Semarak umbul-umbul dan bendera merah putih, tersebar
diberbagai sudut komplek perumahan. Kaum muda hilir mudik, bahkan dari minggu
pertama bulan agustus. Anak usia belasan mendatangi setiap rumah, mendata
anak-anak untuk aneka lomba.
Persiapan Lomba Sepeda Hias -dokpri- |
Sesuai kategori umur tersedia pilihan, ada lomba
makan kerupuk, balap karung, membawa kelereng di sendok, tarik tambang, main
bola, joget balon dan masih banyak lomba lainnya.
"Sepertinya, acara tujuhbelasan tahun ini bakal
meriah" celetuk seorang bapak penghuni perumahan.
Saya pribadi mengamini dan merasakan sendiri, suasana
tahun ini terasa beda dibanding sebelumnya. Ajakan bersih taman dan pasang
bendera, diberitahukan melalui selebaran.
Anak saya sibuk menghias sepeda, turut memeriahkan
pawai sepeda hias. Lomba yang akan digelar pasca upacara bendera, ternyata banyak
menarik minat peserta. Tak kurang dari tigapuluh pendaftar sudah tertulis,
memperebutkan hadiah berupa peralatan tulis.
Ada lagi lomba diikuti gadis mungil saya, yaitu lomba
joget balon dan estafet karet. Dua lomba ini berpasangan, membutuhkan
kekompakkan dalam satu team. Dua jenis lomba ini tak kalah menarik, ternyata peminatnya
juga cukup banyak.
Mungkin hadiahnya biasa-biasa saja, tapi upaya
menghidupkan suasana kemerdekaan patut diacungi jempol.
Tapi kalau mau dirunut, tak hanya hendak perayaan hari kemerdekaan saja. Saat menjelang puasa tahun ini, juga diadakan kegiatan pawai obor. Anak-anak TK sampai SMA berbaris, mengelilingi komplek mengumandangkan takbir. Menyusul pasca mudik lebaran, diselenggarakan acara halal bihalal bertempat di taman Blok E.
Acara Pawai Obor Menjelang Ramadhan -dokpri- |
Yup, semua
suasana ini benar terasa berbeda !
Setelah tujuh tahun berjalan, keluarga kecil saya
tinggal di perumahan daerah Ciputat. Semarak bergotong royong kini terasa hidup, kami guyub dan saling
membutuhkan. Setelah saya coba telisik, tokoh kunci penggerak itu adalah sosok ketua
RT.
Aa' RT, begitu sang pemilik jabatan menyematkan
panggilannya
Kami pada awalnya, kerap keliru memanggil dengan
sebutan Pak RT. Namun Pak Rommy selalu meralat, "Hadeuuh,
ini Aa' bukan Bapak" tukasnya di group WA.
Melihat dari perawakan,
usianya empat atau lima tahun di atas saya. Namun pembawaan kocak dan suka
melucu, membuat wajahnya lebih awet muda. Aa' RT ikut di semua group WA warga,
mulai WA khusus bapak, ibu dan pemuda.
Aa' RT adalah ketua RT ketiga, sejak pertama kali
menjadi saya warga di perumahan lama ini. Konon orang tua Aa' RT asli warga
komplek, namun Aa' RT ikut orang tua sempat pindah ke kota lain. Sementara rumah
lama ditempati sang kakak, sampai beranak pinak. Entahlah bagaimana ceritanya, kini
Aa' RT kembali ke rumah asal kelahiran.
Warga semakin guyub dan rukun (aa RT berdiri baju biru) -dokpri |
Awalnya saya sempat heran, melihat Aa' RT sudah banyak
kenal warga. Meski baru beberapa bulan, kembali menetap di Perumahan ini. Berbicang
dengan warga usia sebaya, dengan sebutan "Lo" "Gue". Pun
denggan para sesepuh, tak ada kesan sungkan dan kaku. Namun setelah mengetahui
riwayatnya, barulah rasa heran saya menguap pergi.
