Illustrasi - dokumentasi pribadi |
Saya pernah bergabung, dalam sebuah kelas
menggambar bersama Dik Doank di Kandang Jurang Doank Ciputat- Tangsel.
Om Ganteng (sapaan akrab Dik Doank) terbilang jago
melukis, hasil karyanya diperlihatkan kepada peserta kelas menggambar kala itu.
Sebuah sketsa gambar rumah, dengan halaman luas dan
pernak-pernik, mirip rumah yang ditempati Dik Doank bersama keluarga.
Menurut pengakuan presenter bola ini, lukisan
tersebut digambar jauh sebelum membeli tanah dan membangun rumah diatasnya.
Ketika jalan rejeki terbuka, akhirnya lukisan rumah
di atas selembar kertas putih diwujudkan menjadi rumah dalam wujud nyata.
“Melukis itu seperti berdoa,” ujar Om Ganteng
Pada sore itu, kami duduk lesehan di tanah lapang beralas
rumput, yang berada di depan rumah Om Dik Doang.
Setiap peserta dipersilakan menggambar sesuka hati, dengan
ujung pensil menggoreskan apa yang ada dibenak masing-masing.
Pertengahan Juli 2015
Saya membaca pengumuman blog competition, diselenggarakan sebuah maskapai penerbangan yang
terkenal on time dengan layanan berkualitas
di Indonesia.
Tema diangkat untuk lomba menulis kala itu, adalah destinasi
wisata di Indonesia yang ingin dikunjungi oleh peserta lomba.
Hadiahnya disediakan penyelenggara cukup menggiurkan,
adalah tiket pesawat P-P dengan rute perjalanan sesuai keinginan pemenang.
Tidak hanya tiket pesawat, tetapi ditambah
akomodasi dan transportasi selama berada di destinasi tujuan—coba, siapa yang
tidak pengin ikutan.
Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan, segera mencari
ide kemudian mengumpulkan stok gambar yang sesuai dengan tulisan.
Meski untuk keperluan tersebut, saya musti
menelusuri satu persatu folder lama, yang didalamnya tersimpan gambar diinginkan.
Pada saat ke Medan -dokpri |
Kebetulan saya pernah (beberapa kali) berkunjung ke Medan, namun waktu tersedia cukup
terbatas (dua hari satu malam) hanya untuk urusan pekerjaan.
Sepanjang waktu di Medan habis untuk meeting, baru
bisa sekedar jalan-jalan keliling kota ketika hari mulai menjelang malam.
Saya memaklumi, mengapa tidak leluasa menikmati kota Medan,
karena tujuan utama kepergian memang untuk bekerja.
Namun saya tetap memendam harap, pada suatu hari bisa datang (bagaimanapun cara) untuk mengunjungi lokasi wisata terkenal di daerah Sumatera Utara.
Oke, akhirnya saya menemukan ide, kemudian
menuangkan dalam bentuk tulisan dan menayangkan di blog pribadi sebelum deadline.
Singkat kata pengumuman pemenang tiba (dikirim via
email), ternyata dewi fortuna belum
berpihak. Nama saya tidak tercantum di daftar pemenang, bahkan untuk kategori hadiah
hiburan sekalipun.
Sempat sih ada perasaan kecewa, tapi karena ini bukan kekalahan kali pertama (dalam lomba menulis), dengan cepat bisa saya tepis.
Seperti halnya teman blogger lain, saya kembali
menulis seperti biasa, mencoba lagi dan lagi ikut kompetisi menulis dengan tema
berbeda.
Kalah dan menang dalam kompetisi adalah hal yang
sangat wajar, tetapi ada hal yang lebih penting dari sekedar hasil, yaitu
mempersembahkan yang terbaik sesuai kemampuan.
- Saya ingat petuah Gus Dur, “Berusahalah mencapai harapan dengan sekuat tenaga, sunah yang menyertai (biasanya) adalah keberhasilan. Kalau kita sudah berusaha dengan keras, ternyata masih belum berhasil, berarti ada orang lain yang berusaha lebih keras.”
