Keren Tanpa Rokok - dokpri |
Membaca
sebuah status di FB, seorang ibu menuangkan kekesalannya. Saat berada di
kendaraan umum, penumpang duduk di sebelahnya kedapatan merokok. Seketika asap memenuhi
ruangan angkot, tak bebas keluar karena terhalang jendela kaca.
Saya
bisa membayangkan sendiri, betapa tak nyaman terkena asap secara langsung. Dulu
ada saudara perempuan langsung muntah, tak tahan kena asap rokok meskipun tidak
secara langsung.
Sebagai
orang yang tidak merokok, sesekali saya pernah menelisik di pikiran perokok. Padahal
tanda peringatan sudah dipasang, dengan gambar tengkorak, janin cacat atau
tenggorokan berlubang. Pun kalimat sadis dituliskan, “Merokok Membunuhmu” terpampang
jelas pada bungkusnya.
Rupanya
peringatan keras kurang berdampak, persepsi bahaya merokok dibelokkan perokok sendiri.
“Gak Ngerokok sama aja, ntar juga mati”, “Yang ngga ngerokok belum jaminan
sehat terus”, dan sebagainya dan sebagainya.
Apakah ini dampak dari iklan Rokok?
Pada
acara Ngobrol bareng Moza Pramita, saya mendapati pencerahan dahsyatnya sebuah
iklan. Acara inspiratif dan keren ini, digelar pada jumat sore bertempat di Hotel
Veranda Kebayoran Baru. Moza pramita sebagai pemandu acara, menghadirkan 4
narasumber yang kredibel.
Bapak
RTM. Masli selaku praktisi periklanan,
meyakinkan tentang pengaruh iklan dalam membangun persepsi pemirsanya.
Peran
iklan sangat vital, yaitu menyampaikan informasi tentang suatu produk. Agar informasi
tampil menarik, maka iklan musti dikemas secara persuasif, sehingga pekerja
iklan disebut pekerjaan kreatif.
Iklan
rokok dengan segala pembatasannya, justru memunculkan ide ide kreatifitas. Seperti
larangan keras, bahwa iklan tidak menampilkan atau mempertontokan orang sedang merokok.
Dasarnya
memang pekerja kreatif, tetap saja bisa mengambil sudut pandang out of the box. Akhirnya dipilih cara
dengan memanfaatkan emosional pemirsa, sehingga iklan tetap merebut perhatian
pemirsa.
Pada
sebuah iklan rokok televisi ditampilkan, sosok lelaki gagah perkasa, kuat, tangguh
bergaya cowboy. Berlatar daerah pedesaan Amerika, sang cowboy menunggang kuda
putih sedang berjalan, berlari dan meringkik.
Satu
dua detik di ujung iklan, tampak kaki kuda bagian depan terangkat ke atas.
Kemudian muncul nama merk, menyadarkan pemrisa bahwa yang ditonton adalah iklan
rokok.
Pemirsa
mana tidak terbawa emosinya, mendadak merasa seperti cowboy apabila merokok merk
diiklankan. Agar persuasi yang dibangun oleh iklan berhasil, maka dimunculkan berkali
kali dengan frekwensi rapat.
Maka
tak mengherankan, ada satu iklan rokok muncul beruntun pada beberapa televisi.
Alhasil berhasil tertanam di benak pemirsa, pesan apa yang disampaikan rokok
tersebut.
-o0o-
Ki - Ka ; M Joni, Sarah Sechan, Ekki Sukarno, RTM. Masli, Moza Pramita - dokpri |
Presenter
Sarah Sechan juga hadir sebagai narasumber,
bercerita pengalaman berkaitan rokok.
Sarah
berasal dari keluarga bukan perokok, mulai dari orang tua, saudara dan suami
termasuk anti rokok. Maka kalau sedang di tempat umum, kemudian ada orang
mendekat kemudian merokok, Sarah tidak segan untuk memperingatkan.
Pernah
saat ada job MC di sebuah club, Sarah memperingatkan orang duduk di dekatnya
yang sedang merokok. Bahwa Sarah merasa
lebih dulu duduk, cukup keberatan ada yang datang dan merokok.
Sebagai
seorang ibu, Rajasa sang buah hati diberi pengertian akibat ditimbulkan dari
merokok. Apalagi sang anak jelang usai
remaja, perlu upaya ekstra memberi nasehat. Mengingat iklan rokok dikemas
sangat keren, emosi yang dibangun juga sangat kreatif—persis seperti diungkapkan MT Rasli.
Sikap
anti rokok dilakukan Ekki Sukarno,
musisi ternama di era tahun 80 an. Berani dengan tegas menolak kerjasama perusahaan
Rokok, yang hendak mendanai konser musik IDPFest yang diprakarsai.
Meski
diakui Ekki, perusahaan rokok tak segan menggelontorkan dana besar. Asal kompensasi
yang didapat setara, biasanya merk rokok maunya paling ditonjolkan. Karena musik
kerap menjadi perhatian segala kalangan, Ekki bersikukuh menolak tawaran sponsor
besar ini.
Mengapa rokok tidak distop?
“Masalahnya rokok belum diharamkan, selama boleh
diproduksi masih punya hak dipasarkan. Ketika rokok masih dipasarkan, salah
satu kakinya adalah promosi melalui iklan. Tugas Iklan menggiring persuasi
orang, untuk beraksi dan mendekati serta membeli” Ujar RTM Masli “Dalam beriklan, sebaiknya rokok mempertimbangkan
segmen media dipilih. Misalnya memilih jenis acara televisi, yang ditonton oleh
pemirsa usia 18 tahun ke atas”.
-0o0-
Narasumber
Muhammad Joni, dari Komnas Pengendalian Tembakau Bidang Hukum
dan Advokat. Cukup tegas menyampaikan pemikirannya, tentang ketidaksetujuan
terhadap penanyangan iklan rokok.
Menurut
M Joni, iklan rokok adalah upaya membongkar akal sehat agar kita hidup tidak
sehat. Penayangan iklan rokok adalah isue besar, karena iklan sebagai medium
paling efektif untuk promosi.
Upaya
melawan iklan rokok, adalah upaya masyarakat yang musti dibarengi regulasi
pemerintah. Komisi 1 DPR tengah membahas RUU penyiaran, yang mengatur pelarangan
iklan dan produksi rokok.
Suasana Ngobrol bareng Moza Pramita -dokpri |
Faktanya.
Belanja
iklan rokok terus meningkat, iklan rokok kretek menempati urutan ketiga
tertinggi belanja iklan rokok di televisi. Dari 10 stasiun televisi, selama
empat bulan bisa menaikkan iklan sampai 25 merek rokok 48 versi (penelitian Nina Mutmainnah, Ade Armando dan
Hendriyani di UI tahun 2012)
Pemerintah
musti melakukan tindakan progresif, rakyat pihak paling berhak mengawalnya. Karena
undang undang dibuat atas aspirasi rakyat, fungsi DPR sebagai perumus keinginan
rakyat.
Upaya
rakyat bisa dilakukan secara masif, melalui twit, posting di medsos dan lain sebagainya
tentang larangan penayangan iklan merokok. Sekecil apapun upaya kita, kalau
dilakukan secara kolektif, kontinyu dan konsisten, bukan mustahil akan memberi
dampak.
Saya
membayangkan akan datang masa, kita semua berani dan lantang mengatakan “STOP IKLAN ROKOK”.-salam-
Dari jaman gua kerja di periklanan 5 tahun lalu udah kayak gitu tuh. Memang ga boleh nunjukkin rokok di dalam iklan, tapi iklan-iklannya justru jadi lebih berbahaya dan "beracun" karena sekarang rokok bukan ditampilkan sebagai rokok, tapi sebagai sebuah trend dan gaya hidup
BalasHapusbetul, namanya industri kreatif begitulah :)
HapusYakin ngak sech kalo rokok di haramkan, bakal orang berhenti merokok ???
BalasHapusItulah Kak, belum pasti ya :)
HapusSeharusnya pemerintah tegas ya melarang peredaran rokok. Para petani tembakau ngga akan kehilangan mata pencaharian ko kalau pabrik rokok tutup. Mereka masih bisa diberdayakan di bidang yang lain. Sebel banget sama perokok yang ngga tahu etika. Merokok sembarangan padahal di situ ada anak kecil atau di tempat umum yang banyak orang. Rasanya pengen jitak mereka aja deh.
BalasHapusbetul, asal dilakukan secara bertahap :)
Hapus