Yuk pilih gaya hidup sehat -dokpri |
Guy’s, bagi yang sudah memasuki usia 30 tahun. Ibarat
perjalanan, sudah berada di tengah perjalanan kehidupan – sebagai muslim
patokannya adalah usia Rasulullah , 62 tahun.
Tubuh manusia bisa diumpamakan mesin. Motor dan atau
mobil saja, punya jadwal rutin diservice dan ganti oli ke bengkel.
Pun tubuh manusia, (notabene) saban hari dipakai untuk
beraktivitas. Pasti secara berkala, membutuhkan perhatian lebih.
‘Komponen’ tubuh, terdiri dari organ yang ada wujudnya
secara nyata. Kita bisa melihat dan memegang, organ seperti tangan, kaki, kepala,
badan, telinga dan sebagainya.
Namun, ada bagian kasat mata juga menjadi ‘komponen’
manusia. Seperti jiwa dan pikiran, yang perlu dikelola sedemikian rupa.
Manusia hidup dan bertahan, tergantung dari
pengelolaan jiwa dan raganya. Tubuh atau raga yang sehat, musti dibarengi
dengan jiwa yang sehat juga.
Tak ada gunanya kan, kalau tubuh sehat tapi pikiran
selalu gelisah. Lama-lama mepengaruhi kualitas hidup, malas beraktivitas dan
tidak peduli masa depan.
Ya, Kebiasaan keseharian setiap orang, sangat bisa
mempengaruhi kondisi tubuh dan pikiran orang tersebut.
Orang yang malas bergerak –mager--, otot-otot di
badannya cenderung kendor. Beda dengan orang yang gemar berolah raga, memiliki
tubuh lebih segar dan singset.
Pun dengan orang yang pintar mengelola suasana
hati, selalu bersemangat menjalani hari demi hari, mengisi dengan pikiran positif.
Sehat Badan dan
Pikiran itu Tidak Mahal !
Siapa bilang sehat itu mahal ? memang sih, biaya
berobat itu tidak murah. Bahkan orang rela menjual harta benda, demi biaya berobat
ke Rumah Sakit.
Tapi kalau kita bisa menjaga kesehatan, ternyata
tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mendapatkan kesehatan.
Coba saja anda praktekkan, pergi ke tempat kerja
dengan transportasi publik. Memilih berhenti di Halte atau Stasiun, yang tidak
terlalu dekat dengan lokasi tujuan.
Kemudian berjalan cepat atau lari-kari kecil, -- dijamin
-- sampai tujuan badan akan terasa lebih segar bugar.
“You Are What You Eat,” dirimu adalah apa yang kamu
makan. Kalau gemar konsumsi gorengan, gula, karbo yang berlebih, lama-lama
tubuh akan protes.
Pilah pilih makanan memang perlu, makanan kaya
serat -- seperti buah dan sayur-- pantas dikonsumsi sebagai cara menjaga kesehatan saluran pencernaan.
Bandingkan saja, (misal) sekilo salak atau pisang hanya
sepuluh ribu. Tentu lebih menyehatkan, dibanding membeli lima biji gorengan
bakwan dengan harga sama.
Tapi, gorengan enak ! Pilihan sepenuhnya ada di tangan
anda, mau sehat atau sakit tergantung pilihan setiap orang.
Pun dengan pengelolaan pikiran, sangat tergantung
pada bagaimana kita memilih lingkungan pergaulan atau pertemanan.
Kalau memilih berkumpul, dengan orang yang gemar
(maaf) bergaya hedon. Bukan mustahil, lama-lama kita terpengaruh.
Akibatnya, kita mengikuti gaya hidup hedon. Berusaha
memiliki barang –seperti teman--, meski harus hutang sana sini.
Kalau gaya hidup boros terus diterapkan, seperti
menjeratkan diri sendiri dengan aneka permasalahan keuangan.
Dikejar kejar hutang, diteror penagih utang, karena
kita tidak bisa mengembalikan pinjaman tepat waktu.
Coba, kalau kita memilih hidup sesuai kemampuan
keuangan. Niscaya pikiran lebih tenang, tidak gampang terpancing dengan
penampilan orang lain.
Meski tidak memakai barang branded, tapi tidak
terlalu dibuat pusing. Toh, masih bisa berpakaian dengan baik, bisa makan dan
minum dan tidak sampai kelaparan.
Hidup sesuai kemampuan, sebagai pilihan agar hidup
tidak terbebani dengan keinginan ini dan itu di luar kemampuan. So, hidup tidak
perlu biaya mahal.
Bahwa hidup sehat –jiwa dan raga-- itu murah,
sepenuhnya tergantung diri anda sendiri. Pilihan gaya hiduplah, yang punya andil
besar dalam mengatur arah hidup anda. – Salam Sehat--
Sependapat.
BalasHapusKita semua wajib memperhatikan kesehatan melalui makanan yang kita konsumsi dan lebih bijak dalam bergaul.
smoga bermanfaat kakak
Hapuskalau saya mah pilih buah dan sayur aja deh
BalasHapusSalam sehat kak
Hapus