Foto by Nugraha Amijaya |
Saya punya kegemaran berguru, pada siapa saja tanpa
pandang bulu. Karena setiap orang memiliki keunikan, bisa menjadi tambang ilmu
kalau kita mau menggalinya.
Pada program ‘Blogger on Vacation’ Semen Merah Putih,
hari ketiga blogger melewatkan jelang malam di pinggir pantai Tanjung Layar di
Bayah Banten.
Suasana pantai dengan ombak tenang, semakin seru dengan obrolan bersama Pak Andre Vincent Wenas, selaku Direktur Human Capital PT Cemindo Gemilang.
Suasana pantai dengan ombak tenang, semakin seru dengan obrolan bersama Pak Andre Vincent Wenas, selaku Direktur Human Capital PT Cemindo Gemilang.
Obrolan berlangsung santai, sambil menikmati menu sea food di saung beralas tikar. Suara
angin darat tidak terlalu besar, kerlip bintang membuat malam semakin sempurna.
Pak Andre telah menapaki karir cukup panjang, dimulai
tahun 1989 sambil menyelesaikan skripsi di Universitas Padjajaran Bandung. Kala
itu Andre muda, bekerja sebagai copy writer di advertising Agency bernama
Hakuhodo.
“Saya dulu
pernah ke Pantai di Bayah, mencari lokasi untuk shooting iklan. Saat itu akses ke
pantai masih susah, infrastrukturnya jauh berbeda dengan sekarang” kenang
Pak Andre.
Sejenak saya membayangkan, hari pertama perjalanan dari Rangkasbitung menuju
Bayah.
Jalanan beton membelah hutan, mengantar rombongan blogger menuju Pabrik Semen Merah Putih (SMP).
Pada hari kedua saat menuju Pantai Sawarna, seorang tukang ojek berujar jalanan semen yang kami lewati adalah kontribusi SMP.
Jalanan beton membelah hutan, mengantar rombongan blogger menuju Pabrik Semen Merah Putih (SMP).
Pada hari kedua saat menuju Pantai Sawarna, seorang tukang ojek berujar jalanan semen yang kami lewati adalah kontribusi SMP.
Setelah berkiprah di advertising agency, Pak Andre hijrah
ke Astra International selama 7 tahun. Peraih gelar MBA, Bussines Administration
dari Monash University, juga pernah berkarya
di Group Salim kemudian di Garuda Food sampai tahun 2015.
Pak Andre pernah menjadi penulis tetap, di kolom
global marketing majalah bulanan Marketing.
Selama dua tahun menyapa pembaca tabloid Kontan, menggawangi kolom konsultasi usaha. Pada 5 Oktober 2015 ditarik Semen Merah Putih, sehingga bisa bersua dengan blogger malam ini.
Selama dua tahun menyapa pembaca tabloid Kontan, menggawangi kolom konsultasi usaha. Pada 5 Oktober 2015 ditarik Semen Merah Putih, sehingga bisa bersua dengan blogger malam ini.
“Ilmu
management intinya sama, mau mobil, minuman, karet, makanan dan sebagainya
hanyalah komoditi, prosesnya adalah bagaimana
produk bisa dijual. Bisnis itu
sederhana, bagaimana bisa mendapat revenue finance dan bagaimana harus menang
di komponen market.” “Ujar Pak Andre
Vincent Wenas.
Saya jadi ingat kelas ekonomi makro, ketika masih di
bangku kuliah puluhan tahun silam. Agar sebuah product menang di komersial
market, maka proses bisnis sebuah organisasi harus bagus.
Mulai dari perencanaan, ekseskusi, proses review, proses check ricek baik di ruang rapat atau lapangan kemudian action.
Mulai dari perencanaan, ekseskusi, proses review, proses check ricek baik di ruang rapat atau lapangan kemudian action.
Sebagai Direksi Human capital SMP, Pak Andre bertugas
memastikan orang yang punya kompetensi ada
di SMP.
Setiap personal memiliki motivasi, sehingga bisa menjalankan bisnis proses dengan baik supaya bisa memberi service pada pasar.
“Kalau konsumen puas, otomatis akan memberi revenue yang baik,” tegas Pak Andre.
Setiap personal memiliki motivasi, sehingga bisa menjalankan bisnis proses dengan baik supaya bisa memberi service pada pasar.
“Kalau konsumen puas, otomatis akan memberi revenue yang baik,” tegas Pak Andre.
Bapak Andre Vincent Wenas -dokpri |
-0o0-
Industri semen sudah ada mulai tahun 1900-an, saat
itu Belanda memproduksi Semen Padang.
