Diskusi Terbuka Team NS bersama Mentri Kesehatan (dokpri) |
Pada bulan april
2016 saya beruntung, berkesempatan mengunjungi team Nusantara Sehat (NS) di
Batam. Bukan Batam kotanya lho, tapi di pulau Penawar Rindu, Belakang Padang Batam.
Kami harus menyebarangi selat, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Menjumpai team NS
kali pertama, saya melihat wajah muda optimis. Mereka adalah anak-anak muda, rela
berbakti pada negri di daerah perbatasan dengan negara Singapore. Meski berada
di daerah yang sangat butuh penyesuaian, tak tampak raut muka menyerah
Coba saja bayangkan,
air bersih sebagai kebutuhan utama sangat sulit didapatkan. Saat saya buang air
kecil, air yang dipakai membersihkan diri adalah air payau karena dekat laut. Masyarakat
tak segan menggunakan air tadah hujan untuk masak, padahal rentan dipenuhi
jentik pada bak penampungnya.
Saya yang hanya
setengah hari di daerah tersebut, merasakan betapa susahnya hidup bersih dan
sehat. Bagaimana dengan adik-adik team NS, mereka harus bertahan sampai dua
tahun lamanya.
Team Nusantara
Sehat, adalah wujud kehadiran negara, ada di tengah masyarakat yang berada di
daerah pelosok, pinggiran dan perbatasan. Sebagai upaya pembangunan nasional,
untuk tercapai kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk. Dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat, bukan hal
mustahil kesehatan optimal akan dicapai.
Dengan bergabung dalam
team NS, mereka akan praktik secara konkret di lapangan. Setiap daerah idealnya
terdapat 9 orang dalam team NS, terdiri dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, analis laboratorium,
tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Saat saya di Pulau Penawar Rindu, masih terdiri
dari lima orang. Artinya program NS, masih banyak membutuhkan tenaga kesehatan.
Yuk, tenaga muda kesehatan indonesia bergabung dalam NS.
Ketika saya melihat
sendiri team NS di Batam, yang dibutuhkan lebih dari sekedar ilmu kesehatan
saja. Selain sekadar skill di bidang
kesehatan, mereka butuh jiwa pengabdian dan patriotisme yang tinggi. Terutama bagi
anak muda yang biasa hidup di kota besar, butuh nyali yang besar untuk
menaklukkan egoisme. Maka dalam pelatihan pra penempatan, adik-adik team NS
dibekali materi bela negara.
Kehadiran saya pada
acara Diskusi Terbuka bersama NS, mendapat tambahan informasi penting. Seorang dokter
di Nusantara Sehat, bisa mendapat insentif Rp 11,2 juta/ bulan. Mungkin angka ini cukup fantastis, apabila di
perbandingkan dengan UMR Jakarta sebesar Rp. 3.100.000.
Eits, tapi jangan
panas dulu.
Saya pernah
menuliskan kisah team NS di Lowe Hitam Papua, betapa berat menempuh antar desa
di daerah hutan (klik SINI). Pernah juga saya menulis team NS di Bove Digul, hidup
di daerah minim listrik (klik SINI). Kalau anda membaca kisah yang saya
tuturkan ulang, saya yakin angka Rp 11,2 juta/bulan terasa tidak ada
apa-apanya. Tak perlu mendangkalkan pikiran, melihat satu permasalahan berhenti
pada hitungan angka.
-0o0-
Team Nusantara Sehat di Pulau Penawar Rindu- Belakang Padang Batam (dokpri) |
Meski perjuangan
luar biasa dilalui, tapi saya yakin team NS akan menjadi pribadi luar biasa
pula.
Pasca bergabung
menjadi team NS, pasti peluang akan terbuka di banyak tempat. Kalau berminat
menjadi PNS tidak masalah, tetapi harus melewati mekanisme yang ditetapkan
Kemenkes. Atau kalau mau berkarir (misal) di Rumah Sakit Swasta, tentu bukan
hal baru apalagi sudah berpengalaman.
Saya punya pandangan
Team NS dengan bekal
pengalaman, pasti banyak pihak membutuhkan dan menerima dengan tangan terbuka.
Team NS sudah terbentuk mentalnya, mereka bukan lagi pribadi manja dan banyak
menuntut. Team NS terbukti berjiwa handal,
niscaya sanggup dan terbiasa menaklukkan tantangan.
Bagi anda tenaga
kesehatan dan calon Team NS, musti memanfaatkan kesempatan luar biasa ini. Usia
muda adalah kesempatan emas, karena waktu tidak akan bisa diulang lagi.
Tak perlu bimbang
dan ragu, segera cari informasi pendaftaran team NS. (salam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA