Doa untuk Saudara Muslim di Khojali Azerbaijan - dokumentasi pribadi |
“Justice For
Khojaly – February 26, 1992,” kalimat ini tersemat dengan bordiran di atas
topi dan kaos putih yang Blogger’s kenakan.
Dua atribut khas –topi dan kaos—berwarna putih
tersebut, pada minggu pagi (25/2’18) berbaur bersama ribuan jamaah pengajian
yang berada di Masjid Istiqlal jakarta Pusat.
Doa mengalun khidmat dipimpin Ustad Yusuf Mansyur. Pada
kesempatan yang sama, tampak berdiri di samping sang Ustad, Mr. Ruslan Nasibov, beliau adalah Counseller/ Deputi Chief of Mission Embassy
of the Republic of Azerbaijan.
Untaian doa dimunajatkan, disahut “Amin”
seluruh jamaah yang hadir. Detik demi detik begitu sakral, doa syhadu dan
khusyu seolah ditangkap Malaikat.
Saya sangat meyakini, bahwa semakin
banyak orang alim mengaminkan, kekuatan doa sanggup menembus langit. Karena siapapun tidak pernah tahu, dari kata “AMIN”
siapa yang membuat doa itu makbul.
Beberapa monitor besar terpasang di
beberapa titik, memudahkan jamaah menyaksikan lebih jelas wajah orang yang berada
di panggung utama.
Tragedi
Khojaly
Seorang perempuan berkerudung hitam,
dengan suara parau berbicara terpatah-patah. Dari air mukanya yang kacau, jelas
mimiknya mengguratkan kepedihan mendalam.
Layar kaca CNN Turk, menampilkan suasana
mencekam terjadi pada 26 Subat 1992. Suara musik berdentam-dentam mengiris ulu
hati, berlatar video kepulan asap hitam keputihan.
Helikopter meraung-raung di atas
udara, melintasi hamparan tanah lapang dengan menara menjulang di tengahnya.
Sesaat kemudian Heli merapat ke
tanah, disusul berikutnya pintu terbuka sejurus kemudian turun dua tiga orang
team evakuasi.
Tulisan dalam bahasa Turky “HOCALI SOYKIRIMI’NDA ERMINI VAHSETI ! “,
yang artinya (lebih kurang)“Kebiadaban Armenia Pada Pembantaian Khojaely”
muncul di bagian bawah layar.
Selama tulisan terpampang, dalam
keadaan gelap muncul sorot lampu dari truk besar dan tank, kemudian dari ujung
tank meluncurkan letusan besar.
Musik menyayat begitu menyatu dengan
adegan di video, ketika team evakuasi menggotong mayat warga sipil –kesedihan
di dada mulai menyeruak.
Pertahanan saya sontak jebol, mendengar
isak tangis tak tertahankan. Tampak –team evakuasi- lelaki usia baya, membopong
jenasah anak usia (sekitar) 7 tahunan.
Lelaki itu erat memeluk jenasah
bocah berjaket merah tebal, seolah tak rela melihat jasad tak berdosa menjadi
korban kebiadaban.
“Ya, Rabb, ampuni perempuan dan
anak-anak pada tragedi Khojaly” doa terhunjam dalam batin.
Sungguh, sebagai seorang ayah, saya sangat
bisa merasakan. Bagaimana kepedihan disandang, ketika melihat jiwa-jiwa suci
terenggut dengan semena-mena.
Perempuan dan anak-anak tidak tahu
apa-apa, musti ikut menanggung akibat yang tragis berupa kematian sia-sia.
Wallahu’alam.
-00o00-
Pembantaian Khojaly atau tragedi
Khojaly, adalah tragedi kemanusiaan terhadap ratusan warga sipil etnik
Azerbaijan, pada pertengahan malam 25 - 26
February 1992.
Jumlah korban –data dari pemerintah
Arzerbaijan—adalah 613 warga sipil, termasuk di dalamnya 106 perempuan dan 83
anak-anak, 56 orang terbunuh secara sadis
Sementara 1.275 penduduk tidak
bersalah, disandera dan mendapat siksaan dalam kurun waktu tiga tahun pertama
konflik ini.
Pembantaian dilakukan pasukan
bersenjata Armenia, didukung bekas resimen 366 Soviet– tampaknya tidak
berdasarkan perintah komando.
Tragedi Khojaly, dipicu konflik
Nagorno – Karabakh. Orang Azerbaijan menjadi korban pembersihan etnik,
mengakibatkan banyak korban dan pemindahan kelompok besar.
Konflik terjadi secara
berkelanjutan, akhirnya meningkat menjadi perang dalam skala penuh. Khojaly sebuah
kota kecil di Azerbaijan pada tengah malam terkepung, luluh lantak menjadi
puing-puing akibat serangan membabi buta.
Dalam situasi malam gelap dan pekat,
warga terjebak dalam serangan brutal tentara Armenia dan milisinya
Hujan bom di mana-mana dan secara
merata, menghabisi penduduk yang berusaha menyelamatkan diri ke hutan dan
tempat yang dianggap aman.
Penyerangan tanpa pandang bulu, selain
membunuh dan melukai warga sipil, juga menghancurkan rumah, fasilitas umum dan
benda lain, yang bukan sasaran militer yang syah.
Pembantaian Khojaly, digambarkan
sebagai pembantaian terbesar sampai detik ini, dalam konflik Nagorno- Karabakh.
-0o0-
Sebagai peringatan tragedi kemanusiaan
Khojaly, Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Indonesia melangitkan doa dari
Masjid Istiqlal Jakarta.
Doa dikhususkan bagi korban, berharap
kejadian serupa tidak terjadi lagi di muka bumi ini. Sekaligus menuntut hukuman
bagi penjahat perang, untuk mendapat balasan setimpal atas perbuatannya.
Ustad Yusuf Mansyur menyapa Mr Ruslan Nasibov - dokumentasi pribadi |
Kampanye kesadaran Internasional –
untuk tragedi Khojaly--, sudah diprakarsai oleh Leyla Aliyeva pada 8 Mei 2008.
Leyla Aliyeva adalah koordinator Pusat Forum Konfrensi Pemuda Islam untuk Dialog dan Kerjasama, sebuah forum yang saat ini memiliki motto, “Keadilan untuk Khojali, Kemerdekaan untuk Karabakh.”
Kampanye serupa terus digencarkan,
untuk membangkitkan kepedulian masyarakat dunia. Aksi yang dilakukan, berupa
menyebar foto, gambar tentang fakta-fakta penderitaan konflik Karabakh dan
pembantaian manusia di Khojali sehingga menjadi wacana global,
Aksi solidaritas terhadap korban tak
berdosa, sebagai sarana menemukan akar konflik hingga mengakhiri agresi militer
Armenia di Nagorno Karabakh, Azerbaijan.
Upaya perdamaian dalam kampanye ini,
menyuarakan penderitaan korban kepada pemerintah, organisasi international,
seluruh stakeholder di semua tingkat.
Hingga mengubah, adanya aksi
penyangkalan berkepanjangan di Armenia, serta aksi diam komunitas International
atas pembantaian di Khojali.
[ Kunjungi Situs Resmi Kampanye ini www.justiceforkhojali.org ]
“Kehadiran
Mr. Ruslan Nasibov akan menyampaikan sesuatu, yang
akan membuat kita bersyukur, Indonesia Insyaallah negara yang sangat damai dan
nyaman” Jelas, Ustad Yusuf Mansyur
menyampaikan pembukaan.
Saya bersyukur, bahwa Indonesia
tercinta aman dan damai. Semoga selalu diberkahi Allah SWT, menjadi negara yang
makmur—amin.
Sebelum doa dilantunkan, diawali
dengan pemutaran video menggambarkan bagaimana suasana Khojaly pada bulan
February 26 tahun silam.
Dari atas panggung utama, Mr Rulan
Nasibov menyampaikan gambaran sekilas tentang tragedi kemanusiaan tersebut.
Dari layar monitor, tampak jamaah
ikut larut dalam sedih, seolah merasakan penderitaan disandang saudara muslim
di belahan bumi lainnya.
Saya ingat sebuah hadist, “ diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata
; “Rasulullah bersabda : Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain.
Oleh sebab itu, jangan mendzalimi dan meremehkannya dan jangan pula
menyakitinya.” (HR. Ahmad Bukhori dan Muslim).
“Bismiilahirahmanirahim,
Allahumaa Shalli Wasalim wabarik Ala Sayidina Muhammad, Wa Ala Alihi wa sallim,
Allahummaghfir lil muslmina wal muslimat, wal mu’minina wal mu’minat......”
Ustad Yusuf Mansyur, membuka rangkaian
doa dengan begitu indah. Pada bagian kalimat “Allahummaghfir lil muslmina wal
muslimat, wal mu’minina wal mu’minat,” tiba-tiba saya merasa beruntung.
Betapa sesama muslim itu erat
hubungannya, sampai-sampai bersedia memohonkan ampunan bagi saudara muslim baik
yang kenal maupun tidak, baik yang masih ada maupun yang telah wafat.
Untuk saudaraku kaum muslim di
Khojaly, semoga rahmat dan keselamatan tercurahkan kepada kalian—Aminn.
Atas alasan apapun, segala bentuk
penindasan tidak patut dibiarkan terjadi di muka bumi. Terlebih sampai memakan
korban, perempuan dan anak-anak yang tidak tahu apa-apa. “Justice For Khojaly” – Istiqlal - Jakarta February
26, 2018
Menyakitkan, menyedihkan, tragedi kemanusiaan yang meluluhlantakkan dan memporakporandakan nilai-nilai luhur manusia. Hingga kini belum juga selesai konflik kedua negara.Semoga ada kedamaian yang menyelimuti Azerbaijan.
BalasHapusamin
HapusTragedi kemanusiaan tidak dibenarkan apapun alasannya. Semoga keadilan dapat segera ditegakkan ya mas untuk Khojali secara khusus dan dunia secara umum. :) #justiceforkhojaly
BalasHapusamin
HapusSedih banget ya melihatnya...semoga saudara-saudara kita ini selalu dilindungi Allah SWT, dan keadilan segera ditegakkan....
BalasHapusamin
HapusSedih bangeet aku bacanya .. belum damai juga ya kedua negara itu..
BalasHapusbetul kak
HapusSedih aku baca ini, semoga saudara-saudara kita di lindungi oleh Allah SWT
BalasHapusamin
HapusSemoga saudara-saudara kita dilindungi Allah dan keadilan dapat ditegakkan.
BalasHapusamin
HapusMiris plus sedih liat saudara kita mendereita gini ,,ga kebayang psikologis anak-anak disana. Semoga cepat selesai dan aman kembali.
BalasHapuskasian anak-anak dan perempuan di sana
HapusWih, blogger soleh dan solehah. Amien. 🤓👳🏻
BalasHapusAmin :)
HapusJadi Karabakh saat ini bagaimana mas? Masuk Azerbaidjan atau Armenia? Smoga mencapai kemerdekaannya, sebagaimana perjuangan saudara2 kita yang lain di banyak belahan dunia
BalasHapusMasuk Azerbaijan,
HapusHiks, sedih banget sih. Semoga Allah melindunhi mereka semua.
BalasHapusUntaian doa dimunajatkan, disahut “Amin” seluruh jamaah yang hadir. Detik demi detik begitu sakral, doa syhadu dan khusyu seolah ditangkap Malaikat. >> merinding ini pasti rasanya
Hapusiya kakak :)
HapusSedih bacanya. Semoga bisa aman kembali.
BalasHapusamin
HapusKuterharu, semoga cepet terbit ya keadilan tersebut.amin.
BalasHapusAMin
Hapusngenes banget liat anak anak jadi korban... moga segera damai aja
BalasHapusAmin
HapusTurut berduka atas kejadian saudara Muslim di Ajerbaijan, semoga Ummat Islam tetap kuat dan pembantaian disana bisa diakhiri ataz izin Allah...
BalasHapusAmin
HapusMasih banyak ya kekerasan di negara manapun. Entah apa tujuannya, rasanya sulit membuat bumi itu benar-benar damai.
BalasHapusIya kakak
HapusMasyaAllah korbannya banyak banget ya. Dan kejadian serupa kayanya masih berlangaung di beberapa negara ya. Sesih liat manusia saling serang begitu.
BalasHapusitu musti mendapat perhatian mahkamah internasional ya kak
HapusYa Allah sedih bacanya. Semoga umat islam selalu diberikan keselamatan dan kekuatan.
BalasHapusamiin
HapusSemoga tidak ada lagi tragedia kemanusiaan yang terjadi di muka bumi ini, kasian anak-anak dan wanita banyak yg jadi korban.
BalasHapuskasian banget
HapusSaya tuh selalu terenyuh kalau dengern doa Yusuf Mansyur, apalagi kalau menggunakan bahasa indonesia, bikin terharu.
BalasHapuslogat betawinya juga khas
HapusSemoga Almarhum dan Almarhumah diterima disisinya
BalasHapusamin
HapusAduh sedih banget baca dan lihat videonya, pembantain sudah ada dari sejak dulu sampai sekarang. Entah harus berbuat apa, kita disini cuma bisa berdoa. Hiks.....
BalasHapusbetul kak saling mendoakan
HapusYa Alloh sedih banget ceritanya, mskipun sdh ckp lama terjadi tp pasti masih menyisakan luka yg dalam,semoga Alloh selalu melindungi saudara2 kita di ajzerbaijan,terutama khojaly.
BalasHapus