Kemudian terus berkembang seiring perkembangan jaman, saat ini menduduki 4 besar adalah Semen Indonesia Group, Indocement, Holcim dan Semen Merah Putih.
Kemudian terus berkembang seiring perkembangan jaman, saat ini menduduki 4 besar adalah Semen Indonesia Group, Indocement, Holcim dan Semen Merah Putih.
Produksi semen di Indonesia sebesar 100 juta ton/
tahun, dengan angka penerimaan pasar 65 -70 juta ton – artinya ada kelebihan kapasitas.
”Anomali,
investor asing tetap mau investasi, karena per kapita konsumsi sangat rendah dibawah
200 kilometer per kapita per tahun. Konsumsi
per kapita, menggambarkan potensi pembangunan fisik masih sangat besar terutama
infrasturuktur. Seperti jalan, bangunan, bendungan, pelabuhan” penjelasan ini benar-benar merefleksikan keluasan pengetahuan beliau.
Setiap yang disampaikan Pak Andre, seketika mencerahkan
ruang gelap di benak saya. Banyak pengetahuan baru saya raup, mengantar saya pada teori yang baru kali pertama didengar.
“Keberadaan
Jalan seperti teori belalai, kalau ada jalan apapun bisa dialirkan. Dengan
adanya jalan, otomatis akan menyusul ada market dan akan terjadi transaksi
ekonomi. Dengan membuka jalan, maka terjadi efek traffic ekonomi di kanan kirinya.
Ada yang bikin hotel, sekolah, rumah sakit, ada perumahan, perkampungan, semua
pembangunan membutuhkan semen”
Sejarah industri semen sendiri dimulai sangat lokal,
karena masalah utama semen adalah persoalan logistik, sehingga dibangun pabrik
yang dekat dengan market.
Seperti Semen Padang memenuhi market Sumbar dan
sekitarnya, pasar jawa Timur dikuasai Semen Gresik dan Semen Tonasa untuk pasar
di Makassar.
Semen Merah Putih mendekat dengan market Banten, mulai mengatasi persoalan logistik.
Semen Merah Putih mendekat dengan market Banten, mulai mengatasi persoalan logistik.
SMP mempunyai pelabuhan laut dalam, sangat
memungkinkan kapal besar bisa bersandar. Dengan menyediakan kapal besar sendiri,
otomatis bisa membawa semen dalam jumlah besar.
“Masalah
marketing sebenarnya bukan market tapi logistik, tantangan pengiriman adalah
kapasitas angkut yang terbatas dan jadwal kapal yang tidak cocok. Dengan memiliki
kapal sendiri, kita tidak tergantung jadwal kapal sehingga bisa melakukan
pengiriman lebih banyak. Semen Merah Putih mencari pasar yang belum dilirik brand
lain, sehingga dari sisi logistik bisa
menang lebih dulu.” ujar peraih MM, Management Science Institut
Pengembangan Managemen Indonesia.
Obrolan Santai Pak Vincent bersama Blogger -dokpri |
Ketimpangan antara daerah di negeri ini, bisa
diterobos melalui pembangunan infrastrukur, selain akan menaikkan perekonomian
juga memeratakan keadilan sosial.
Pak Andre
terlihat bersemangat, ketika mengisahkan rencana Pemda Lebak melakukan reaktifasi
jalur kereta.
Rel kereta jalur Bayah, Saketi, Malimping, dibangun masa pendudukan Jepang dengan memperkerjakan romusha. Kalau jalur kereta sudah diaktifkan, niscaya akses perekonomian semakin terbuka dan membawa dampak pada sosial dan budaya masyarakat setempat.
Rel kereta jalur Bayah, Saketi, Malimping, dibangun masa pendudukan Jepang dengan memperkerjakan romusha. Kalau jalur kereta sudah diaktifkan, niscaya akses perekonomian semakin terbuka dan membawa dampak pada sosial dan budaya masyarakat setempat.
Malam semakin meninggi, hembusan angin darat semakin
kencang dan terasa dingin menyentuh pori pori.
Butiran butiran ilmu yang saya reguk, bagai pelita yang berpendar menuntun dari kegelapan.
Butiran butiran ilmu yang saya reguk, bagai pelita yang berpendar menuntun dari kegelapan.
Om, ini pabrik Semennya dan pemukiman dekat? Daerah Lebak ya? Baru dengar ada semen merah putih. Smoga kehadiran semen merah putih bisa meningkatkan taraf hidup masy sekitar.
BalasHapusLokasi pabrik dan pemukiman warga di daerah yg sama namanya Bayah di Banten mak, di sekitarnya ada pantai yang kereeen namanya Sawarna, Tanjung Layar, pasir putih dsb
Hapus