjam sebelum menyelesaikan kewajiban.
Edukasi fintech juga menjadi tantangan, agar
masyarakat mengenali, mana fintech yang legal mana yang illegal. OJK telah merilis
daftar perusahaan fintech, yang bisa dijadikan acuan atau rujukan masyarakat.
Support pemerintah sangat diperlukan, salah satunya
dimudahkan akses fintech terhadap dukcapil seperti lembaga keuangan
konvensional pada umumnya.
***
Sepanjang acara Blogger X Fintech Day berlangsung,
saya melihat aneka booth yang menyambut blogger menuntaskan penasaran.
Seperti UangMe,
produknya menjanjikan kemudahan proses pengajuan, melindungi privasi, dengan
metode pembayaran mudah dan tersedia customer service 7 x 24 jam.
Sementara bagi pemberi pinjaman melalui UangMe, berlaku
ketentuan tanpa minimum deposit dengan minimum pendanaan Rp.100ribu.
Bagi masyarakat yang butuh modal untuk online
merchant, bisa mencari tahu pada produk “Taralite”, menyediakan pinjaman online
dengan mudah, cepat tanpa ribet.
Taralite menyediakan layanan, dengan proses
pencarian 3 - 5 hari, dengan bunga terjangkau (0,99%) dan mengcover seluruh daerah
di Indonesia.
Sedangkan Aktivaku, produk fintech yang
mengkhususkan diri berkaitan dengan property, yaitu mempertemukan pemilik
property (pribadi maupun entitas) yang membutuhkan dana di luar sistem
perbankan.
Melalui Aktivaku, pemilik property bisa mengajukan pinjaman
dengan proses cepat dengan bunga terjangkau.
Setiap orang bisa berinvestasi dengan aman,
mendapat fasilitas pendanaan untuk pembelian property yang sesuai keinginan.
Masih ada beberapa booth lain, yang memiliki aturan
main masing-masing, dengan unit market yang lebih spesifik.
Memang, kita tidak bisa menutup mata pada
perkembangan teknologi, agar kita tidak ketinggalan jaman yang terus menderap
dengan perkasanya. Termasuk dengan Fintech, yang kehadirannya (mau tidak mau)
related dengan tehnologi itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA