Box Black Garlic - dokumentasi pribadi |
Jelang ashar di bulan Ramadhan, adalah saat sibuk
bagi ibu rumah tangga menyiapkan menu berbuka. Jam genting mendekat berbuka, biasanya
badan lemas tenaga tinggal sisa-sisa. Bisa dibayangkan saat energi mulai habis,
siapapun pasti enggan berpikir berat.
"Ayah, ntar mau buka pake apa?" tanya istri
bersiap masak
"sudah beli makanan jadi saja" usul saya
Sebagai suami ada rasa iba, melihat istri repot memasak
di dapur. Belum lagi kalau di tengah-tengah, ada saja bumbu atau bahan lain yang
kelupaan dibeli. Alhasil masakan jadi kurang lengkap, tentu harus disiasati
dengan mengganti dengan bahan lain.
Beli di warung tak terjamin juga lo kebersihan,
kebetulan istri pernah mendapati hal tak mengenakkan. Ibu penjual di warteg,
tak mencuci cabe saat akan membuat sambal. Kala itu istri melihat sendiri, cabe
dari plastik langsung dituang saja.
Kesibukan di dapur, terjadi lagi pada dini hari mempersiapkan
makan sahur. Bangun tidur wajah masih ada aroma bantal, di sisi lain ada
kewajiban masak makanan. pasti bukan perjuangan ringan, masak sembari menahan
kantuk.
Eit's tunggu dulu !
Ada Black Garlic,
solusi memasak sehat dijamin NO PORK ! NO MSG ! NO PRESERVATIVE !
Memasak menjadi praktis dan mudah, semua bahan dan
bumbu sudah disiapkan team Black Garlic (BG). Setiap minggu anda bisa memilih ragam
menu istimewa, yang dipersembahkan oleh Pakar Kuliner ternama William Wongso.
Seluruh bahan baku masakan sudah ditakar, kemudian
dibungkus dengan bersih dan hygenis. Dikemas
dalam box berpendingin, untuk menjaga kesegaran bahan baku.
-00-
Minggu pertama bulan Ramadhan, keluarga kami memesan dua
paket menu special. Pertama Daging Sapi Kawedanan dengan Tumis Toge, kedua Gulai
Terjun dengan Tumis Ati Ampela.
Istri semula tak yakin, bisa memasak menu dengan
aneka bumbu yang tak dihapalnya. Berangkat dari rasa penasaran, tak
mengurungkan niat memesan dua menu tersebut.
Ketika order kami sampai di tangan, melihat tampilan paket
BG sangat meyakinkan konsumen. Baik dari sisi kebersihan, apalagi keamanan
bahan makanan terkesan mutlak sebagai jaminan. Kardus pada bagian luar,
melapisi box berbahan sterofoam di
dalamnya. Packaging seperti kami saksikan sendiri, kecil kemungkinan bahan di
dalamnya terkontaminasi udara di luar box.
Bahan menu "Daging Sapi Kawedanan" dan "Tumis Toge" lengkap dengan bumbu-bumbu (dokumentasi pribadi) |
Tak sabar istri membukanya, ingin menyimpan semua
bahan dalam lemari es. Semua bahan dibungkus plastik, khusus daging
dibungkus dengan cara vacum (kedap udara). Sungguh detil dan memudahkan istri,
bumbu sudah siap pakai tak perlu diulek lagi.
"Bawang, cabe, kecap sudah ditakar pas" gumam istri
Terselip kertas lembar panduan, berisi
langkah-langkah memasak. Bahan mana yang harus dieksekusi lebih dulu, kemudian
bumbu mana yang harus dicampurkan.
Jarum pendek mendekati angka lima, ibadah puasa baru
masuk hari ketiga. Istri bersiap bak chef profesional, memasak menu BG yang
sudah dipesan. Semua bahan dikeluarkan dari bungkus, mulailah Daging sapi
Kawedanan dan Tumis Toge dimasak.
Satu persatu langkah diikuti, saat masak ketakjuban istri
semakin membulat saja.
"Wah, dagingnya sudah empuk" ujar istri
Artinya tak perlu proses dari awal, utamanya untuk mengempukkan daging. Semua bahan
BG benar-benar siap masak, begitu sampai di konsumen. Sementara untuk tingkat
kepedasan, istri punya takaran sendiri. Tiga cabe yang tersedia dikurangi satu,
pada dasarnya kami memang kurang suka terlalu pedas. Sungguh serba praktis dan
tidak ribet, tai tetap sehat tidak seperti masakan instant lainnya.
-TARAAAAA-
Dua menu BG siap menemani berbuka puasa, dimasak hanya dengan sekitar tigapuluh menit. Waktu setengah
jam, terbilang singkat untuk masakan yang menurut istri tak mudah mengolahnya. Melihat
tampilan sungguh meyakinkan, tak sabar segera menikmati
Adzan maghrib berkumandang, kami sekeluarga menyegerakan
berbuka puasa. Pertama minum beberapa teguk air, tak langsung santap makanan
berat. Kebiasaan ini kami terapkan, makan nasi setelah sholat maghrib. Hal ini
cukup efektif, agar menikmati makanan utama bisa santai karena sudah sholat.
Menu berbuka puasa siap disantap (dokumentasi pribadi) |
Benar saja, lidah ini tidak bisa berbohong !
Daging Sapi Kawedanan yang kami santap, begitu nikmat
dan menggoda selera makan. Bagaimana tidak, serat daging sapi begitu mudah
terurai. Anak-anak begitu lahap makan, apalagi si kecil yang kelas TK baru
berlatih puasa.
"Bunda hanya menambah garam dan gula
secukupnya" jelas istri
BG sungguh sebagai solusi, terlebih bagi anda wanita
karir yang sibuk tak punya waktu masak. Apalagi bulan puasa seperti sekarang,
sangat menghemat tenaga tak menyita waktu istirahat. (salam)
Inovasi baru yg bikin acara masak jd lebih terasa hitss
BalasHapushehe trimakasih mbak Innayah :)
HapusPraktis banget ya pesan pakai BlackGarlic ini. Masak jadi ga perlu ribet lagi, tinggal cemplang cemplung, hahaha
BalasHapusIya betul praktis
HapusSayang belum ada di Bandung ya :)
BalasHapussetahu saya masih Jabotabek mbak
HapusHadehh... jadi laper lihatnya
BalasHapusUps... lg puasa ya :D
Hehee selamat berpuasa mbak
Hapussalam sehat dan semangat
Semakin dimudahkan dan dimanjakan saja Dalam Urusan dapur ya mas agung..
BalasHapusSepakat bang Lius
HapusWah enak tu, masakan resto mah kalah ya Mr Agung. Memang seenak apapun makanan di luar sana jauh lebih enak makan bareng keluarga.
BalasHapusBetul mbak :)
Hapus