Saya masih ingat, waktu awal bekerja dan punya
penghasilan sendiri. Kebiasaan makan saya berubah drastis, baik waktu makan atau porsi makannya. Selain makan besar seperti biasa, masih ditambah lagi makan sampingan alias ngemil.
Terlebih waktu bulan puasa, semangat menyiapkan aneka makanan untuk berbuka begitu menyala. Untuk ta'jil atau pembatal puasa, tidak cukup segelas ice buah saja kadang ditambah kolak. Kemudian setelah sholat maghrib dan makan besar, meneruskan minum ice buah yang belum habis. Kalau sedang butuh variasi lain, begitu bedug dan adzan maghrib terdengar langsung menyantap bubur sunsum plus gorengan. Berlanjut dengan makan besar, gorengan tidak boleh ketinggalan. Sebab sudah beli tiga gorengan, sayang kan kalau tidak dihabiskan ( Jangan ditiru ya sodara - hehe)
Terlebih waktu bulan puasa, semangat menyiapkan aneka makanan untuk berbuka begitu menyala. Untuk ta'jil atau pembatal puasa, tidak cukup segelas ice buah saja kadang ditambah kolak. Kemudian setelah sholat maghrib dan makan besar, meneruskan minum ice buah yang belum habis. Kalau sedang butuh variasi lain, begitu bedug dan adzan maghrib terdengar langsung menyantap bubur sunsum plus gorengan. Berlanjut dengan makan besar, gorengan tidak boleh ketinggalan. Sebab sudah beli tiga gorengan, sayang kan kalau tidak dihabiskan ( Jangan ditiru ya sodara - hehe)
Kalau ditanya, mengapa konsumsi aneka makanan ?
Begini, sebenarnya dari rumah niat hanya beli ice
buah saja. Tapi diperjalanan pulang, kok lihat kolak pisang campur ketan dari
warnanya jadi kepincut. (Yummy, langsung goyah pendirian).
Jawaban lainnya, awalnya memang sudah beli bubur
sunsum. Tapi pas waktu balik ke rumah, mencium aroma khas bakwan jagung dan
tahu isi yang menggoda. Jadi sekalian saja beli, toh satu biji harga Cuma seribu/
dua ribu.
Pada acara healthy takshow liputan 6 dan lightHOUSE Indonesia, selain dr Grace Judio ada pembicara lain yaitu Psikolog Tara de Thouars, B.A, M.Psi.
Dari narasumber kedua ini, saya dapati pencerahan
tentang pentingnya Kontrol diri. Ada pesan khusus dari materi kontrol diri, Jangan pengaruhi
perut melalui bagian tubuh lain. Maksudnya apa?
Biar informasinya lengkap, baca sampai tuntas ya !
Biar informasinya lengkap, baca sampai tuntas ya !
-o0o-
Ketika bicara mengenai perilaku makan, sebenarnya
identik dengan llmu psikologi. Meningkatkan kontrol diri agar bisa memilih yang
baik dan buruk, tak lepas dari faktor psikologis juga.
Coba ya saya tanya tentang 2 kasus:
1. Pulang kerja jam 9 malam, kondisi lelah, stress
dan di meja ruang teve ada cake. Sebaiknya apa yang dilakukan?
2. Setelah makan siang kira-kira jam 1-2 ada meeting. Kemudian disediakan snack atau camilan, apa
yang sebaiknya dilakukan?
Setiap orang dijamin menjawab yang ideal, tapi pada prakteknya
sangat susah. Hal ini menandakan, bahwa menurunkan berat badan susah-susah
gampang. Karena untuk sebuah perubahan, tak hanya dibutuhkan pengetahuan tapi
juga mengubah perilaku. Siapa yang mengendalikan perilaku setiap orang,
jawabnya adalah mindset
Jadi "Perubahan pola makan yang konsisten, harus
diiringi perubahan perilaku yang konsisten".
Iluustrasi acara makan-makan (dokumentasi pribadi) |
Perilaku dipengaruhi
banyak hal :
- Culture/ budaya, di Indonesia berlangsung kebiasaan unik. Kalau ada yang menawari makanan tidak boleh ditolak (pamali), usai pergi ke luar kota harus beli makanan/ oleh- oleh, kalau makan nasi harus dihabiskan kalau tidak habis nasi bisa nangis dsb.
- Alam bawah sadar, saya ingat dulu waktu SD/SMP sedang mengerjakan tugas sekolah. Ibu kerap menyiapkan makanan kecil atau cokelat, tujuannya sih bagus agar semangat mengerjakan PR. Tapi akibatnya masuk di otak kecil, agar semangat belajar harus sambil makan.
- Personality dipengaruhi kepribadian, ada lho orang yang tidak bisa menolak ajakan teman. Meski sebenarnya sudah makan besar, tapi setelah satu dua jam diajak teman beli mie ayam tak kuasa mengelak.
- Habit, Kebiasaan yang dilakukan berulang akan menjadi habit, misal habis bangun tidur selalu bikin kopi. Maka kalau tidak membuat kopi, tidak akan tenang karena merasa ada yang kurang.
-0o0-
Beberapa hal yang saya sebut diatas, berperan dan
mempengaruhi sulitnya merubah pola makan.
Padahal kalau ditanya, dari lubuk hati terdalam pengin banget berubah.
Kontrol diri memegang peranan sangat krusial,
berfungsi untuk memilih keputusan yang baik demi mencapai tujuan yang baik
pula.
Cara mengendalikan diri/ kontrol diri :
- Mendengar apa kata tubuh/ sinyal perut.
Lapar pusatnya ada di perut ya guys, jadi kenali
tanda lapar hanya melalui perut saja. Misalnya lapar biasanya ditandai, ketika usus
di perut sudah berbunyi -Kruk, kruk-. Jadi jangan biarkan tanda ini pindah ke
mata, mulut atau hidung, jadinya ini yang disebut lapar mata, lapar mulut atau
lapar hidung.
-contohnya kasus saya waktu ngabuburit, makan karena terpengaruh indera penglihatan atau
penciuman.
- Relaksasi itu penting, emosi logika harus balance.
Coba perhatikan, saat marah misalnya tanpa pikir
panjang barang langsung dibanting atau mengeluarkan kalimat kasar. Tapi begitu
emosi sudah mereda, barulah logika berjalan akhirnya timbul penyesalan. Gara-gara
emosi sesaat, barang di rumah jadi pecah atau hubungan dengan orang lain jadi
rusak. (Hal ini berlaku juga untuk makan)
- Berpikir
sebelum beraksi/ reaktif,
Kalau logika sudah jalan, sebaiknya tetap menimbang
lagi akibat baik dan tidak baiknya
- Alihkan atau
hindari,
Kalau tidak ingin lapar mata, lapar hidung, lapar mulut,
ya hindari penyebabnya. Misal selesai beli makanan yang diperlukan, langsung
pulang tidak usah menoleh kanan kiri (Hadeuh jadi malu saya, hehe)
Eits, Kontrol diri ternyata tidak hanya soal makan
lho. Kontrol diri berkaitan terhadap semua hal dalam kehidupan, orang yang bisa
mengontrol diri bisa menjadikan diri lebih bijak.
Khusus untuk soal makan, sebaiknya pikirkan goal yang lebih besar dari pada sekedar
saat ini. Contohnya begini,
Saat melihat makanan lezat, keputusan terbaik sesaat
ya langsung disantap. Tapi kalau mau berpikir ke depan, kita harus berpikir
target lebih besar tentu tidak baik untuk berat badan.
Baiklah, diujung artikel kembali saya ingin bertanya lagi tentang 2 kasus yang saya tulis di atas. Jika anda berada pada dua kondisi disediakan makanan, yaitu saat pulang kerja malam dan meeting sehabis makan siang. Apa jawab anda?
Saya yakin jawaban anda tetap yang ideal, tapi
disertai pengetahuan dan kesungguhan. Salam hidup sehat dan terus semangat. (salam)
Rutin Olah Raga tapi Berat Badan tidak Turun
Baca Artikel Terkait :
Program lightHOUSE Indonesia Solusi Mengatasi Obesitas Rutin Olah Raga tapi Berat Badan tidak Turun
Waah perutku udah mulai mengirimkan sinyal nih, brb makan dulu dehhh heheh...
BalasHapusmonggo mbak hehehe :)
Hapussalam sehat selalu amin