beritamandiri.com |
Sejak mengurangi asupan karbohidrat dan gula, saya mengganti
dengan memperbanyak konsumsi makanan berserat (buah dan sayur). Satu warung
gado-gado langganan dekat rumah, milik seorang ibu usia 60 tahunan. Nyaris seminggu
tiga kali, saya rutin menyambangi warung sederhana ini.
Sekitar dua minggu warung tutup, membuat saya kerepotan
mencari penjual gado-gado lain. Baru minggu ketiga, ibu yang ramah ini tampak
berjualan. Saya senang, tidak perlu jauh-jauh membeli gado-gado.
“Nyariin ibuk ya” si ibu menebak isi hati pembelinya
“Emang Ibu pulang kampung”
“Abis opname, dua minggu di rumah sakit.” Tuturnya
sambil menyiapkan bahan sambal kacang “Alhamdulillah, ibu pakai BPJS, jadi ga
usah mikir buat bayar rumah sakit”
Saya membayangkan, empatbelas hari opname di Rumah Sakit,
pasti membutuhkan dana tidak sedikit. Tabungan berjualan gado-gado, bisa-bisa
ludes untuk membayar biaya pengobatan.
Namun mendengar cerita, melihat wajah cerah si ibu,
setidaknya pengeluaran berobat, sudah ditanggung oleh negara.
BPJS, menjadi penyelamat ibu penjual gado-gado
langganan. Saya yakin, masih banyak saudara sebangsa tersebar di mana-mana, telah
merasakan manfaat BPJS.
-0-
Empat tahun implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Per 31 Desember 2017, peserta JKN-KIS sudah
mencapai 187.982.949 penduduk. Kalau dibuat prosentase, sudah 72.9% dari jumlah
penduduk Indonesia sudah menjadi peserta JKN-KIS.
Target secara kuantitatif terkait JKN-KIS tahun
2019, yaitu 95% dari jumlah penduduk Indonesia menjadi peserta JKN-KIS.
Demi pencapaian tersebut, BPJS melakukan upaya,
satu diantaranya dengan dukungan dan peran pemerintah daerah.
Hal tersebut dilakukan, demi memperluas cakupan
kepesertaan dengan memastikan, seluruh penduduk di wilayah daerah telah menjadi
peserta JKN-KIS atau dengan kata lain, tercapainya Universal Health Coverage (UHC).
Saya jadi teringat, ibu saya yang tinggal di desa
terpencil di Jawa Timur. Kala itu sempat opname, karena penyakitnya kambuh. Ibu
adalah pasien pengguna layanan JKN-KIS, mendapat pelayanan yang baik, persis
seperti kisah ibu penjual gado-gado langganan.
Bagaimana dengan penduduk, yang hidup di pelosok daerah
di negeri tercinta ini. Tentu menjadi tugas pemerintah, hadir demi menjamin layanan
kesehatan yang baik dan berkualitas.
Dalam acara Public Exposure, yang diselenggarakan pada
2 Januari 2018, di gedung BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, Andayani Budi Lestari, selaku Direktur
Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, menyampaikan sebuah capaian
dalam pemaparannya.
Tercatat 3 Provinsi (Aceh, DKI Jakarta, Gorontalo),
67 Kabupaten dan 24 Kota sudah lebih dulu UHC di tahun 2018, dan yang
berkomitmen akan menyusul UHC lebih awal yaitu 3 Provinsi (Jambi, Jawa Barat
dan Jawa Tengah) serta 59 Kabupaten dan 15 Kota.
Andayani Budi Lestari, Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan -dokpri |
“Dukungan dan
peran pemda sangatlah strategis dan menentukan dalam mengoptimalkan program
JKN-KIS, setidaknya ada 3 peran penting diantaranya memperluas cakupan
kepersertaan mendorong UHC, meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan
kepatuhan,” tambah Andayani.
Presiden Joko Widodo, telah mengeluarkan instruksi
khusus dalam Inpres No 8 tahun 2017, tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional.
Menginstruksikan kepada 11 pimpinan lembaga negara,
untuk mengambil langkah sesuai kewenangannya dalam rangka menjamin
keberlangsungan dan peningkatan kualitas program JKN-KIS.
Sebelas pimpinan lembaga, terdiri dari Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Kesehatan, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Sosial, Menteri BUMN, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Direksi BPJS Kesehatan, Gubernur,
Bupati dan Walikota.
Hal ini dilakukan pemerintah, sebagai upaya dukungan
demi pencapaian minimal 95% dari total penduduk.
