Pak Ahmad Toha (berdiri kanan) menunggu chek kesehatan -dok. group |
Ahmad
Toha lelaki usia paruh baya, adalah Awak Mobil Tanki (AMT) satu siap bertugas
pada kamis siang itu. Bersama satu rekan sebagai AMT 2, berhenti di depan meja kayu warna cokelat
kekuningan. Badannya yang tegap kulit kehitaman, siap mengemudikan tanki Bahan
Bakar Minyak. Anda pasti kerap jumpai, mobil tanki berwujud besar menjulang sebagai
pengisi BBM di SPBU.
Sangat
butuh keahlian khusus, mengemudikan truck tanki super besar. Untuk mendapat SIM
B1, musti melalui serangkaian test yang tidak mudah.
Sebelum
melaksanakan tugas, rangkaian proses dilalui Ahmad Toha. Pertama mendatangi
meja check kesehatan, dengan alat pengukur tensi diketahui bagaimana kondisi
badan. Kalau hasil chek dinyatakan belum layak jalan, disediakan kamar khusus
untuk istirahat (baca: tidur). Ruangan seluas seperenam lapangan bola, dengan
pendingin udara dan lampu remang.
"Suasana ruang istirahat dibuat sedemikian
rupa, sehingga AMT bisa istirahat dengan nyaman. Waktu istirahat, sekitar dua
sampai lima jam. Selain kamar istirahat, tersedia juga kamar mandi dan locker
untuk menyimpan barang dua AMT. Hanya dua AMT yang bersangkutan, berhak
memegang locker tersebut." Jelas Abimanyu, selaku Supervisior Awak
Mobil Tanki
Kondisi
Ahmad Toha dinyatakan fit, bergeser ke finger print kemudian melakukan validasi
ke mesin kios. AMT melakukan scan segel, sampai keluar struck segel. Kertas
struck dibawa, ditukarkan segel yang sesuai kode validasi. Nah alat segel ini
berfungsi, memastikan tanki dalam kondisi aman belum diotak-atik siapapun.
Dari
pengambilan alat segel, menuju loket pengambilan surat jalan dan ongkos tol. Semua urusan administrasi lengkap, memakan
proses kurang lebih setengah jam. AMT 1
dan AMT 2 menuju mobil tanki, dengan nomor plat sesuai tertera di surat jalan.
Ahmad Toha memastikan tanki dalam keadaan kosong, kemudian tutup disegel dengan
pengaman yang sudah diambil. Hari itu Pak Toha, membawa tanki untuk ukuran 24 KL.
Mobil
tanki melakukan pengisian di Filling Sheed sesuai Loading Instruction, sesuai
dengan gate yang ditentukan. Setelah melakukan pengisian, AMT mengambil surat
jalan di Gate Out. Pada gate out inilah,
AMT 1 dan AMT 2 baru mengetahui tujuan distribusikan.
"
Tujuan distribusi BBM, diberikan kepada AMT berdasarkan sistem" Jelas Pak
Abimanyu.
Setelah
Pak Ahmad Toha, saya melihat AMT lain menjalani proses yang sama. Para AMT adalah
orang-orang berjasa, dalam mendistribusikan BBM ke wilayah Jabodetabek.
Tanki siap diisi BBM -dokpri |
-o0o-
Kamis
siang yang cukup terik, blogger berkesempatan visit ke Terminal Bahan Bakar
Minyak (TBBM) Plumpang berada di bawah PT. Pertamina Patra Niaga (PPN). Kami
diterima Pak Bahtra Insan TS, selaku
Manager Corporate Communication &
CSR PT. Pertamina Patra Niaga, beserta team.
AMT
seperti Pak Ahmad Toha, Pak Soleh, pak Agus dan AMT lain, berkerja di dibawah jasa
perusahaan penyedia tenaga kerja AMT yang dikelola PT. Sapta Sarana Sejahtera
(S3).
"AMT tidak memiliki ikatan kerja secara
langsung, PPN menggunakan jasa AMT dari S3 dengan sistem borongan dengan masa
kontrak kerja setiap dua tahun. Setelah masa kontrak berakhir, perusahaan
penyedia tenaga kerja bisa mengajukan diri melalui sistem tender"
Jelas Bahtra Insan TS saat bersua
dengan bloggers.
Setiap
pergantian jasa vendor, AMT tetap mendapat hak sesuai peraturan perundang-undangan
(pesangon dan hak normatif lainnya). Tenaga AMT bisa tetap dipekerjakan,
melalui perusahaan penyedia tenaga kerja pemenang tender.
Bahtra Insan TS, selaku Manager Corporate Communication & CSR PT. Pertamina Patra Niaga -dokpri |
Berapa Upah AMT ?
Dibayarkan
sesuai Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) setempat, ditambah Upah Performansi
sebagai pengganti Upah Lembur yang dibayar berdasarkan kinerja AMT.
Penetapan Upah Performansi sebagai pengganti Upah Lembur tidak bertentangan
dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.
Sementara
untuk uang Tunjangan Migas sudah tidak diberlakukan, hal ini mengacu kepada
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/II/2009
tentang Pencabutan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep: KEP-27/MEN/II/2000
Tentang Program Santunan Pekerja Perusahaan Jasa Penunjang Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi, saat ini telah diubah pemberlakuannya dalam bentuk
Pesangon.
--Untuk mendongkrak performa AMT, PPN menerapkan strategi
yang menarik. Setiap bulan diadakan pemberian reward, khusus bagi AMT yang
memiliki performa bagus. Reward berupa voucher belanja, dengan besaran yang
cukup memantik semangat kerja.
