Kalau mendengar penyakit jantung, rasanya serem
dan berat gitu. Mumpung sehat, yuk kita jaga dengan pola hidup sehat, meliputi
pola makan dan olah raga.
Penyakit Jantung, adalah penyakit tidak menular nomor
tiga diindikasi sebagai penyebab terjadinya kematian di Indonesia. Bahkan alokasi
dana BPJS terbesar, diserap untuk pengobatan penyakit kritis jantung kemudian
stroke.
Kenapa bisa begitu, kebanyakan orang Indonesia tidak
sadar dengan gaya hidup sehat. Contoh paling simple adalah kebiasaan merokok, kegiatan
ini sangat mudah kita jumpai. Bisa jadi di rumah kita sendiri, atau lingkungan
sekitar terutama di public area.
Seorang perokok aktif, biasanya sangat susah
diberitahu bahaya merokok. Meskipun di kotak rokok ditempel gambar resiko merokok,
tetap saja tak berpengaruh dan memasang sikap bandel.
‘Kalau memang waktunya meninggal, ga merokok juga
tetap meninggal,’ elak si perokok.
Padahal, merokok menjadi salah satu penyebab
serangan jantung. Henti jantung bisa menyebabkan kematian, dengan prosesntase mencapai
angka 50%.
Siapapun kita, bisa lho menolong orang dengan
serangan jantung. Paling tidak melakukan tindakan awal, sambil menunggu tenaga
ahli tiba dan memberi tindakan lanjutan.
Kemenkes menyediakan layanan call centre 119,
sambil menunggu ambulance datang bisa dipandu melakukan tindakan pertolongan
pertama.
Pada minggu kedua bulan September, jurnalist dan
blogger hadir dalam pelatihan CPR yang diadakan Philips.
Apa itu pelatihan CPR ?
Adalah pelatihan ‘Resusitasi jantung dan Paru,’
agar siapa saja bisa membantu keselamatan korban henti jantung mendadak dan
membantu meningkatkan kesempatan hidup korban.
Philips cukup concern dengan kegiatan CPR, pada bulan agustus sudah mengadakan pelatihan untuk karyawan Philips. Bersambung dengan pelatihan untuk jurnalist dan wartawan, diadakan satu bulan setelahnya di Djakarta Teater lantai 3.
Dr. Jetty R. H, Sedyawan, Sp. JP (K), FIHA, FACC selaku sekjen PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialist Kardiovaskular Indonesia) dalam sesi diskusi menyampaikan, “masa emas atau tiga menit pertama setelah terjadinya henti jantung mendadak, jika dilakukan CPR dalam kerangka waktu ini, ada kemungkinan besar korban akan bertahan hidup tanpa terjadi kerusakan pada otak. Namun setelah masa tiga menit berlalu, maka resiko korban menderita kerusakan otak semakin tinggi.”
Henti jantung mendadak, merupakan sillent killer karena bisa datang kapan saja dan di mana saja. Pertolongan pertama dengan tehnik CPR penting, untuk meningkatkan peluang korban hidup.
Data dari Kemenkes 2014, mengungkan 10.000 orang per tahun atau 30 orang perhari mengalami henti jantung mendadak. Sementara frekwensi SCA meningkat, seiring dengan peningkatan penyakit jantung koroner dan stroke.
Dari data PERKI 2016, angka kejadian henti jantung mendadak berkisar 300ribu – 350 ribu setiap tahun. Adapun kecenderungan peluang hidup juga meningkat, ketika orang di sekitar kejadian bisa melakukan praktik pertolongan pertama dengan CPR.
Ada kisah menarik disampaikan dr. Erizon Safari, MKK, selaku Kepala Unit Gawat Darurat (AGD) dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, beliau bercerita bagaimana mengoptimalkan layanan call centre 119.
Waktu itu ada masyarakat menghubungi call centre, sambil
ambulnace bergerak penelpon dipandu melakukan CPR. Penelpon yang awam masih dengan
tindakan CPR, diminta mengikuti instruksi petugas di call centre. Mulai dari
meraba denyut nadi, kemudian melakukan tekan di bagian tengah dada.
Akhirnya tindakan CPR berhasil, saat ambulance datang dilakukan tindakan medis oleh ahilnya.
Presiden Direktur Philips Indonesia, Bapak Suryo
Suwignjo hadir pada acara bermanfaat ini, “Philips
berharap bahwa sesi pelatihan ini dapat mempersiapkan siapa saja untuk membantu
korban henti jantung mendadak, menentukan kesempatan hidup korban dan setiap
detiknya sangat berharga.”
Sebagai perusahaan teknologi kesehatan, Royal Philips memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Philips mendukung lebih banyak orang, mampu atau berperan sebagai penyelamat.
“Inisiatif ini juga telah dilakukan di negara lain, seperti Singapura, Korea, dan sekarang di Indonesia. Ini hanya sebagian dari ambisi global kita yang lebih besar untuk meningkatkan kesadaran seputar henti jantung mendadak. Orang-orang yang berada di lokasi terdekat dengan korban memiliki dampak yang besar pada kesempatan hidup korban—apakah korban dapat bertahan hidup atau tidak pada saat terserang SCA. Mengetahui bagaimana melakukan CPR dan menggunakan defibrillator dapat menyelamatkan nyawa,” tutup Suryo Suwignjo
Foto Session Narasumber, Jurnalist dan Blogger |
Pada sesi
terakhir, jurnalis dan blogger diajak melakukan praktek CPR, dipandu oleh team
dari Medic one.
Berikut Langkah
CPR
Danger/
safety
Pastikan pasien
berada di tempat yang aman, sehingga terhindar dari bahaya
Response
Ketahui apakah
orang tersebut sadar, dengan cara menepuk pundak dan memanggil. Jika tidak ada
respon, segera contact ke call centre 119 atau petugas medis
Airway
Sambil
menunggu petugas medis, buka saluran penafasan korban. Caranya tangan kiri
memegang dahi ditarik ke belakang, tangan kanan menarik dagu kebawah hitung
satu sampai sepuluh detik
Compression
Berikat tekanan
pada dada, untuk dewasa letakkan jari tengah dan telunjuk (tangan kanan dan
kiri). Ambil bagian tengah pertemuan jari tangan kanan dan kiri, kemudian geser
agak ke bawah. Tekan sedalam 4 – 5 cm, sambil berhitung sampai 30 kali.
Breaths
Berikan nafas
buatan, tangan kanan menutup hidung dan meniup dari mulut ke mulut sebanyak dua
kali.
Lakukan secara
berulang, tekan dada 30 kali dan nafas buatan dua kali sampai pasien sadar, atau
sambil menunggu sampai petugas medis datang.
Praktek CPR bersama team dari Medic One |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA