Koleksi Pribadi |
Sore itu, kaki ini melenggang di loby sebuah rumah
sakit swasta terkemuka. Menilik namanya, saya bisa menerka pasiennya dari kelas
SES A dan A+.
Tampak sebuah cafe di sudut loby, pegawai sedang sibuk
mengantar minuman pesanan. Di seberang ada mini market, pembeli baru keluar
disusul pembeli lain yang masuk. Tapi sebagus apapun loby dan suasananya, tetap
saja namanya Rumah Sakit ya- hehehe.
Pekan lalu, saya dengan beberapa teman menjenguk
seorang kenalan yang masuk ruang ICU. Pastinya kami turut bersedih, mendapati
kawan dalam kondisi lemah tidak berdaya. Beberapa prosedur kunjungan ditaati, kami
masuk ruang ICU secara bergantian dua orang hanya dua menit.
“anak ini stres karena beban pekerjaan” suara parau
terdengar dari sang mama.
Perempuan usia 60 tahunan, mengisahkan awal mula si
anak masuk Rumah Sakit. Karena terlalu keras bekerja, sehingga abai dengan
makan dan istirahat.
Sebagai manusia, setiap hari kita dihadapkan aneka permasalahan.
Mulai masalah pekerjaan (seperti teman saya yang sedang sakit), masalah keluarga,
masalah dengan teman atau pasangan dan atau aneka masalah lainnya. Datangnya
masalah yang bertubi-tubi, sangat mungkin menjadi pemicu datangnya stres. Kalau
stres sudah berkelanjutan, berpotensi menjadi depresi.
Namanya kita hidup, stres (sebenarnya) adalah hal
yang wajar. Tapi musti dibarengi, dengan kemampuan untuk mengelola stres itu
sendiri. Sementara tidak semua orang, bisa terbuka pada orang lain. Menceritakan
masalah sedang dialami, untuk sekedar meringankan beban sedang ditanggung.
Saat mengalami stres bahkan depresi, yang dibutuhkan
adalah orang untuk tempat berbagi cerita agar beban pikiran menjadi reda.
Sebagai mahluk sosial, kita manusia sangat butuh orang lain untuk berbagi.
Rabu (29/8’18) saya berkesempatan hadir, dalam
“Halodoc Media dan Blogger Gathering - Kenali Kesehatan Mental Sejak Awal”. Acara
yang dikemas dengan keren ini, memberi banyak insight bagi orang awam seperti
saya.
Halodoc Media dan Blogger Gathering- dokpri |
Apa itu Halodoc ?
Adalah aplikasi kesehatan terpadu berbasis online,
memberi solusi kesehatan lengkap dan terpercaya, memenuhi kebutuhan kesehatan
bagi penggunanya.
Saya sudah instal aplikasi Halodoc, masuk pada laman
awal saya temui tiga fitur utama yaitu “Apotik Antar”, “Hubungi Dokter”, “Lab
Service.”
Fitur Apotik
Antar ; adalah layanan membantu pengguna membeli suplemen, vitamin, obat,
tentu dengan resep dokter. Fitur Hubungi
Dokter : Berisi layanan interaksi secara langsung dengan dokter, melalui
fasilitas online ( khusus fitur ini akan saya ulas lagi nanti) dan Lab Service : Haladoc bekerjasama
dengan Prodia, memberi kemudahan pengguna melakukan pengechekan kesehatan di
rumah maupun di kantor.
***
“Menurut data
1 dari 4 orang ada masalah kesehatan mental” ujar Felicia Kawilarang VP Marketing Halodoc.
WHO melansir data, bahwa pada tahun 2016 terdapat
sekitar 35 juta orang di dunia terkena depresi. Diprediksikan pada tahun 2020,
depresi menjadi beban kesehatan nomor dua setelah kardiovaskular.
Sementara di Indonesia, menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2013 menunjukkan, prevalensi gangguan mental
emosional terjadi dengan gejala depresi serta kecemasan untuk usia 15 tahun ke
atas ada di angka sekitar 6% dari jumlah penduduk.
