Kalau
berbicara pembangunan di kawasan Indonesia Timur, saya pribadi punya asumsi
–mungkin anda juga sama—tertinggal satu langkah di belakang kawasan Indonesia
lainnya. Saya pernah membaca sebuah berita, harga kebutuhan pokok di Indonesia
bagian timur, jauh lebih mahal dibanding (misal) Jakarta.
Banyak
faktor dapat menyebabkan hal ini (harga mahal) terjadi, salah satunya
infrastruktur yang masih minim. Sehingga perlu cost tidak sedikit, untuk
distribusi barang ke daerah Indonesia bagian timur.
Maka akan
terjadi efek domino, perputaran roda ekonomi seret, pertumbuhan kewirausahaan
akan terganggu, berdampak pada pengangguran.
Saya punya
kenalan seorang tenaga kesehatan, bertugas di daerah Towe Hitam Papua. Si teman
berkisah, susahnya alat transportasi untuk menjangkau daerah ini.
Ketiadaan
pasar untuk menunjang aktivitas perekonomian, membuat sistem barter berlaku di
daerah ini. Di era digital seperti saat ini, kita yang di kota besar belanja
sudah dengan sistem online. Saudara sebangsa kita di pelosok Papua, masih
bertukar barang untuk jual beli – memprihatinkan ya.
Perlu
kepedulian semua pihak, agar saudara kita di kawasan Indonesia bisa bangkit
mengejar ketertinggalan. PT. Prudential
Life Assurance (Prudential Indonesia), adalah perusahaan asuransi yang
didirikan tahun 1995, memiliki tanggung jawab sosial, berkomitmen untuk
pembangunan berkesinambungan di komunitas Indonesia Timur.
“Komitmen kami di Prudential Indonesia adalah
untuk tidak hanya memberikan perlindungan jangka panjang bagi jutaan keluarga
di seluruh Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi berkelanjutan kepada
masyarakat sekitar, jelas Jens Reish,
Presiden Director Prudential Indonesia.
Community Investment Prudential Indonesia memiliki tiga pilar, yaitu pilar
edukasi (pendidikan), filantropy (kerjasama dengan pemerintah, industri dan
organisasi), kesehatan dan keselamatan (misalnya sudah bekerjasama dengan
Yayasan Ongkologi Indonesia).
Kini satu
pilar baru dirilis pada Agustus 2018, yaitu East
Indonesia Empowerment (Pemberdayaan Indonesia Timur .
Jurnalis
dan Blogger hadir, pada peluncuran program “Prudential Indonesia East
Indonesia Empowerment” (Pemberdayaan Indonesia Timur) di bawah initiative Community Investment. Program
ini sebagai wujud dukungan dan solusi, atas tantangan-tantangan sosial
masyarakat Indonesia Timur.
Community Investment menjadi fokus utama Prudential
Indonesia, demi mendukung masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
Di bidang
edukasi, Prudential Indonesia mengadakan pelatihan literasi keuangan untuk
perempuan sejak tahun 2009, bekerjasama dengan beberapa kementerian, menjangkau
lebih dari 25.000 perempuan di 21 kota.
Bidang
kesehatan, sudah dilakukan sejak tahun 2003 Prudential Indonesia membantu biaya
pengobatan lebih dari 1400 anak terkena kanker. Menyumbangkan tujuh mesin
Apheresis ke sejumlah rumah sakit pemerintah di beberapa kota, alat ini
membantu untuk dalam masa perawatan bagi penderita kanker. Bidang filantropi,
dengan memberikan bantuan kepada korban bencana alam.
Hal-hal
yang dilakukan Prudential Indonesia, menuai hasil dan berdampak baik bagi
masyarakat. Tapi tidak membuat berpuas diri, masih banyak hal baik lainnya bisa
dilakukan.
“Hari ini, kami menandai perjalanan Community
Investment kami berikutnya, dengan memperluas fokus kami ke Indonesia Timur
untuk memberikan dukungan solusi yang dapat membantu mengatasi tantangan-
tantangan sosial di kawasan tersebut,” ujar
Nini Sumohandoyo, selaku Corporate Communication & Sharia
Dircetor, Prudential Indonesia.
Mengapa Indonesia Timur ?
Menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), 27,74% Penduduk Papua hidup dalam kemiskinan,
63.770 orang Papua menganggur. Survey indeks kebahagiaan BPS menunjukkan, Papua
adalah salah satu daerah dengan indeks kebahagiaan paling rendah di Indonesia.
Survey
literasi dan inklusi keuangan oleh OJK tahun 2016 mencatat, pengetahuan
mengenai keuangan di Indonesia Timur lebih rendah dibanding wilayah lain. Papua
Barat menduduki peringkat terendah di 19,27% dan Papua 22,18%.
Saya masih
ingat, kisah teman tenaga kesehatan di Towe Hitam. Sempat mengalami trauma,
ketika warga berteriak di luar puskesmas sambil membawa parang. Mereka datang
untuk minta bahan makanan (mie instan), saking tidak punya uang untuk membeli
(bagaimana mau membeli, kan mereka masih sistem barter).
Bagaimana
juga punya uang, kalau anak-anak muda tidak bekerja, dan bagaimana mau bekerja
kalau tidak ada lapangan pekerjaan, atau belum tumbuh jiwa kewirausahaan –
berputar seperti lingkaran setan.
Data dari
BPS dan OJK, rasanya sangat relevan dengan kondisi di lapangan, yang saya
dengar dari kenalan bertugas di Towe Hitam.
Menurut Rinaldy Mudahar, Country CEO Community Investment Prudential Indonesia, Kemitraan
strategis dengan tujuan yang sama sangat penting, hal ini guna memaksimalkan
pelaksanaan program-program yang berdampak sosial. Prudential bekerjasama
dengan Prestasi Junior Indonesia, untuk pelaksanaan program ‘Pemberdayaan
Indonesia Timur.”
(Prestasi Junior Indonesia ; LSM yang punya
visi percaya pada potensi tak terbatas pada anak muda, komitmen pada prinsip
ekonomi dan kewirausahaan berbasis pasar)
“Kami akan focus pada entrepreneurship atau
kewirausahaan sebagai program unggulan kami, di mana program ini akan kami
awali dengan melihat langsung ke lapangan untuk memastikan area area di mana
dan kelompok masyarakat mana yang menjadi wilayah target dan penerima manfaat
kami selama tiga tahun ke depan,” jelas Rinaldi
Peluncuran Prudential Indonesia
East Indonesia Empowerment,
sebenarnya buka program dadakan atau tiba-tiba. Pada tahun 2017, Prudential
Indonesia melakukan kegiatan “Child-Friendly
School,” untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi anak-anak di kabupaten
Jayapura Papua. Kemudian membangun perpustakaan di SD Komba Inpres, merenovasi
SD YPK Ifar Babrongko.
Prudential
Indonesia melakukan pelatihan literasi keuangan kepada 27 guru di 8 SD di
Papua, dengan menggunakan metode Pembelajaran Aktif, Menyenangkan dan Efektif
(AJEL)
Salut atas program CSR dari Prudential ini..
BalasHapus