Novel Janadriyah , Sebuah Perjalanan -dokumentasi pribadi |
Coba bayangkan di benak anda, sebuah keluarga muda yang
tengah hidup di negara orang.
Tinggal di kontrakkan atau flat sederhana, hanya ada perabot minim dimiliki seperti karpet gulung dan kasur tiup.
Hidup jauh dari sanak saudara, kalau ada masalah tak bisa berkesah pada orang terdekat.
Tinggal di kontrakkan atau flat sederhana, hanya ada perabot minim dimiliki seperti karpet gulung dan kasur tiup.
Hidup jauh dari sanak saudara, kalau ada masalah tak bisa berkesah pada orang terdekat.
Rahmat nama ayah muda, mengajak istri dan anaknya
pindah karena bekerja di Riyadh Qatar.
Mai sang istri, sedang mengandung buah hati kedua. Masalah serius tiba-tiba menghampiri, ketika usia kandungan masih delapan bulan.
Ibu muda stress dan mengalami kontraksi hebat, pasangan ini limbung dengan kondisi serba mendadak.
Mai sang istri, sedang mengandung buah hati kedua. Masalah serius tiba-tiba menghampiri, ketika usia kandungan masih delapan bulan.
Ibu muda stress dan mengalami kontraksi hebat, pasangan ini limbung dengan kondisi serba mendadak.
Pada saat yang sama, kondisi kantor tempat Rahmat bekerja
sedang tidak kondusif.
Ayah muda ‘dipaksa’ membuat Laporan analisa keuangan fiktif, agar seisi kantor bisa selamat dan dirinya tidak dipecat.
Ayah muda ‘dipaksa’ membuat Laporan analisa keuangan fiktif, agar seisi kantor bisa selamat dan dirinya tidak dipecat.
Cairan berbau amis mulai mengalir di betis istri, hati
suami mana yang tidak dilanda kebingungan yang sangat.
Membawa istri tercinta ke rumah sakit di Dallah, sulungnya yang masih kecil tidur pulas dititipkan pada tetangga flat.
Membawa istri tercinta ke rumah sakit di Dallah, sulungnya yang masih kecil tidur pulas dititipkan pada tetangga flat.
Mulutnya menyericau sepanjang perjalanan, seolah
mengalirkan energi pada istri tercinta.
Bahwa lelaki yang menyayanginya, berjanji akan mengajak bersujud di depan baitullah.
Bahwa lelaki yang menyayanginya, berjanji akan mengajak bersujud di depan baitullah.
“andai saja
waktu itu aku enggak pindah, kejadian ini tidak perlu terjadi,” batinnya
mulai geming.
-0o0-
Novel berjudul Janadriyah – Sebuah perjalanan, adalah
novel keluaran penerbit Erlangga karya dua penulis yang diambil berdasarkan
kisah nyata.
Ditulis oleh Achi TM penulis produktif, telah menerbitkan 20 Novel dan aktif di RUMAH Pena. Bersama penulis Febriandi Rahmatulloh, seorang marketing data analystic bekerja untuk perusahaan Vidafone di Qatar.
Ditulis oleh Achi TM penulis produktif, telah menerbitkan 20 Novel dan aktif di RUMAH Pena. Bersama penulis Febriandi Rahmatulloh, seorang marketing data analystic bekerja untuk perusahaan Vidafone di Qatar.
Bapak Rahmat
Setyo, selaku Kepala Pemasaran
Erlangga Cabang Jakarta, dalam acara
launching novel Janadriyah menyampaikan, ”Dengan
penuh rasa syukur sekaligus bangga pada beliau berdua, karya besar dua
pengarang akan launching pada hari ini. Bangsa
dan negara Indonesia sedang diberi bonus demografi, usia produktif
mencapai 70% dari total penduduk. Bonus demografi menjadi berkah, ketika spirit
perjuangan mas Febriandi bisa menjadi viral dan mengisi dalam keseharian anak
muda. Penerbit Erlangga tidak pernah bosan
selalu bersemangat, memberi pesan kepada siapa saja yang punya talent menulis
mari sama sama kita kembangkan. Mudah mudahan karya besar penulis yang
diterbitkan Erlangga, bisa menginspirasi pembaca dan kita semua.”
Ketika melihat cover novel, saya langsung tergerak ingin
mengambilnya. Ketika membaca endorse di cover belakang, terdapat nama Helvi
Tiana Rosa, Panji Pragiwaksono dan artis Titi Kamal.
Tak ketinggalan Ustad Habibburahman El_Sirazhy, Sungging Raga dan Nadila Fitria, memberi endorse di halaman dalam Novel ini.
Tak ketinggalan Ustad Habibburahman El_Sirazhy, Sungging Raga dan Nadila Fitria, memberi endorse di halaman dalam Novel ini.
Dengan gaya bertutur, plot cerita dalam novel ini dibuat
meloncat loncat.
Berkisah tentang masa sekarang Rahmat, kemudian dikolaborasi dengan dua dasawarsa sebelumnya.
Berkisah tentang masa sekarang Rahmat, kemudian dikolaborasi dengan dua dasawarsa sebelumnya.
Sungging Raga, seorang penulis dan teman kuliah Febriandi
Rahmatullah, pada launching Janadriyah ditodong
berbicara di awal acara.
“Sebagai teman, saya tahu mas Febri berlatar pendidikan exact, begitu tahu beliau menulis novel menjadi hal yang luar biasa. Kisah ini selain menarik bagi saya juga menginspirasi, seorang dari desa berangkat ke Jogja dan hidup di luar negeri. Semoga ini adalah awal dari karya beliau selanjutnya, silakan dibaca sendiri novelnya,” ujar Sungging Raga
“Sebagai teman, saya tahu mas Febri berlatar pendidikan exact, begitu tahu beliau menulis novel menjadi hal yang luar biasa. Kisah ini selain menarik bagi saya juga menginspirasi, seorang dari desa berangkat ke Jogja dan hidup di luar negeri. Semoga ini adalah awal dari karya beliau selanjutnya, silakan dibaca sendiri novelnya,” ujar Sungging Raga
Achi TM dan Febriandi Rahmatulloh - dokumentasi pribadi |
Novel ‘Janadriyah – Sebuah Perjalanan- adalah buku
pertama bagi Febriandi, meski keinginan nenulis
novel sudah dari 2005.
Novel ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih, kepada keluarga yang telah mendidik dan memberi hal positif.
Meski pada satu saat Febri pernah membuat keputusan drastis, tetapi keluarga tetap mendukung penuh.
Novel ini sebagai bentuk ungkapan terimakasih, kepada keluarga yang telah mendidik dan memberi hal positif.
Meski pada satu saat Febri pernah membuat keputusan drastis, tetapi keluarga tetap mendukung penuh.
Janadriyah adalah nama suatu festival di Riyadh, satu
tahun sekali kota Riyadh berubah wajah.
Hampir dimana mana ada kegembiraan, musik, tarian, lampu lampu dan hiburan membuat suasana menjadi cerah ceria.
Hampir dimana mana ada kegembiraan, musik, tarian, lampu lampu dan hiburan membuat suasana menjadi cerah ceria.
Hal senada diungkapkan Achi TM, bahwa Novel Janadriyah
tak ubahnya seperti festival kehidupan.
Ada bagian sedih, lucu, kamarahan, keikhlasan, sehingga perjalanan hidup menjadi lebih berwarna. Achi TM senang bisa tandem menulis dengan Febriandi, kendala jarak Jakarta dan Qatar disiasati dengan komunikasi melalui chatting.
Ada bagian sedih, lucu, kamarahan, keikhlasan, sehingga perjalanan hidup menjadi lebih berwarna. Achi TM senang bisa tandem menulis dengan Febriandi, kendala jarak Jakarta dan Qatar disiasati dengan komunikasi melalui chatting.
Hijrah Rahmat, selaku editor Penerbit Erlangga yang
menangani Novel Janadriyah, merasa senang bisa bekerjasama dengan kedua penulis
novel ini.
Keduanya sangat korporatif, komunikasi intens dilakukan biasanya pada dini hari.
Keduanya sangat korporatif, komunikasi intens dilakukan biasanya pada dini hari.
Meski saya pribadi baru baca bab awal, tapi lembar
lembar permulaan sudah membuat hati ini teriris.
Saat Rahmat kecil menabung serupiah dua rupiah, dengan harapan bisa memberangkatkan abah dan Emak ke tanah suci.
Abah lelaki sederhana yang hidupnya lurus, memeluk jagoan kesayangan penuh haru. – sudah ah baca sendiri kelanjutannya ya--
Saat Rahmat kecil menabung serupiah dua rupiah, dengan harapan bisa memberangkatkan abah dan Emak ke tanah suci.
Abah lelaki sederhana yang hidupnya lurus, memeluk jagoan kesayangan penuh haru. – sudah ah baca sendiri kelanjutannya ya--
Aku kpingin baca mas,, noted bngt ini inspirasi inget2 waktu saat nikah dn jauh sm ortu n sodara hanya beda Kota,,. samalah perasaanny
BalasHapusKalo antar kota masih bisa datang, kalo beda negara itu susah juga
HapusInspiratif ya mas Agung Han, dan saya sih suka banget sama ... karakter penulisnya juga> Achi TM terkenal sangat lincah bertutur dan kadang diselipin humor, sedang Febri terlihat sangat teliti mengolah data.
BalasHapussemoga bisa diangkat ke layar lebar
Betul mak Tanti
Hapusaku masih bacanih, dan memang benar2 perjuangan hidup ya hehe
BalasHapusBukunya tebal jd musti baca pelan2 :) biar menghayati jalan cerita
HapusNovelnya bikin baper juga banyak kalimat-kalimat romatis yang buat klepek-klepek.
BalasHapusIya kakak perjuangan Rahmat menginspirasi
HapusNovel inspiratif, bertaburan kalimat hikmah yang bagus buat dicatet (dan diamalkan pastinya ya)
BalasHapusSepakat kakak
Hapus