suasana di SOS Childern's Villages Jakarta - dokpri |
Melangkahkan kaki di SOS Cibubur, tiba-tiba saya merasa
sedang tidak berada di Jakarta. Pasalnya di atas lahan seluas 3,5 hektare ini,
didominasi pepohonan rindang dan asri, jauh dari kesan polusi udara dan
kebisingan.
Di tanah lapang berumput hijau, saya saksikan
anak-anak berlarian dan tertawa. Wajah antusias dan girang tak tersembunyikan, bebas
lepas tanpa beban kehidupan.
Anak-anak di SOS children’s Villages, berasal dari
aneka latar belakang (abai pengasuhan). Anak-anak ini berada pada satu kondisi, yang
seharusnya tidak mereka alami.
Kita pasti sepakat, bahwa hak setiap anak adalah
bergembira. Hanya dengan perasaan (gembira) itu, anak-anak tumbuh dengan baik demi
kehidupan di masa mendatang.
Satu hal terkait erat dengan kegembiraan anak,
adalah hak pengasuhan yang mendukung bagi tumbuh kembang terutama pada usia
emas (0 – 7 tahun).
“Saya tanya
pada anak-anak, bagaimana biar saya menjadi ibu berkualitas,” ujar Arista Saragih, ibu asuh di SOS
Children Village’s Jakarta, saat berbincang dengan Blogger ” selama ibu ada pada saat kami butuhkan, ibu
sudah menjadi ibu yang berkualitas bagi kami,” lanjutnya menirukan jawaban
anak-anak.
Menyoal kualitas, SOS Children’s Villages terus
berupaya bersinergi dengan berbagai pihak, demi memberikan yang terbaik bagi
anak-anak.
Memasuki tanggal satu di bulan sebelas, SOS
Children’s Villages bekerjasama dengan Siegwerk mendirikan perpustakaan
digital.
Siegwerk adalah salah satu produsen international terkemuka, untuk tinta cetak dan solusi kemasan, label dan katalog. Siegwerk telah berpengalaman selama 180 tahun, memiliki keahlian mendalam mengenai prosedur cetak, dengan layanan berkualitas tinggi, sesuai filosofi-nya “Ink, Heart and Soul.
Perpustakaan digital, yang memberi pendidikan
digital bagi anak-anak muda di SOS, sekaligus meningkatkan prospek kerja
anak-anak di masa mendatang.
sala satu ibu asuh di SOS Childern's Villages -dokpri |
****
Tujuh anak SOS usia belasan beraksi di atas
panggung, mempersembahkan tarian japin dengan kostum khas daerah Aceh.
Gerakan mereka kompak seirama musik mengiringi,
sesekali terdengar bunyi dari rebana yang dipegang oleh setiap penari.
Pada ujung tarian, dua penari menjemput Herbert Forker, CEO Siegwerk dan Gregor Hadi
Nitihardjo, Direktur Nasional SOS Childern’s
Villages Indonesia.
Kemudian menyusul tiga staf lainnya ikut naik
panggung, menari bersama dua petinggi dan tujuh anak-anak SOS Childern’s
Villages.
Suasana penuh suka cita, membuka upacara peresmian
kerjasama dua pihak (Siegwerk dan SOS Childrens) melalui program “Digital
Village, Digital Library dan YouthCan!”
“kami
memutuskan untuk mendukung SOS Childern’s Villages untuk meningkatkan standar
digitalnya dengan meningkatkan perpustakaan yang ada menjadi fasilitas digital,”
jelas Forker.
Kini di 15 rumah keluarga di SOS Childern’s
Villages Jakarta, telah dilengkapi perangkat komputer, akses internet serta
jaringan ke perpustakaan.
Selain itu, perpustakaan digital yang baru dibuka
akan berfungsi sebagai pusat pembelajaran komputer bagi anak SOS yang
membutuhkan pelatihan.
Seorang tenaga profesional sudah disediakan, untuk
mengelola dan memelihara peralatan, fasilitas baru sehingga pendidikan digital
tetap up-to-date.
Herbert Forker dan Greg Hardi Nitihardjo berfoto bersama anak-anak SOS Childern's Villages Jakarta - dokpri |
***
“Hallo bu
Cicilia, Ibu Ayu dan Ibu Kristini, apa mendengar suara saya” Sapa Hardi melalui
video call dengan tiga ibu asuh yang ada di SOS Jakarta.
Karena ada sedikit kendala teknis, sehingga
komunikasi kurang berjalan dengan lancar. Namun ada satu point menarik yang
saya tangkap, bahwa ada keluarga SOS Jakarta yang memanfaatkan fasilitas
internet untuk berjualan online.
Waaw, ide yang luar biasa. Anak-anak SOS Jakarta, mulai
sadar berwirausaha dan saya yakin bisa menjadi bekal kelak dewasa dan hidup
mandiri.
Hal ini juga yang semakin menguatkan dukungan
Siegwerk, terhadap program YouthCan! Milik SOS Childern’s Villages.
Dalam pemaparannya, Hardi menyampaikan, bahwa lebih
dari 64 juta anak muda di seluruh dunia menganggur dan banyak lagi yang tidak
memiliki penghasilan cukup untuk membangun kehidupan yang stabil dan mandiri.
Foto session team SOS Children's Villages Jakarta dan Siegwerk, di depan Perpustakaan Digital - dokpri |
“YouthCan! Memberdayakan kaum muda, membantu mereka mempersiapkan menuju
kemandirian,”jelas Hardi.
Siegwerk tidak berhenti pada penyediaan fasilitas
internet saja, namun juga mengirimkan karyawan sebagai mentor para remaja SOS
Jakarta dqan dibantu pihak eksternal.
Sebagai bagian dari pelatihan, Siegwerk juga
menyelenggarkan pelatihan karir, kelas TOEFL bahasa Inggris, program magang,
pelatihan kewirausahaan.
“SOS
Childern’s Villages di seluruh dunia adalah mitra ideal bagi kami untuk
mengidentifikasi dan bersama-sama melaksanakan proyek yang dekat dengan situs
kami dan membuat dampak positif di masyarakat tempat kami beroperasi,” tutup
Forker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA