foto dari akun twitter Efi Fadillah |
Sebagai orang awam, jujur saya belum terlalu paham mengenai
penyakit thalassemia. Menilik dari namanya yang enak didengar telinga, rasanya
tidak menyangka, kalau thalassemia termasuk penyakit yang cukup berbahaya.
Setelah menghadiri seminar “Pemberdayaan
Masyarakat, Dalam Upaya Pengendalian Kanker dan Thalassemia” di kantor Kementrian
Kesehatan, baru saya tercerahkan tentang penyakit ini.
Konon, penyakit thalassemia tidak dapat
disembuhkan, namun bisa dilakukan upaya pencegahan, yaitu dengan pemeriksaan
darah (skrining thalassemia).
Pemeriksaan thalassemia sebaiknya dilakukan sebelum
menikah, apalagi bagi pasangan dengan resiko tinggi, yang memiliki kemungkinan
janin tertular thalassemia.
Apa
Thalassemia?
Adalah penyakit kelainan darah merah, yang
diturukan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya – waah, penyakit
keturunan, seram ya.
Apa
penyebabnya?
Tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin
utama manusia, hal ini menyebabkan sel darah merah mudah pecah dan menyebabkan
pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).
Membaca pemaparan ini, saya jadi ingat dengan (almarhum)
saudara – satu tingkat di atas saya dari garis ibu-- pernah mengalami kejadian
serupa.
Kala itu, almarhum rutin menjalani pemeriksaan dan
cuci darah. Kalau sekali saja telat periksa dan cuci darah, air mukanya berubah
pucat pasi, badan mendadak lesu dan tampak tidak berdaya.
dari twitter Rahab Ganendra |
Thalassemia, secara klinis terbagi menjadi tiga
jenis :
Thalassemia
Mayor ; si pasien perlu transfusi darah secara rutin seumur hidup ( 2-4
minggu sekali). Khusus pasien thalassemia mayor, sebaiknya menghindari
perkawinan dengan pasangan yang juga thalassemia. Hal ini sebagai upaya untuk
menghindari, tidak melahirkan anak dengan thalassemia mayor juga – namnya juga
penyakit keturunan.
Thalassemia
Intermedia ; terjadi gejala ringan, tetapi pasien tetap membutuhkan
transfusi darah, meskipun tidak rutin.
Thalassemia
Minor ; secara klinis sehat atau tidak bergejala, baik secara fisik dan
mental seperti orang normal pada umumnya, sehingga tidak memerlukan transfusi
darah.
Bagaimana
menemukenali seseorang dengan Thalassemia?
- Paling simpel, adalah menelusuri riwayat penyakit pada keluarga yang anemia atau thalassemia.
- Bisa dilihat dari penampakan pada fisik, yaitu wajah pucat dan badan tampak lemas
- Menelusuri dari riwayat transfusi berulang
- Atau melalui pemeriksaan darah (hematologi lengkap dan analisa HB)
- Bagi orang awam (termasuk saya nih), bisa mendeteksi gejala penderita thalassemia mayor, apabila tampak pucat, lesu, disertai perut membesar.
Bagaimana Pencegahan thalassemia?
- Melakukan screening thalassemia melalui pemeriksaan darah, hal ini bisa dilakukan dari usia remaja atau sebelum menikah. Hal ini bertujuan, untuk mendeteksi calon ayah dan calon ibu, apakah membawa gen pembawa sifat thalassemia. Apabila terindikasi pembawa sifat thalassemia, makan perlu dilakukan konseling genetik sebelum pernikahan atau sebelum hamil.
- Ibu sedang hamil, dapat memeriksakan janinnya (dengan pemeriksaan khusus di dokter spesialis) untuk mengetahui anak terlahir dengan thalassemia atau tidak.
Menerapkan Germas Cerdik
Tidak bisa dipungkuri, bahwa gaya hidup dan
pemilihan jenis asupan, akan mempengaruhi kondisi tubuh seseorang. Kementrian
Kesehatan, tak bosan mengajak masyarakat melalui program Cerdik, agar
masyarakat semakin peduli dengan kesehatan.
program Cerdik - dok kemenkes |
(Untuk mengingatkan kembali) Apa itu Cerdik ?
- Cek kesehatan secara teratur untuk mengendalikan berat badan agar tetap ideal dan tidak beresiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah dan kolesterol secara teratur
- Enyahkan asap rokok, (ini yang susah) kebiasaan merokok menjadi faktor realtif sulit untuk dihindari, terutama bagi mereka yang sudah kebiasaan dari lama.
- Rajin melakukan aktivitas fisik, aktivitas fisik dilakukan 30 menit sehari, bisa olahraga ringan, jalan kaki, membersihkan rumah dan sebagainya
- Diet seimbang, Kemenkes memperkenalkan gizi seimbang (sebagai pengganti 4 sehat 5 sempurna), yaitu dengan konsumsi buah dan sayur, membatasi konsumsi gula (4 sendok/hari) hindari makanan/minuman manis atau berkarbonasi
- Istirahat cukup, terutama bagi usia produktif, kadang bekerja tanpa kenal waktu
- Kelola stress dengan benar, sebagai manusia tidak bisa menghindari stres, tetapi situasi ini bisa dikelola.
Mengikuti rangkaian seminar “Pemberdayaan
Masyarakat, Dalam Upaya Pengendalian Kanker dan Thalassemia,” saya
berkesimpulan, bahwa kesehatan tergantung bagaimana setiap orang memanagement
diri.
Banyak perilaku yang kita ambil, sebenarnya (sudah
kita sadari) merugikan kesehatan diri sendiri, tapi anehnya tetap saja
dilakukan (contoh aktual merokok).
Maka perlu komitmen dan kemauan yang kuat, untuk
lepas dari gaya hidup tidak menguntungkan, demi kebaikan dan kesehatan badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA