suasana JFSS-4 '2018 - dokpri |
Jakarta Food Security Summit (JFSS), sudah empat kali diselenggarakan oleh KADIN. Pasti banyak
manfaat diperoleh, terbukti JFSS diselenggarakan secara berkelanjutan.
Kegiatan dua tahunan inisiasi KADIN ini, merupakan
wadah lintas sektor untuk menyusun langkah terbaik meningkatkan produktivitas
pangan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani melalui praktik pertanian
yang baik dan ramah lingkungan.
JFSS-4 2018 bertepatan dengan 50 tahun KADIN,
diselenggarakan di JCC Senayan. Pada 8 - 9 Maret 2018, mengetengahkan tema “Pemerataan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan
dan Perikanan Melalui Kebijakan dan Kemitraan.”
Pagi itu, saat hendak memasuki arena JFSS-4 2018 relatif
cukup ketat. Mayoritas Undangan berbaju batik, antre mengular di depan pintu
masuk.
Tas, Handphone dan segala barang bawaan, musti
melewati kotak scanner yang diawasi petugas keamanan. Sementara empunya barang,
musti berjalan melewati pintu detektor.
Pembukaan JFSS-4 2018 – menurut informasi di undangan --,
sedianya akan dibuka oleh Bapak Presiden Joko Widodo.
Mengingat kesibukan Kepala Negara, tugas membuka acara
keren ini diwakilkan kepada Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Franky O,
Widjaya selaku Wakil Ketua Umum
KADIN Bidang Agribisnis, Pangan dan kehutanan, menyampaikan,“kita coba menyelaraskan upaya lintas pemangku kepentingan dalam meningkatkan produksi, nilai tambah serta daya saing
komoditas pangan nasional yang telah dilakukan dalam gelaran (JFSS) sebelumnya,
ke skala yang lebih besar dan menyeluruh.”
Sementara Wakil
Ketua Umum KADIN bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, sekaligus Ketua Pelaksana JFSS-4, Juan Permata Adoe menyampaikan, “Pengembangan komoditas pangan diharapkan
dapat berlangsung berdasarkan klasterisasi juga zonasi.”
Dalam sambutannya, lebih lanjut Juan P Ado menjelaskan
tentang pelaksanaan JFSS-4 2018, dibagi menjadi dua kegiatan.
Seminar dan atau diskusi panel, yang diadakan di Cendrawasih
Room. Exibition dan pemaparan kegiatan KADIN sektor pertanian, peternakan, perikanan, diselenggarkan di Asembly
Hall
Serangkaian kegiatan JFSS-4 telah disusun, berharap
menjadi sarana merajut hubungan kerjasama KADIN dengan pemerintah dan seluruh
pemangku kepentingan.
Di bawah bendera KADIN, semua pihak bisa saling bertukar pikiran demi masa depan
perekonomian bangsa yang lebih baik.
“Kehadiran Wapres
memberi semangat kami dalam bekerja,” tutup Juan P. Ado
Rosan
P. Roeslani, Ketua Umum KADIN
Indonesia - dokpri |
Selanjutnya Rosan
P. Roeslani selaku Ketua Umum KADIN
Indonesia, menyampaikan dalam sambutannnya. Bahwa JFSS-4 2018, melihat
pertanian sebagai sektor paling vital. Tapi dalam pertumbuhannya, hanya 3-4 % pertumbuhan pertanian dan peternakan.
Pertanian adalah penunjang perekonomian terbesar
nomor dua, oleh sebab itu pemberdayaan petani dan pertanian menjadi hal
krusial.
Kini ada 24 kemitraan digagas KADIN, sejauh ini melibatkan
sekitar 430 ribu petani yang sudah merasakan manfaatnya.
Program kemitraan, juga mengikutsertakan Pengusaha,
Perbankan, Asuransi, Koperasi dan tentu para Petani.
Setiap pemangku kepentingan, masing-masing mempunyai
peranan sama besarnya. Seperti Pengusaha, bisa melakukan pendampingan kepada para
petani.
Perbankan bersedia memberikan bunga ringan (apalagi
saat gagal panen), Koperasi memberikan bantuan pengembangan SDM.
Skema closed-loop atau rantai kemitraan
terintegrasi, menghubungkan petani, koperasi, perusahaan selaku pembeli yang
menyerap komoditas pangan (offtaker).
Sekaligus penjamin pendanaan (avalis) dan
perbankan, dapat menjadi salah satu solusi.
Skema ini sudah dipraktikkan pada sektor perkebunan kelapa sawit, para pekebun menggarap lahan bersertifikat dan legal, pekebun bisa mengagunkan untuk menjaring kredit dengan bunga terjangkau.
“Pertumbuhan yang diperoleh petani (yang ikut
program kemitraan) meningkat antara 12 – 85% dibanding petani yang tidak mengikuti
program kemitraan,” ujar Rosan.
Pertumbuhan ini, sebagai indikasi dari kebijakan
pemerintah yang lebih memberdayakan produktifitas para petani.
Sehingga tidak hanya mewujudkan ketahanan dan
swasembada pangan, tapi menjadikan Indonesia sebagai lumbung padi dunia.
Wapres Jusuf Kalla- dokpri |
Sementara pada kesempatan berikutnya, Wapres Jusuf Kalla memberikan
pemaparan, bahwa masalah ketahanan pangan telah menjadi masalah bangsa di dunia.
Namun, selalu ada pihak yang pesimis dan pihak yang selalu optimis,
“Indonesia
musti menjadi pihak yang optimis,” tegas Wapres.
Pikiran penuh optimis, akan merubah tantangan
menjadi peluang. Banyak bisa dikerjakan, untuk meningkatkan ketahanan pangan. Bangsa
Indonesia, bisa belajar pada negara lain yang telah berhasil.
Pada tahun 2045, penduduk indonesia (diperkirakan)
350 juta. Hal ini, otomatis menyebabkan kebutuhan pangan meningkat.
Peningkatan tantangan juga terus terjadi, selain
pertambahan penduduk, ada keterbatasan lahan akibat urbanisasi, perubahan iklim
dan sebagainya.
Setiap kebijakan pemerintah, didasarkan pada target pencapaian
Jangka Pendek, Jangka menengah dan Jangka Panjang.
Kekawatiran tentang ketahanan pangan, musti
dibarengi dengan riset dan pengembangan teknologi pertanian.
Penyediaan infrastruktur sampai daerah pelosok,
dimaksudkan untuk mempermudah logistik hasil pertanian.
Sehingga hasil pertanian tidak terkendala
distribusi, harga juga tetap bisa dipertahanan pada tataran yang wajar.
Pada ujung sambutan, Wapres secara resmi membuka “Jakarta
Food Security Summit ke 4 tahun 2018,” ditandai dengan pemukulan alat musik
tradisional “dong” dari Bengkulu.
Pembukaan JFSS-4 , 8 - 9 Maret 2018 - dokpri |
0oo0
JFSS-4 2018, akan focus pada sejumlah hal, antara
lain akses terhadap lahan pertanian. Petani diharapkan memiliki akses legal
terhadap lahan, sesuai skala ekonomi si petani itu sendiri.
Selain dukungan dana yang berkesinambungan,
dijembatani melalui penerapan skema inovasi pembiayaan yang membuka akses bagi
petani, peternak, nelayan, guna mendapatkan permodalan yang memadai.
Rumah Kreatif Sinar Mas - dokumentasi pribadi |
Saya sempat mampir ke Booth Asuransi Sinarmas, yang
telah menjalankan program “Rumah Kreatif Sinar Mas.”
Rumah Kreatif Sinar Mas, melihat potensi dan
kualitas poduk dari “Kopi Dolok Sanggul”, “Kopi Luwak” dan “Sumatera Lintong
coffe.”
Namun, belum dikemas secara menarik, sehingga
kurang bisa “berbicara” di market, apalagi berkompetisi dengan merek Kopi yang
sudah terkenal.
Rumah Kreatif Sinar Mas, melakukan pendampingan
untuk petani Kopi. Melakukan design ulang kemasan Kopi, sehingga menambah nilai
jual dan lebih representative untuk dijadikan souvenir.
Selain itu ada booth dari Indofood, adaro, Wings,
Garuda Food, Inaco, Greenfields, Nestle, Sunpride, Asian Agri, Bayer, FKS,
BumiFood,TaniFund dan masih banyak booth lainnya.
JFSS -4 , 8-9 Maret 2018 - dokpri |
Bagi anda yang berminat hadir di JFSS-4 2018, masih
ada satu hari lagi datang ke JCC. Bisa melihat secara langsung, komoditas pertanian,
perikanan, peternakan, perkebunan yang masih sangat bisa dikembangkan.
Indonesia dengan tanahnya yang subur, --saya yakin—dengan
kerja keras dan optimis sangat bisa menjadi negara berswasembada pangan.
wah pameran seru banget nih kelihatannya beruntung sekali bisa ikut dipameran disana bisa sekalian cuci mata biar lebih fresh
BalasHapusBisa melihat dr dkt upaya petani
Hapusminggu ini banyak banget ya festifal kuliner, Mpo sampai bingung harus kemana dulu.
BalasHapusYg lokasinya deket bisa sekalian didatangi ya mpok
HapusEvent seperti ini bagus. Semoga niatan untuk semakin mensejahterakan petani semakin terwujud :)
BalasHapusAmin
HapusProgram kemitraannya bagus ya. Petani sejahtera, pasti ketahanan pangan selalu terjaga :)
BalasHapusSepakat
Hapus