Staddhuis Scandaal - Xela Pictures |
Dewasa ini iklim perfilman tanah air semakin marak,
terbukti banyak judul film bermunculan dalam hitungan minggu. Bukan hanya dari
segi kuantitas, dari sisi tema juga semakin beragam. Bahkan dari sudut kualitas
dan teknologi, film Indonesia sudah mampu ‘berbicara’ di kancah international.
Sudah tidak terbantahkan, beberapa judul film
Indonesia mampu bersaing dan meraih penghargaan internasional. Hal ini tentu membanggakan,
sekaligus mengangkat derajad bangsa di mata dunia.
Satu sutradara kawakan turun gunung, setelah empat
belas tahun cuti dalam berkarya. Adalah Adisurya Abdi, sutradara produktif di
era tahun 80 - 90-an.
Beberapa karya film pernah lahir dari tangan dingin Adi, seperti “Roman Picisan”, “Macan Kampus”, “Asmara”, “Ketika Cinta Telah Berlalu” dan beberapa judul lainnya. Atau bagi pecinta serial televisi, mungkin tidak asing dengan serial “Buku Harian.”
Beberapa karya film pernah lahir dari tangan dingin Adi, seperti “Roman Picisan”, “Macan Kampus”, “Asmara”, “Ketika Cinta Telah Berlalu” dan beberapa judul lainnya. Atau bagi pecinta serial televisi, mungkin tidak asing dengan serial “Buku Harian.”
Menandai kembali ke dunia yang membesarkan namanya, pria
asal Medan mempersembahkan judul “Sara & Fei, Staddhuis Scandal” kepada pecinta
film Indonesia.
“Sara & Fei, Stadhuis Scandaal” lahir melalui PH Xela Pictures, segera tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia, mulai 26 Juli 2018.
“Sara & Fei, Stadhuis Scandaal” lahir melalui PH Xela Pictures, segera tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia, mulai 26 Juli 2018.
Sejumlah nama bintang baru, dipercaya berperan
dalam film bergenre drama thriller dan misteri. Amanda Rigby dan Tara Adia, dua
bintang muda yang dipercaya memegang peran utama sebagai Sara dan Fei.
Sementara beberapa nama bintang lain turut
mendukung, ada bintang Volland Volt, Mikey Lie, Tio Duarte, Rensy Millano,
Rowiena Umboh, Anwar Fuady, George Mustafa Taka, Septian Dwi Cahyo, Iwan
Burnani, Julian Kunto dan masih banyak nama lainnya.
Adisurya Abdi - Xela Pictures |
Bertindak sebagai penata musik, dipercayakan kepada
musisi lawas Areng Widodo. Seniman musik yang telah puluhan tahun berkarya, pernah
menorehkan karya emas lewat lagu berjudul “Syair Kehidupan” dipopulerkan Ahmad
Albar, kemudian direkam ulang oleh penyanyi Hilda Ridwan Mas.
Lagu Syair Kehidupan, dipilih sebagai salah satu
theme song di film “Sara & Fie, Stadhuis Scandaal.” Selain itu ada juga lagu
bernuansa musik tiongkok, terasa menyatu dengan pengambilan scene berlatar kota
Shanghai.
“Saya memang
tidak ingin membuat film sejarah, tetapi membuat film yang menggambarkan sebuah
situasi atau sebuah episode yang konon pernah terjadi di jaman kolonial, yakni
tentang gedung yang penuh dengan skandal,” jelas Adisurya Abdi, sang
sutradara, “Film ini menawarkan
sesuatu yang berbeda dengan format kekinian, tetapi unsur-unsur historisnya
tetap terpenuhi.”
Sebagai film drama berlatar belakang era kolonial,
konsep artistik juga menyesuaikan.
Setting berupa tangsi dan benteng Belanda, didirikan di atas lahan seluas 1.500 m2, digabung dengan visual effect yang canggih. Pemilihan kostum, kesesuaian property dan membangun suasana masa lalu, tak luput dari perhatian sisi artistik.
Setting berupa tangsi dan benteng Belanda, didirikan di atas lahan seluas 1.500 m2, digabung dengan visual effect yang canggih. Pemilihan kostum, kesesuaian property dan membangun suasana masa lalu, tak luput dari perhatian sisi artistik.
Film era masa kini, memang tak komplit tanpa adanya
sentuhan tehnologi. Maka pengaplikasian tehnik CGI dilakukan dalam film “Sara
& Fie, Stadhuis Scandaal.” Sehingga atmosfir masa lalu, bisa dihadirkan di
layar bioskop kemudian dirasakan penonton.
Sinopsis :
Fei seorang mahasiswi, sedang melakukan riset di kota tua untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah. Pada saat sibuk observasi, Fei mengamati benda peninggalan di salah satu ruangan. Tanpa diduga, didatangi gadis blasteran Belanda – Jepang (akhirnya diketahui bernama Sara).
Sepulang dari kota tua, arwah Sara mengikuti Fei kemanapun berada. Pada saat sedang di rumah, saat pergi ke Shanghai, arwah perempuan cantik itu menampakkan diri.
Ketika Fei datang kedua kalinya ke gedung yang sama, Sara muncul dan membawa Fei ke masa lalu melalui lorong waktu. Museum Fatahillah, dulunya adalah gedung balaikota bernama Stadhuis ternyata menyimpan kisah asmara. Ada pesan disampaikan Sarah, agar diteruskan pada manusia masa kini. Nah, dari sinilah kisah mistis berbalut asmara dan tragedi dimulai.
Meski memasang dua bintang baru sebagai tokoh
central, saya berani menjamin, akting Amanda Rigbi dan Tara Adia cukup menawan. Permainan mereka tidak tampak canggung, bisa menjiwai peran yang dibawakan.
Beberapa bintang senior, seperti Tio Duarte,
Rency Milano, Septian Dwi Cahyo, Rowena Umboh, membuat penonton usia baya,
cukup terbantu untuk sekedar mengingat nama pemain. Jam terbang para pemain senior ini tak dibantahkan, dari sisi akting juga tidak perlu diragukan lagi.
Adegan Stadhuis Scandaal - Xela Pictures |
Adegan Stadhuis Scandaal - Xela Pictures |
O’ya, karena berlatar masa kolonial, penonton
disuguhi percakapan dalam bahasa Belanda. Tapi jangan kawatir, terdapat teks menuntun
penonton, agar memahami maksud dari dialog yang sedang berlangsung.
Demi totalitas dan usaha maksimal, Sara & Fie
Stadhuis Scandall, mengambil lokasi syuting di dua negara. Yaitu Indonesia
(Jakarta, Pangkalan Bun Kalimantan), kota Shanghai dan Ningbo di Tiongkok.
Konon, selain diputar di Indonesia, film ini juga akan diputar di Tiongkok.
Bagi kalian yang sudah penasara, buruan datang ke bioskop terdekat, saksikan "Sara & Fie, Stadhuis Scandaal." mulai 26 July 2018.
Saya suka banget film yang mempunyai latar sejarah seperti ini, meskipun aktor-aktornya boleh dibilang baru,tapi aktingnya keren
BalasHapus