sumber ; okezone.com/ Dede Kurniawan |
Saya masih ingat kisah dua tahun silam, beberapa
hari setelah ibu pulang opname dari Rumah Sakit. Masih ada jadwal kontrol
dijalani, untuk beberapa bulan ke depan pasca kesembuhan. Untuk urusan kontrol,
perempuan sepuh ini diantar anak mantu (istri dari anak sulungnya). Berangkat sekitar
jam delapan, kembali ke rumah lebih
kurang jam satu atau dua siang. Kontrol yang dilakukan sangat umum, seperti periksa
tensi darah, kadar gula darah dan sebagainya, sekalian menebus obat.
“Periksanya
sih tidak sampai satu jam, yang lama
antrenya,” kisah ibu dari ujung telepon.
Masalah klasik kerap dihadapi pasien, adalah
antrean lama untuk urusan administrasi. Pun saat menebus obat, antrean juga
tidak kalah lama. Pernah satu pasien sudah di depan loket, kertas resep dokter
keselip entah di mana – kasihan dan nambah stres pastinya.
Saya yakin, di masa mendatang masalah antrean ini dapat
diatasi. Pasien datang tak perlu berlama-lama menunggu, hadir di rumah sakit
rujukan serta poli sesuai jam ditentukan. Kok bisa ? ya bisa, karena ada sistem
rujukan online.
-00o00-
Lalu lintas Jakarta mulai tersendat, setelah dua
minggu terakhir jalanan relatif lengang. Diiringi rintik-rintik gerimis, tak
menyurutkan langkah saya menuju kawasan Jakarta Timur. Datang dan mendapatkan update paling gress, di acara Ngopi
Bareng JKN dan Halal Bihalal ‘Rujukan Zaman Now.’ Sudah hadir dua pembicara kredibel, ibu Maya Armiarny Rusady selaku Direktur
Jaminan Pelayanan Kesehatan, BPJS Kesehatan dan Ibu Dwi Martiningsing, selaku Direksi
Jaminan Pelayanan Primer, BPJS Kesehatan
Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) sudah berjalan 4 tahun lebih, terus melakukan
terobosan dan inovasi untuk pelayanan optimal. Peran Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) maupun Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) kian dioptimalkan. Tercatat di angka sekitar 198 jutaan peserta
JKN-KIS, beringan dengan dengan partner Rumah Sakit dan Puskesmas yang jumlahnya
kian bertambah.
ki-ka : Moderator, Maya Armiarny Rusady, Dwi Martiningsih -dokpri |
Pertumbuhan peserta JKN dan pertambahan faskes,
tidak serta merta dibarengi dengan pertambahan pegawai BPJS. Animo masyarakat untuk
mendapat layanan mudah dan cepat, memacu semangat BPJS terus berinovasi. Mau
tidak mau, BPJS harus beradaptasi, tidak ada cara lain kecuali dengan sistem
digital.
Pengadaan rujukan sistem online sangat
dimungkinkan, karena didukung oleh regulasi yang mengatur perihal rujukan
berjenjang. Mentri Kesehatan melalui Kepmenkes
514 tahun 2015, bahwa Faskes Primer harus bisa menuntaskan 144 diagnosa, kecuali
kondisi tertentu dengan indikasi medis.
“Bukan BPJS
yang mengatur tetapi sudah ada regulasi,” Jelas Maya Armiarny
Sistem rujukan online, menjadi solusi mengatasi
keterbatasan SDM di BPJS Kesehatan. Sistem onilne sangat memungkinkan, untuk bisa
memberikan pelayanan administrasi lebih baik kepada peserta JKN-KIS. Selain terjadi
simplifikasi administrasi, juga mengintegrasikan informasi dari Faskes primer
ke Faskes rujukan.
Keuntungan lain diterima pasien, merujuk hasil diagnosa
akan mengetahui ke rumah sakit mana akan dirujuk, datang jam berapa serta ke poli
apa. Rujukan online memberi dampak, pada otomatisasi proses informasi dan
komunikasi. Sehingga kualitas layanan administrasi semakin lebih baik, memudahkan
layanan bagi peserta JKN-KIS serta faskes.
Dampak domino sistem rujukan online, adalah terjadinya
papperles atau meminimalisir penggunaan kertas. Saya jadi nyambung dengan kisah
di awal tulisan, pasien yang kebingunan mencari kertas resep dari dokter. Serta
ibu saya yang antre lama, karena semua proses dilakukan masih manual. Tranformasi
manual ke digital, meminimalisir penolakan pasien karena kelupaaan membawa
kertas rujukan.
“Dengan memanfaatkan teknologi, akan memudahkan dan
menyamankan peserta JKN-KIS, kuncinya di layanan tingkat primer,” ujar Dwi Martiningsing
Selain memudahkan pasien, pihak rumah sakit juga diuntungkan.
