Mendekati akhir Ramadhan, saya masih punya catatan
tentang Ngabuburit bareng Kompas Karier.
Kebetulan saya berkesempatan bergabung,
pada acara super keren menjelang buka puasa. Bertempat di Kafein foundry lot 8,
tepatnya di kawasan premium SCBD Sudirman. Tema yang diangkat sangat kekinian,
berkaitan dengan pemakaian gadget di lingkungan pekerjaan.
Ibu Sekar salah satu undangan yang hadir,
mengungkapkan pendapat tentang pemakaian gadget saat bekerja.
"Sebagai profesional sudah dewasa pula rasanya syah-syah
saja, biasanya seorang pekerja dalam memanfaatkan gadget akan tahu
mana prioritas mana tidak" ujarnya ketika disodori mike oleh pembawa acara.
Narasumber Bapak Chaidar Agam founder HR Cafe, hadir
mengisi materi sembari menunggu kumandang adzan maghrib. Beliau sendiri sudah berkecimpung di
dunia HRD, total selama 15 tahun. Kini beliau
sebagai pengusaha, juga sebagai pembicara di acara terkait Human Resource.
"Di Wikipedia Gadget artinya adalah alat alat
yang fungsinya menunjang pekerjaan" Jelas Pak Khadir "Seperti komputer,
laptop, notebook, dan banyak benda penunjang lainnya. Namun sekarang persepsi
gadget sudah bergeser, lebih spesifik pada benda yang bernama smartphone".
Masalah perlu atau tidak gadget (smartphone), bisa
disesuaikan dengan kebutuhan sebuah department atau sesuai job desk. Seorang tenaga pemasaran/ marketing, sangat tergantung
dengan smartphone. Penggunaan smartphone
terkait dengan networking bersama
client dari luar kantor, berdampak pada omset atas target penjualan atas
marketing tersebut.
Namun bukan berarti departemen lain tidak butuh,
seperti divisi finance perlu
koordinasi dengan direktur keuangan. Pun bagian gudang yang mengatur keluar
masuk barang, perlu memastikan sebelum barang keluar gudang. Kepala gudang menggunakan smartphone, khusus
untuk koordinasi bagian purchasing.
Srmatphone atau telepon pintar, berarti telephone yang
(harusnya) digunakan oleh orang pintar. Kalau smartphone, ada ditangan orang
yang tidak pintar menggunakan telephone. Maka penggunaannya bisa
disalahgunakan, pada hal yang tidak menunjang produktifitas pekerjaan.
Semestinya tidak hanya telephone-nya yang diupgrade menjadi smartphone, tapi orangnya
juga harus mengupgrade dirinya sendiri.
Fungsi Smartphone smestinya sebagai pendukung, jangan
justru memecah focus produktifitas. "Jangan menjauhkan yang dekat dan
mendekatkan yang jauh. Penggunaan alat ini musti bijak, tak menyita jam kerja utama
di kantor" Tegas Pak Chaidar.
Tak dipungkiri era medsos tengah berlangsung, biasanya
dibarengi dengan hasrat update status dalam hittungan menit. Kadang ada pemilik akun medsos tak peduli, tak
bisa membedakan antara jam kerja atau jam santai. Entahlah apa motivasinya, toh
setiap orang akan mendapati hasil sesuai yang dikerjakan. Alih-alih menunjang pekerjaan,
tapi malah tak ada hubungan sekali dengan job desk.
Kecuali satu hal, memang jobdesk orang tersebut
handle medsos perusahaan.
"Jadi Kesimpulannya Ada dua point" jelas
Pak Chaidar yang juga owner HR cafe
Smartphone memang untuk kebutuhan pekerjaan
Smartphone digunakan untuk aktivitas yang (mau tak
mau) harus menggunakan smartphone (di luar kantor)
Dalam hitungan menit sudah mendekati jam berbuka, selesai
materi tentang gadget dilanjutkan kultum (Kuliah Tujuh Menit). Hujan di luar
kafein semakin deras, undangan semakin betah dan enggan beranjak. Sepanjang
acara juga diadakan games, berupa pengundian doorprice.
O'ya, selain materi tentang smartphone, ada juga team
Sodexo memberi presentasi usai buka bersama. Acarapun bertabur hadiah, saya beruntung
mendapat parcel dari Tisu Tessa. Selain itu ada undangan lain, beruntung mendapat
bingkisan dari Hijabalmia.id.
Terima kasih undangannya, sukses selalu untuk Kompas
Karier (salam)
Wah, harus bijak-bijak dalam menggunakn gadget ya! :)
BalasHapusSepakat Koko
Hapus