“Ibumu tadi kepleset di parit.”
Pagi itu, penjual tempe menyampaikan kabar tidak mengenakkan. Ketika itu, saya sedang antre membeli sarapan. Setelah pesanan di tangan, berseragam merah hati saya bergegas pulang.
Terlihat Ibu di ruang tengah, sibuk mengemas dagangan hendak dijual. Lapak di sudut pasar kampung, untuk membantu pendapatan keluarga selain mengandalkan gaji – tak seberapa—ayah yang seorang guru.
Sembari menyantap sarapan, saya melihat tidak ada yang aneh. Baru ketika ibu beranjak pergi, saya perhatikan cara berjalannya sedikit pincang.
Sepulang sekolah, saya menemui kakak nomor dua ada di rumah – kami enam bersaudara. Laki-laki jelang dua puluh tahun, tengah menempuh perkuliahan di kota besar. Hanya sesekali pulang, biasanya kalau libur atau mengambil uang kuliah. (tahun 80-an, belum ada mesin ATM, kirim uang masih pakai wesel -- Jasa Pos).
Ibu – masih dengan jalan sedikit pincang--, menyerahkan amplop putih kepada si anak kuliahan. Tak berapa lama si anak mencium tangan ibu, kemudian pamit kembali ke kota.
Saya menemukan simpul benang merah, kejadian pagi dan siang ini. Saya meyakini, tadi pagi ibu berhutang kepada tetangga. Kemudian pulang buru-buru – karena segera ke pasar--, saat melintasi parit dan terpleset.
Masa jauh berjalan, saya – si bungsu—sudah berkeluarga. Siapa nyana, kisah terplesetnya ibu di parit begitu membekas. Memantikkan semangat, tidak ingin mengulang kisah ibu, yang pontang panting mencari hutangan. Sejak menikah, saya belajar mengelola keuangan.
-0o0-
“Perencanaan keuangan, seperti naik kapal mengantarkan dari titik dermaga menuju pulau impian” Irvan Ferdiawan, AVP Head of Investment – Prudential Indonesia).
Sungguh, saya tercerahkan tentang produk Unit Link, ketika menghadiri Workshop Prudential. Acara keren ini menyadarkan saya, betapa pentingnya pengelolaan keuangan. Ketika mendengar nama Prudential, -- saya yakin— anda pasti terkoneksi dengan kata “Asuransi.”
Prudential sendiri focus pada asuransi jiwa, dengan produk andalan PRUlink Assurance Account (PAA) diluncurkan pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2007, diluncurkan “PRUlink Syariah Assurance Account (PSAA). Ssst—ini rahasia ya--, tahun 2018 Prudential sudah menyiapkan produk barunya. Apa itu, tunggu saja ya !!
Himawan Purnama- dokumentasi pribadi |
“Apa itu Asuransi?” Himawan Purnama, AVP Head of Product Development Prudential Indonesia, membuka sesi pertama dengan satu pertanyaan.
Definisi sederhananya begini, Asuransi adalah sebuah perjanjian dari pihak satu (yang membayar iuran asuransi) dengan pihak kedua ( Perusahaan Asuransi). Jika di tengah perjanjian terjadi ‘sesuatu’ dengan pihak satu, maka pihak kedua akan membayar manfaat dengan bentuk yang telah disepakati.
Masih menurut Himawan, Konsep Asuransi seperti arisan dengan banyak orang, sehingga berlaku hukum bilangan besar dan ada statistik di dalamnya. Perusahaan Asuransi bertindak sebagai pengelola keuangan yang dibayarkan nasabah. Ketika ada sebagian orang mengalami musibah, maka Perusahaan Asuransi berkewajiban membayarkan sejumlah manfaat.
Produk Asuransi Prudential, secara umum dipisahkan prinsip kerja konvensional dan syariah – detilnya tampak di gambar.
Konvensional
|
Syariah
| |
Prinsip Dasar
|
Risk Transfer
|
Risk Sharing
|
Perjanjian
|
Akad Jual Beli
|
Tolong Menolong
|
Peran Perusahaan
|
Penanggung Resiko
|
Pengelola dana bersama
|
Keuntungan
|
Milik Perusahaan
|
Surplus Underwriting
|
Pengawasan
|
Internal Perusahaan
|
Dewan Pengawas Syariah
|
Jenis Investasi
|
Berbasis Syariah dan non syariah
|
Berbasis Syaraiah saja
|
Kalian pernah mendengar produk Unit Link nggak? Unit Link, adalah produk campuran antara proteksi dan investasi. Cara kerjanya, mirip seperti produk asuransi konvensional, tetapi ditambah satu tahapan berupa unit.
Ketika nasabah membayar premi, maka akan masuk ke dalam kantong bernama Unit – berfungsi untuk investasi. Kemudian perusahaan Asuransi, akan mengambil dari kantong unit untuk manfaat proteksi (Asuransi). Setiap nasabah memiliki kantong unit, wajib dipelihara agar bisa me-supply komponen proteksi.
Kelebihan Unit Link, adalah lebih fleksibel dalam besaran pembayaran. Artinya kalau nasabah sedang ada dana berlebih, bisa membayar lebih di post proteksi atau investasi (bisa dipilih salah satu).
***
Tujuan Unit Link, adalah untuk membantu perencanaan keuangan. Perjalanan perencanaan keuangan, seperti sebuah kapal yang membawa pemiliknya ke pulau impian – ditulis di atas.
Irvan Ferdiawan, menyampaikan pemaparan dengan analogi yang sangat mudah dipahami. Asuransi diumpamakan sebuah kapal, agar bisa berlayar sampai tujuan, musti memiliki perlindungan maksimum.
Irvan Ferdiawan - dokpri |
Agar kapal bisa berjalan lebih cepat, selain perlindungan perlu ditambah variabel berupa layar (investasi). Semakin kapal kuat didukung layar mumpuni, membuat perjalan menuju pulau harapan bisa diwujudkan.
Investasi bisa diibaratkan layar, bisa bergerak maju dan mundur sesuai arah angin. Pun dalam memilih investasi, kita perlu ketepatan dalam menentukan pilihan (pasar uang, obligasi, saham dan sebagainya)
“Bicara investasi, tidak ada satupun yang bagus dan tidak ada investasi yang jelek, tapi yang ada investasi yang pas buat kita,” jelas Irvan.
Unit Link, memberi solusi bagi kaum millenial yang tidak mau ribet dalam investasi. Menurut Irvan ada cara cukup mudah, yaitu menyisihkan dana ngopi di cafe setiap hari (sebesar Rp 35.000).
Dana ngopi harian kalau dikumpulkan, suatu saat hasilnya #PastiDikasihLebihBanyak , bisa digunakan untuk keperluan lainnya di masa depan. Kuncinya musti rutin dan kontinyu, dalam jangka waktu panjang – di atas sepuluh tahun.
Mencermati kata “solusi bagi kaum milenial”, saya kok menebak ada hubungan dengan produk yang akan diluncurkan oleh Prudential. Apa itu, saya juga akan mencari jawabannya. – bersambung- #PastiDikasihLebih
Jadi kita gak cuma butuh perlindungan aja ya tapi juga investasi supaya masa depan bisa dilalui
BalasHapusunitlink yg sebagian uang kita akan diletakkan di investasi. hasil investasi itu sendiri akan di kelola oleh perusahaan asuransi. Keuntungan investasi akan dibagi menjadi 3 yaitu untuk pengelola, dana tabarru dan nasabah.
BalasHapusbesarnya pembagian itu tergantung masing2 perusahaan.
itu jika untung. karena yg namanya investasi bisa bergerak positif atau negatif.
yg jd pertanyaan, gimana kalo hasil investasi rugi? apa yg akan dibagi?
salam kenal mas.