Rumah sakit rujukan ootmatis bisa mengetahui, berapa jumlah pasien yang dirujuk
pada hari tertentu. Sehingga bisa menyiapkan jumlah dokter dan perawat standby, serta jenis obat mana yang perlu
ditambah stoknya. Dampak proses komunikasi digital dan realtime, niscaya akan memangkas proses
manual yang selama ini cukup menghambat.
“Proses
online tidak merubah prosedur mendasar, tapi memindahkan sistem manual menjadi
digital,” tegas Maya Armiarny
Ngopi Bareng BPJS dan Halal Bihalal Rujukan Zaman Now -dokpri |
Aplikasi Primary Care (Pcare) BPJS -- yang sudah ada
sejak tahun 2014 --, mewajibkan FKTP yang ada Jaringan Komunikasi Data (jarkomdat)
melakukan sistem rujukan online. Begitu menginput nama Rumah Sakit dan nomor
rujukan online, semua data peserta JKN-KIS langsung dapat ditangkap. Melalui Pcare dan nomor rujukan online, data riwayat
kesehatan pasien akan bisa diketahui.
Terhitung sampai bulan Mei 2018, BPJS sudah
bekerjasama dengan 20.975 FKTP dan 2.367 FKRTL- terdiri dari rumah sakit dan
klinik utama. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18.737 FKTP sudah terintegrasi
dengan Jaringan Komunikasi Data (Jarkomdat).
Ibu saya yang berusia 72 tahun, punya jadwal
kontrol sebulan sekali ke Rumah Sakit. Besar harapan, Rumah Sakit di kota
Kabupatan – tempat ibu kontrol - terintegrasi Jarkomdat. Saya jadi tidak sabar,
mendengar kisah ibu perihal tidak perlu antre lama saat jadwal kontrol tiba.
Semoga bisa dipakai dengan baik pelayanan onlinenya. Kalau sudah ngomongin BPJS banyak cerita2 yang bikin miris. Semoga kedepannya bisa dipikirkan pelayanan yang lebih baik ya oleh pihak manajemen BPJS
BalasHapusSmg bisa diaplikasikan hingga ke pelosok. Jadi kl berobat, tdk perlu banyak bawa kartu.
BalasHapusBPJS bener2 ngebantu banget ya. Kalau sudah ada online mudah2an makin gampang nih.
BalasHapusEmang bener lo klau pakai BPJS ngantrinya tuh lama dan panjang. Bahkan ada yang subuh2 datang ke RS ( RS negeri).
Mashaa Allah, dimudahkan banget ini. Kudu aku infoin ke keluarga yang menggunakan BPJS. Makasih mba buat sharingnya
BalasHapussemoga bisa berjalan lancar untk sistem barunya dan bisa diterapkan di semua daerah, bpjs sudah banyak membantu masyarakat dengan adanya peningkatan kualitas semoga makin memudahkan masyarakat untuk urusan kesehatan.
BalasHapusWah jadi gak perlu antrri lagi ya. Semakin baik ya pelayanan bpjs ini. Keren.
BalasHapusSetuju banget. BPJS harus terus berinovasi. Sistem pajak skrg semua serba online. Bahkan laporan juga online. Puskesmas di Surabaya bisa melakukan pendaftaran online. Semoga setelah ini keluhan tentang BPJS semakin minim.
BalasHapusWaaaah keren nih program BPJS. Pelayanan nya maskin oke, jadi gak perlu ngantri dong ya mas agung. .Thanks informasinya mas agung
BalasHapussemoga semakin lebih baik lagi program programnya. dan amanah
BalasHapusEra teknologi memang akhirnya memudahkan semua ya. Semoga membantu banyak orang deh. Aamiin
BalasHapusSepertinya progran JKN-KIS sudah semakin maju dan baik ya. Duh, saya belum punya BPJS. Setelah baca ini saya akan daptar. Cuuus.
BalasHapussemoga semakin maju programnya dan bermanfaat buat semua masyarakat :)
BalasHapusInovasinya keren nih mas, dengan adanya layanan digital tak cuma menghemat tenaga tapi juga waktu ya, baik disisi sdm BPJS juga pasiennya.
BalasHapusKeren banget nih rujukan zaman now dari BPJS memudahkan para pesertanya
BalasHapussemoga prosesnya semakin mudah dan membantu masyarakat terutama yang kurang mampu.
BalasHapusBPJS sangat bermanfaat, aku sudah merasakannya. semua orang baik miskin maupun punya kemampuan wajib memiliki BPJS ini.
BalasHapussebagai penggunaBPJS ngerasain banget manfaatnya..semoga sistem online ini lebih mempermudah dari sistem manual sebelumnyaa
BalasHapus