Awal
November 2018
Sebuah pesan masuk dari nomor teman yang saya kenal dengan baik, berisi
tawaran pekerjaan ke luar kota.
Sontak batin saya bersorak, seperti mendapat durian runtuh. Tiga hari dua malam, saya akan melewatkan waktu di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.
Sontak batin saya bersorak, seperti mendapat durian runtuh. Tiga hari dua malam, saya akan melewatkan waktu di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.
Dengan penuh suka cita saya menyanggupi tawaran pekerjaan, tentu akan menjadi pengalaman tidak terlupakan.
foto dengan latar Danau Toba- koleksi pribadi |
-0o0-
Sejak pesawat mendarat di Bandara Siborong-borong
Tapanuli Utara, tidak henti-hentinya saya mengucap syukur.
Seperti sebuah harapan yang dibayar lunas, bahkan
ketika saya sudah tidak lagi memikirkan harapan tersebut.
Pasalnya, saat lomba menulis yang diadakan
maskapai ternama beberapa tahun silam, saya menuliskan keinginan untuk menginjakkan kaki di daerah Danau
Toba (tulisannya di SINI).
Artikel yang saya tulis pada tahun 2015, tanpa
saya sadari rupanya menjadi doa yang terpendam di alam bawah sadar.
Seketika itu, saya teringat kelas menggambar bersama Dik Doank. Bahwa tulisan layaknya lukisan, bisa menjelma menjadi sebuah doa.
Seketika itu, saya teringat kelas menggambar bersama Dik Doank. Bahwa tulisan layaknya lukisan, bisa menjelma menjadi sebuah doa.
Kekaguman pada Danau Toba tak berkesudahan, sejauh mata memandang hanya mendapati panorama menakjubkan.
Saya merasakan anugerah pemilik kehidupan, kepada setiap hamba-Nya yang memendam harap.
Saya merasakan anugerah pemilik kehidupan, kepada setiap hamba-Nya yang memendam harap.
di sebuah kampung di Tapanuli Utara- koleksi pribadi |
Bahwa setiap manusia, diberikan kesempatan memiliki
mimpi (baca ; harapan) dan disediakan jalan untuk berusaha mewujudkan.
Maka menjadikan setiap tulisan sebagai sebuah doa, bisa menjadi cara
memotivasi diri, untuk selalu memberikan hasil karya terbaik.
Selanjutnya, biarkan hukum kehidupan bekerja, sampai pada waktu
yang tidak disangka, doa yang terangkai dalam tulisan akan menjelma
nyata—amin.
Inspiratif tulisannya mas. Jadi mungkin Tuhan menjawab keinginan, doa2 di waktu yang tepat. Kekalahan pas lomba, mungkin karena mmng belum tepat saatnya melihat keindahan danau Toba kali yaa.
BalasHapusSepakat, trimakasih sudah berkunjung :)
HapusNggak ada yang sala dari bermimpi bang.. Dari harapan yang udah bertahun lalu, bisa juga terwujud tahun ini ya. Sekali2 kalau ke sumut lagi bisa lah ke bukit lawang sekalian liat orang utan hehe
BalasHapusInsyaalaah, smoga diringankan langkah ke Bukit Lawang Amin,
HapusTrimakasih sudah berkunjung Mas Irsyad
Sangat menggugah dan menginspirasi. Itu sebabnya sebisa mungkin kita menulis hal-hal yang baik dan bermanfaat ya, Mas, agar doa yang dikabulkan Tuhan pun benar-benar yang terbaik dan kita butuhkan.
BalasHapusBetul, kita tulisa sesuatu yang baik dan bermanfaat, agar impactnya berbalik pada diri kita sendiri- Amin
HapusMenulis nggak cuma memencet huruf demi huruf dikeyboard, tapi juga melangitkan doa ya. Nice sharing
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung
HapusKeren deh tulisan dan jg fotonya
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan berkunjung
Hapus