Tapi kalau AMT melakukan tindakan indisipliner, tentu PPN
bisa mengajukan keberatan kepada vendor (dalam hal ini S3)--
Bagaimana Pola Kerja ?
empat
hari kerja dan dua hari off, dengan pemberlakuan dua shift per hari,
masing-masing 12 (dua belas) jam. Hal ini telah diperhitungkan, sesuai ketentuan
HSSE (Health, Safety, Security and Environment).
"Dalam satu hari, AMT bisa membawa satu atau
dua rit tergantung lokasi SPBU. Kalau jaraknya sekitar kelapa gading saja
memungkin dua rit, kalau sampai Bogor atau Tangerang cukup satu rit"
Jelas pak Bahtra.
--o0o-
Terkait
dengan kabar demo di PPN, memang terlihat segerombol orang seragam AMT
bergerombol di dekat gerbang masuk. Mereka menamakan, Serikat Buruh
Transportasi Perjuangan Indonesia - Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan
Indonesia PT Pertamina Niaga (SBTPI- FBTPI PT PPN).
Dengan
jelas Pak Bathra menekanan, bahwa SBTPI- FBTPI PT PPN bukan lembaga resmi di
bawah PPN, sehingga seluruh kegiatan di luar tanggung jawab PPN.
--saya mendapat analogi sederhana, ketika ada ibu (selanjutnya pihak 1) mencari Asistant Rumah Tangga (selanjutnya pihak 2) melalui perusahaan pengelola ART
(selanjutnya pihak 3). Tentu saat pihak 2 mulai bekerja pada pihak 1, sudah
terjadi kesepakatan hak dan kewajiban. Ketika waktu berjalan, pihak 1 bisa
melihat kinerja pihak 2.
Karena pihak 2 dibawa pihak 3, tidak bisa menuntut pihak 1
seenaknya sendiri. masalah gaji, jenis pekerjaan dan ketentuan lain sudah
disepakati di awal. Pun kalau pihak 1 tidak puas dengan pihak 2, bisa lapor
kepada pihak 3 untuk diganti.
Logika yang sama juga sangat sederhana, kalau pihak 2
bekerja baik dan tidak bikin ulah. Saya kok yakin, kecil kemungkinan, pihak 1
complain pada pihak 3.---
Nah, sebagai langkah terhadap ancaman
mogok kerja AMT di TBBM Plumpang, Manajemen PPN melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menyiapkan AMT cadangan sebagaimana prosedur dalam penanganan AMT, termasuk menggunakan tenaga bantuan dari TNI Divisi Perbekalan & Angkutan.
- Melakukan koordinasi dengan aparat Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) untuk pengamanan atas kemungkinan terjadinya tindakan anarkis oleh pengunjuk rasa.
- Antisipasi alih supply dan meningkatkan pasokan BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak H-7 sampai dengan H+7.
- Membentuk Tim Satuan Tugas (SATGAS) untuk melakukan pengawasan dan koordinasi terpadu untuk mencegah hal-hal yang merugikan, serta berupaya menjamin kelancaran distribusi BBM ke seluruh SPBU selama masa ancaman mogok kerja AMT.
-o0o-
Selain
Pak Ahmad Toha, bloggers berkesempatan berbicang dengan Pak Soleh dan Pak
Agus (AMT 1 & AMT 2). Mereka berdua memiliki prinsip
yang sama, yang penting bekerja tidak terpengaruh dengan hasutan teman yang
mengajak berdemo.
"kalau saya bagaimana bekerja dengan baik,
pokoknya prioritas saya untuk anak istri di rumah" ujar Pak Soleh.
Pak Soleh memberi kesaksian, PPN selama ini bersikap adil
dan sangat membantu. Untuk AMT berperforma bagus, kemudian memiliki anak
berprestasi di sekolah. Maka anak AMT juga mendapat reward, hal ini sangat memotivasi
semangat belajar anak AMT.
Pak Agus memberi pendapat senada, berpikir jauh untuk
mengikuti ajakan berdemo. Apalagi kalau memikirkan anak dan istri di rumah, hanya
satu tekad yaitu bekerja dengan giat.
Blogger's berfoto bersama Pak Bahtra -dok group wa |
Bus yang membawa blogger's keluar
dari pintu gerbang, terlihat ada orang dengan seragam AMT di sisi kanan
gerbang. Memang pada sisi kanan ini, banyak pepohonan rindang untuk berteduh.
Sekilas mengira-ngira jumlah, tak sampai ratusan orang. Artinya prosentasenya
relatif kecil, dibanding jumlah AMT secara keseluruhan.
Andai saja pendemo bersabar lebih, menempuh
jalan musyawarah berpijak pada kesepakatan bersama. Saya kok yakin, tindakan
yang memicu isu tidak sedap bisa dianulir. Kalau sudah terjadi seperti ini,
bukannya mereka sendiri (baca AMT pendemo) yang merugi. Tentu saja pemasukan
mereka terganggu, berpengaruh pada pencarian nafkah untuk anak dan istri.
*merenung--salam--
Suasana TBBM Plumpang -dokpri |
Apapun profesi kita, hendaknya tidak pernah lupa bersyukur...
BalasHapusDalam kondisi sekarang ini, mendapat pekerjaan sdh merupakan anugrah dan berkah,
terutama yg sdh berkeluarga...
Semoga tulisan ini bisa menginspirasi yg lain ya mas...
Aminn
HapusSesungguhnya saya takut kalau liat mobil bahan bakar ada di jalan,. horor banget, apalagi deket2 dia. pernah diceritain ada mobil bahan bakar terbalik terus kebakaran di jalan T_T
BalasHapusIya mbak, kalo papasan trs jalanan sempit jd was was gt
Hapus