JKN start pada 1 Januari 2011, saat itu tercatat
121,6 juta peserta, ditafsirkan indeks kepuasan peserta 75%. Pada 2019 diharapkan
257,5 juta peserta, dengan Indeks kepuasan peserta 85%.
Presiden menekankan kepada Gubernur, untuk
meningkatkan pembinaan dan pengawasan kepada Bupati dan Walikota dalam
melaksanakan JKN ; memastikan Bupati dan Walikota mengalokasikan anggaran
serupa, dan mendaftarkan seluruh penduduknya sebagai peserta JKN ; menyediakan
darana dan prasarana serta SDM kesehatan di wilayahnya ; memastikan BUMD
mendaftarkan pengurus dan pekerja serta anggita keluarganya dalam pergram JKN
sekaligus membayar iurannya.
Gubernur diinstruksikan, memberi sanksi
administratif, berupa tidak mendapat pelayanan publik tertentu kepada pemberi
kerja yangg tidak patuh dalam pendaftaran dan pembayaran iuran JKN.
Andayani Budi Lestari, Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan -dokpri |
Saya yakin, target 95% tentu butuh kerja ekstra
keras. BPJS perlu didukung oleh seluruh stakeholder, termasuk media dan
blogger. Informasi yang sampai ke masyarakat musti akurat, sehingga peserta
JKN-KIS tidak over ekspektasi dan jangan sampai peserta tidak sesui prosedur.
“Piye kabarmu le” suara ibu terdengar di ujung
telepon.
Perempuan sepuh ini, satu atau dua kali seminggu
rutin saya telepon. Menanyakan kabar, sekaligus memastikan kesehatan beliau.
“Ibuk sehat”
“Alhamdulillah, sehat” Suara jernih itu, sudah
cukup, sebagai bukti kalau ibu memang sehat.
Program JKN-KIS, benar-benar menjadi solusi,
mendapat layanan kesehatan bagi ibu saya, juga seluruh penduduk di wilayah
NKRI. –salam sehat-
BPJS memang sangat membantu masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.
BalasHapusDiharapkan ya, 2019 sudah 95 % tercover
abang, saya sudah punya kartu bpjs. apakah sama juga dgn KIS?
BalasHapusSama kakak
HapusLumayanlah ini bisa meringankan biaya. Tinggal prosesnya aja yg mesti cepet.
BalasHapusiya kang, kalau sesuai prosedur proses akan menyesuaikan
HapusAlhamdulillah saya juga sudah punya kartu KIS dan sudah bisa di pakai di rs.
BalasHapusYah walaupun antrinya sangat lama.
antri ini jadi masalah ya kak, tapi skerang ada bisa antre via aplikasi
HapusAlhamdulillah kalau keluarga kecil saya sudah pakai ini, suami tinggal mengurus punya ibu mertua.
BalasHapussemoga semua sehat selalu mbak amin
HapusPenting loh punya BPJS. Aku pake
BalasHapusselamat kakak
HapusIni ngurusnya mudah sih, Nggak kaya BPJS agak sedikit lebih ribet
BalasHapusmusti ikuti prosedur kakak
HapusBPJS sebenarya sangat membantu dengan cicilan tiap bulan yang ringan, semoga saja pelayanannya bisa lebih baik lagi ya.
BalasHapussepakat
HapusProgram BPJS sudah cukup membantu masyarakat, tp semoga proses claimnya tidak rumit sebagaimana saat ini msh terjadi di beberapa tempat
BalasHapussepakat kakak
HapusSangat membantu, ada yang khusus dokter gigi juga. Btw fotonya bu Andayani pas mbak...
BalasHapusmakasih mas
Hapuswah makasih ya mas Agung, saya jadi inget lagi nih buat jaga kesehatan dan jadsi lbh tahu soal JKN-KIS ini..
BalasHapussalam sehat kak Zata
HapusSemoga semakin merata yaaa penerima manfaatnya tp kalau pun punya JKN jd bs berobat murah ttp jaga kesehatan juga.
BalasHapusbetul musti jaga kesehatan
HapusAlhamdulillah ya BPJS bisa membantu orang2 yang kurang mampu. Asal jangan aja ada RS yang membeda-bedakan pasien dg BPJS dan pasien tanpa BPJS. Krn sering juga semger berita gak enak.
BalasHapusiya kakak
HapusTarget 95% emang bagus banget, tp bener, mesti didukung oleh banyak pihak agar itu tercapai,ya :)
BalasHapusiya Ko, didukung masyarakat pastinya
HapusAku punyanya BPJS dan super terbantu banget sama program pemerintah ini. Kemarin sempat operasi dan kakekku pernah masuk UGD semuanya gratis tis tis. Top banget!
BalasHapussalam sehat kakak
Hapus