“Orang yang
sehat, tidak hanya dilihat dari kesehatan fisik tapi juga kesehatan jiwa,”
jelas Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, selaku
Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia.
Kalau sehat secara fisik, kita bisa dilihat dari
tampilan badan yang segar, tenaga kuat, wajah bercahaya dan lain sebagainya. Tapi
kalau masalah kesehatan jiwa, tidak bisa serta merta dilihat secara langsung.
Apa itu kondisi sehat Jiwa ? Saya mendapati
definisi sehat jiwa, dari pemaparan, Dr.Eva Suryani.
Menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya: orang yang mengenali kemampuan diri, otomatis mengenali
kelemahan dirinya. Sehingga menggiring pada keputusan, tentang pilihan kegiatan,
jenis pekerjaan, lingkungan pergaulan yang diyakini bakal melejitkan kemampuan
diri.
Mampu
bekerja produktif dan bisa memenuhi kebutuhan hidup : Kalau secara jiwa/
mental orang sudah sehat, dijamin bisa bekerja secara optimal dan bisa mandiri.
Dapat
berperan serta dalam lingkungan hidup : kesehatan jiwa membuat seseorang mampu
beradaptasi dengan lingkungan, bisa berinteraksi dengan baik, tanpa menimbulkan
masalah berlebihan.
Menerima
dengan baik apa yang ada pada dirinya : (point ini saya suka sekali) orang yang
mengenal kelebihan dan kelemahan diri, akan bisa menerima dengan baik dirinya
sendiri.
Merasa
nyaman bersama orang lain : menerima orang lain dengan baik, sehingga
nyaman berinteraksi dan bersosialisasi.
Namun, tidak semua orang berada dalam kondisi ideal
(seperti definisi sehat jiwa). Ada saja tekanan dalam hidup, sehingga membuat seseorang
menjadi jatuh/ drop. Padahal masalah kesehatan jiwa, berdampak dan terkait pada
penurunan produktifitas.
Halodoc dengan fitur “Hubungi Dokter”, kini menghadirkan
dokter spesialis mental (psikiater dan psikolog). Sehingga pengguna tidak perlu
sungkan atau malu untuk konsultasi, karena percakapan dilakukan melalui
aplikasi (Video Call, Voice Call, Chat). Satu hal perlu digarisbawahi, Halodoc
menjamin kerahasiaan dan identitas pengguna aman tidak disebarluaskan.
Psikolog dan Psikiater ada di Halodoc -dokpri |
Menurut Felicia, jumlah dokter ahli mental
(psikiater) dan psikolog yang tergabung, sementara bejumlah sepuluh orang.
Namun akan terus bertambah, seiring kebutuhan pengguna fitur “Hubungi Dokter”
Halodoc.
Perihal penanganan penderita kesehatan jiwa, memang
musti dilakukan secara komprehensif. Kalau sudah cukup dengan konsultasi, itu
jauh lebih baik. Namun ada juga penanganan lebih lanjut, dengan terapi
psikologik dan terapi obat. Konsultasi melalui Halodoc sifatnya penanganan
awal, kalau dirasa perlu akan dilanjutkan dengan tatap muka.
O’ya, terbatasnya jumlah psikiater dan psikolog,
mempengaruhi sebaran kota juga. Kebanyakan dokter ahli jiwa, berada di kota
besar di Pulau Jawa. Sehingga bagi penduduk di luar Jawa, akan kesulitan
menemukan Psikolog atau Psikiater.
“Halodoc menjembatani,” imbuh Dr Eva Suryani.
Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, dan Felicia Kawilarang -dokpri. |
****
Sekitar dua menit di ruang ICU, saya merapal doa
demi kesembuhan teman yang sedang tidak berdaya. Sungguh saya tidak tega,
melihat kondisi pasien terlalu lama.
Keluar dari ruang steril dan khusus ini, benak ini
terbayang dengan slank, tabung oksigen, infus yang terpasang. Sekaligus menjadi
bahan introspeksi, untuk menjaga pola makan, gaya hidup, serta bisa mengelola
stres.
“Kalian yang sehat, jaga diri jangan stres
berlebihan” pesan dari ibu dari teman yang sedang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA