Press Confrence SOS Children's Villages -dokpri |
Kalau mendengar usia dengan angka 55 tahun, apa yang
terbayang di benak anda?
Sebagian kita mungkin berpikir, usia tersebut adalah menjelang istirahat karena
biasanya sudah pensiun. Kondisi fisik mulai melemah, tenaga tak lagi sepenuhnya
fit. Sebagian besar mungkin ada benarnya, tapi ternyata tak sepenuhnya benar.
Mau bukti ?
Adalah Gatot Sudariyono (55 tahun), seorang
pensiunan saat ini beliau juga berwiraswasta. Melihat penampilan lelaki lulusan
ITB, saya tangkap kesan sehat dan semangat terpancar dari raut muka. Hal ini
tentu tak lepas dari gaya hidup sehat, serta kegemarannya pada olah raga lari.
Siapa sangka saat masih aktif sebagai pekerja
kantoran, Gatot sempat memiliki bobot tubuh 85 kg. Bermula saat berada di
Tokyo, orang-orang sedang berlari untuk mempersiapkan event lari kelas dunia.
Hal ini memantik semangat Gatot, mengikuti beragam event lari.
Setelah aktif berolah raga termasuk lari, kini 25 kg
lemak berhasil dibuang dari tubuhnya. Kini aksi lari 550 KM dilakukan Gatot,
dalam rangkaian perayaan 44 tahun SOS
Childern's Villages Indonesia.
ki-ka ; Teguh (movit), Gatot Sudariyono, Greg Haditano Nitihardjo -dokpri |
Apa itu SOS
Childern's Villages ?
Adalah organisasi nirlaba, yang bergerak untuk
memperjuangkan hak-hak dasar anak khususnya dalam pengasuhan. Berdiri sejak tahun
1949, sudah menyebar di 134 negara termasuk Indonesia. Bagi anak-anak yang
kehilangan pengasuhan, SOS Childern's Villages memberikan pengasuhan berbasis
keluarga.
SOS Children'sVillage Indonesia berdiri tahun 1972,
sudah ada 8 Desa Anak (Childern's Villages), yaitu di Lembang, Jakarta, Bali,
Flores, Semarang, Banda Aceh, Meulaboh dan Medan. Totak ada 1300 anak asuh,
berada di 8 Desa Anak SOS tersebut.
Greg Hadiyanto
Nitihardjo, selaku National Director
SOS Childern's Villages Indonesia mengungkapkan dalam press confrence
"Banyak anak yang kehilangan keluarga dan orang
tua, banyak pula pihak yang membantu namun tidak seratus persen seperti yang
diharapkan anak. Anak-anak tidak sekedar
butuh selimut dan nasi, tapi yang paling dibutuhkan adalah orang yang
menyayangi mereka. Apa yang ada dalam sebuah keluarga yang ideal, dicopy paste
oleh SOS Childern's Villages. Yaitu dengan menghadirkan ibu asuh yang permanen,
yang selalu ada dan mendampingi anak-anak setiap hari. Konsep ini dibangun SOS Childern's
Villages, agar anak-anak tidak kehilangan pengasuhan.
SOS Children's Villages Indonesia tidak dapat bekerja
sendiri, diperlukan dukungan dari masyarakat, komunitas hingga pemerintah untuk
mewujudkan mimpi anak sebagai generasi penerus bangsa. Kreatifitas publik dalam
mendukung SOS Childern's Villages, adalah wujud kepedulian masyarakat dalam
pemenuhan hak-hak anak"
-o0o-
Gatot Sudariyono, sosok yang peduli dengan
pendidikan anak-anak Indonesia khususnya di SOS Childern's Villages. Aksi 'Run To Care 550KM for Childern' mengajak
serta partisipasi publik mengumpulkan donasi dengan berlari.
Aksi lari ini sudah dimulai dari Penang 100 ultra
Marathon (16-17 September 2016), ditempuh dalam 18 jam. Akan dilanjutkan pada Jakarta 100 Ultra
marathon dan Borobudur 116 Ultra marathon pada november ini. Ada rangkaian lari
berikutnya, 'Coast to Coast Run' adalah
jalur yang dicanangkan pribadi, melintasi pantai Sindang Barang Cianjur melalui
Cipanas Bogor dan berakhir di pantai Ancol berjarak 227 KM pada 23 Desember
2016. Donasi yang ditargetkan adalah 440 juta, seluruhnya diserahkan untuk
biaya pendidikan anak-anak SOS Childern's Villages Indonesia.
"Berlari di atas 42 KM belum Ultra, sementara
berlari di atas 100 KM baru Ultra. Berlari itu seperti teater, kalau teater
sekitar 2 jam sementara lari bisa berdurasi 18 jam yang akan dishare pada
audience. Saya punya 1000 jaringan, yang akan memviralkan foto setiap 10 KM
disertai caption. Pelari bisa menjadi medium untuk donatur datu filantropis,
bahwa medium ini harus diceritakan" papar Gatot Sudariyono.
Penyerahan donasi untuk SOS Children's Villages -dokpri |
O'ya, Run To Care ini adalah kali kedua setelah
agustus dilakukan Gatot. Aksi penggalanan dana serupa, sudah dilakukan oleh
komunitas Obler (Oneng Blarian) dan KLM (Komunitas Lari Malam) berhasil mengumpulkan
dana 26.490.122. Hal ini cukup sebagai bukti, bahwa pelari peduli pada masa
depan anak-anak Indonesia.
Aksi Run To Care semakin menarik, akan diendorse oleh
public figur Rebecca Rajman dan Dira Sugandi. Rebecca sendiri menyatakan siap,
mendukung dengan lari 10 KM. Dira Sugandhi sendiri salut dengan aksi Gatot,
selama ini juga peduli dengan penderita kanker. Bersyukur di Indonesia, masih
banyak orang peduli dengan sesama.
Untuk mengetahui lebih detil tentang Run To care dan ingin
berdonasi, silakan kunjungi www.sos.or.id.
Waah senangnya kalau ada yan masih peduli sama sesama..
BalasHapusItu beneran Lari 550 Km mas ?
jauh yaaa
Keren banget Pak Gatot ini
HapusTambah sehat selalu amin