Melihat, mendengar dan merasakan suasana jelang
perayaan kemerdekaan, mendadak saya berkilas balik awal kedatangan.
-0o0-
Alhamdulillah, tahun 2009 keluarga kecil kami menempati
rumah sendiri. Rumah dengan bangunan lama, dari penampakkan sangat perlu direnovasi
sana- sini. Pagar dengan cat hitam sudah
mengelupas, empat rodanya macet perlu
tenaga eksta mendorongnya. Warna tembok sudah kusam, beberapa bagian ada bekas
tanah belum dibersihkan. Keramik model lama terkesan murahan, beberapa sudah lepas
dari tempatnya.
Apapun keadaannya, sungguh kami syukuri dari hati
terdalam. Perjalanan biduk rumah tangga telah terlampaui, kami suami istri
mewujudkan mimpi sampai sejauh ini. Setelah
menjelang 4 tahun mengontrak, di sebuah rumah tak jauh dari perumahan yang
sekarang.
Perjuangan ekstra keras kami jalani, menabung sedikit
demi sedikit berhemat dalam belanja. Setiap mendapat rejeki, selalu menyisihkan
separuh lebih untuk rumah idaman. Baru sisanya digunakan kebutuhan lain,
menunjang kegiatan sehari-hari.
Awal pembelian rumah -dokpri |
Setelah tabungan mulai banyak, barulah berani mencari
rumah ke mana-mana. Hingga dipertemukan dengan seorang nenek, melalui perantara
teman pengajian ibu mertua. Pada usia senja di atas 70 tahun, si nenek ingin
hidup bersama di rumah anak sulungnya.
Setelah prosesi jual beli selesai, pemilik lama
segera angkat kaki. Saat itu saya ikut
melepas, kepergian nenek bersama anak bungsu sudah berumur tapi belum menikah.
Medio tahun
2009
Sebagai warga baru, saya melapor kehadiran beserta
keluarga kecil kami. Bapak RT sudah seusia ibu saya, memanggil kami suami istri
dengan sebutan dek.
Tetangga depan rumah, adalah keluarga muda seperti
kami. Pada awal pindah, kepala rumah depan rumah adalah pekerja kantoran. Biasanya
jam 08 pagi berangkat kerja sembari saling bersapa, pulangnya bisa di atas jam
21 bahkan lebih. Pernah saya mendengar, pagar besi tetangga dibuka menjelang
adzan subuh (saat ini sudah resign berwirausaha).
Sementara tetangga sebelah kiri rumah, adalah
pasangan kakek nenek dengan anak bungsu yang belum menikah. Menilik usia sang
anak, sudah melewati tigapuluh tahun. Rumah yang ada disebelah kanan kosong,
konon penghuninya punya rumah di daerah lain.
Dua tahun menjadi warga perumahan, seingat saya tak
pernah ada kerjabakti. Saya berurusan dengan Pak RT, kalau hendak mengurus KTP
atau SKCP (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Selebihnya membayar iuran
bulanan, itupun melalui bendahara RT atau petugas keliling.
Beberapa warga lama yang lebih tua, kadang kurang
ramah meski sudah kami sapa baik-baik. Pun saat acara hajatan, kerap kali kami
(mungkin) terlewat untuk diundang.
Tiba-tiba pada 2011 ada pergantian ketua RT, saya
tidak merasa ikut dalam pemilihan. Ketua RT berganti nama baru, setahu saya pengurus
dipertahankan. Menurut yang saya rasakan, tak terlalu berbeda dengan
kepengurusan sebelumnya.
Awal 2016
Pemilihan ketua RT baru dimulai, dengan sistem yang
lebih kekinian dan mengakomodir suara warga. Setiap rumah diberi kertas
pemilihan, memilih satu dari lima nama nominator. Satpam menyerahkan kertas
pilihan, memberi waktu sehari untuk menentukan jagoannya.
"Pilih Pak Rommy saja" celetuk istri dan
saya sepakati
Keesokkannya kembali Satpam mengetok pintu, mengambil
kertas yang sehari sebelumnya diserahkan. Penghitungan suara dilakukan, sampai
muncul satu nama terpilih adalah Pak Rommy. Sebagai warga saya tentu senang,
proses pemilihan RT berjalan demokratis.
Awal Feb'2016
Tiba-tiba saya masuk group WA, membernya adalah
tetangga satu blok. Tak lama Istri mengabari hal yang sama, masuk group WA
dengan member ibu-ibu.
"Wah, group ini pasti menyatukan warga"
ujar saya
Dari group WA inilah, Pengurus RT sering
berkomunikasi dengan warga. Menyosialisasikan program atau kegiatan RT,
sekaligus minta dukungan dari warga. Meski tak beda dengan group WA lainnya,
kadang chatting candaan atau intermezo sering berlangsung.
Warga perumahan yang sepuh, mulai tak canggung
bergaul dengan anak muda. Pun kami golongan muda, tetap menghormati penghuni
lama yang sudah menjadi kakek dan nenek.
Agustus 2016
-Lomba Sepeda
Hias akan dimulai, Kepada Pak RW dimohon melepas Pawai Sepeda Hias- suara
remaja terdengar keras di lokasi taman.
Pak RW mengambil posisi, tiang bendera pelepasan
bergerak ke atas tanda pawai dimulai
Anak saya (5 tahun) siap di atas sepeda, rumbai kerta
warna merah putih mendominasi roda duanya. Hiasan yang dipasang di sepeda,
selaras dengan baju dan celana yang dikenakan. Dua roda berputar stabil,
menjaga jarak agar tak menabrak sepeda di depannya.
Lomba sepeda hias perayaan tujuhbelas agustus -dokpri |
kemeriahan acara tujuhbelas agustus -dokpri |
Aa'RT paling giat, menyemangati anak-anak yang
mengayuh sepeda. Dua tangannya bertepuk, sembari mengucap kata "Ayo-Ayo-Ayo"
pada anak yang lewat di depannya.
Pawai ini mengelilingi beberapa blok di perumahan,
yang dirasa tak membuat anak-anak terlalu capek. Sementara para ibu mengikuti
di samping sepeda anaknya, tak mau lepas barang sebentar. Alhasil yang ramai justru
ibunya, dibanding anak yang menjadi peserta lomba.
Penilaian tak hanya yang paling cepat sampai, tapi
juga dinilai dari hiasan dan busana yang dipakai. Setelah beberapa saat
berlalu, sepeda terdepan kembali memasuki taman disusul sepeda berikutnya.
Anak saya ada ditengah-tengah, tak lagi sejajar
dengan teman yang sama saat berangkat. Setelah istirahat dan minum air mineral,
terdengar nama pemenang pawai sepeda hias. Nama anak saya tidak disebutkan,
pada wajah polos ini ada semburat rasa kecewa.
"sudah ga apa-apa, ini cuma lomba" saya
merengkuh mengusap pedih di hatinya.
Senangnya dapat hadiah -dokpri |
Beruntung pada lomba joget balon, gadis kecil saya
menang juara satu. Selain itu juga menang juara tiga, untuk lomba estafet
karet. Sehingga impas sudah rasa kecewa, atas kekalahan di pawai sepeda terganti.
Kami warga bergembira bersama, merasakan kekompakan
yang coba dihidupkan. Keseruan perayaan tujuhbelasan, kini hadir di perumahan
yang dulu sepi kegiatan. Suka ria dan canda tawa kami para warga, semakin
mendekatkan sekaligus sebagai ajang berbaur.
Hati ini bergumam "Aa' RT Memang Keren"
Seru banget ya, kompak mengadakan lomba. Itu ada group WA juga? Keren deh
BalasHapusbetul mbak :)
Hapus