Masih terekam jelas di benak, saat langkah kaki ini
meninggalkan kampung halaman. Kala itu belum genap usia dua puluh, persis
seminggu setelah berita kelulusan Sekolah Atas diterima. Desa terpencil jauh
dari hingar bingar, namun baru saya rasakan ikatan batin yang begitu kuat. Bola
mata ini mendadak basah, beriring putaran roda bus meningalkan tanah kelahiran
(hiks).
Jika Aku Team Nusantara Sehat (dokumentasi pribadi) |
Merantau ke kota Pahlawan, menjadi satu langkah besar
bagi anak kampung seperti saya. Gemerlap lampu kota dan keramaian tiada henti,
sesuatu yang begitu asing namun mempesona. Tinggal di rumah berpetak-petak,
sumpek sumuk menjadi satu adalah babak cerita baru dalam hidup.
Kini setelah puluhan tahun terlampaui, desa kecil di
kaki gunung lawu tetap terpatri. Aroma rumput basah sebelum fajar tiba, adalah
nikmat yang tak terganti. Desa dengan
kesahajaan sempurna, bak karunia yang menyuguhkan esensi.
Tapi hidup haruslah bergerak, seperti dunia yang
terus berputar. Sikap mandeg tak ubah seperti pengingkaran kodrat, manusia
diciptakan istimewa dengan segala potensi.
Sahabat JKN
Pada oktober 2015, saya bergabung dalam acara
Temu Blogger #SahabatJKN. Tema yang diusung kala itu Nusantara Sehat, adalah Program
Kementrian Kesehatan berupa penempatan tenaga kesehatan berbasis team.
Program Nusantara Sehat mengadopsi model
Pencerah Nusantara, inisiatif lintas
sektoral. Prakarsa Kantor Urusan Khusus Presiden RI, untuk Millenium
Development Goals (KKUP-RI MDGs). Menggabungkan Tenaga Kesehatan, Masyarakat,
Sukarelawan, Pemerintah, Swadaya Masyarakat dan Pemuda.
Pada kesempatan yang sama, diperdengarkan
rekaman percakapan by phone dengan Putri Indah Nirmala. Putri adalah team
Nusantara Sehat, sedang berada di pelosok daerah Kalimantan Barat tepatnya di daerah
Long Panghangai. Lokasi ini ditempuh dengan alat transportasi darat dan sungai,
total memakan waktu 21 jam dari pusat kota.
Putri berkisah tentang kegiatan bersama team (8
orang formasi lengkap), menjalankan 8 kali puskesmas keliling dalam sebulan. Setiap
lokasi terdekat ditempuh sekitar 5-10 menit terdekat, sedang paling jauh sampai
6 jam menggunakan speed boat. Putri
dan team Nusantara Sehat, harus berjibaku selama 2 tahun dalam pengabdian.
Team Nusantara sehat hadir, untuk menguatkan
layanan kesehatan primer, melalui peningkatan jumlah sebaran, komposisi dan
mutu tenaga kesehatan. Terdiri dari Dokter, Bidan, Perawat dan Tenaga Kesehatan
lainnya.
Kendala tentang kesulitan air, menjadi tantangan
saat musim kemarau tiba sehingga kesulitan mandi. Pengalaman tak terlupa ketika
kehabisan bahan bakar saat naik speedboat
malam hari, putri terpaksa mendayung hingga larut baru sampai tujuan.
Tim Nusantara Sehat sangat penting, karena tidak
ada yang mau dokter resmi yang datang ke pelosok. Alasannya enggan mendatangi,
akibat kendala infrastruktur yang kurang memadai.
Program lintas Kemenkes ini tidak focus ada
kegiatan kuratif, tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan
kesehatan masyarakat. Pengamanan dilakukan secara berkala, dari daerah yang
paling membutuhkan sesuai Nawa Cita, "Membangun
dari Pinggiran".
gambar dipinjam dari rintawulandari |
Jika
Aku Team Nusantara Sehat
Terus terang saya salut dan kagum, terhadap
Putri dan team Nusantara Sehat. Jika kesempatan menjadi relawan team Nusantara
Sehat datang, tentu tak akan saya sia-siakan.
Merantau sudah menjadi perjalanan hidup saya,
justru pahit dan getir kehidupan membuat bisa bertahan sampai sejauh ini.
Apalagi merantau dalam pengabdian, tentu memiliki nilai plus. Ingin saya memberi
sumbangsih pada negeri tercinta, meski ibaratnya setetes air di gurun pasir.
Namun bagi saya tidak apa hanya setetes, daripada tidak pernah berbuat sama
sekali.
Dengan sedikit kebisaan menulis, ingin saya
kabarkan melalui medsos atau blog apa yang dirasakan saudara kita di pelosok.
Tak bisa dipungkiri, informasi adalah sebuah keniscayaan yang dapat merubah
keadaan. Menulis menjadi bagian transformasi informasi, penerima informasi bisa
menangkap gambaran keadaan yang ada.
Dalam setiap tulisan, tak lupa saya selipkan
ajakan khususnya bagi yang berkemampuan. Bahwa menjadi bagian dari team
Nusantara Sehat, adalah tindakan dan sikap yang sangat mulia.
"Khairunnas Anfa uhum Linnas", sebaik-
baik manusia adalah yang banyak manfaatnya. Pengabdian adalah cara
mengejawantahkan kemanfaatan, menjadi team Nusantara Sehat adalah satu diantara
banyak jalan mengabdi.
Bagi kaum cerdik pandai yang kerasan di kota,
tak ada salahnya terjun ke desa. Apalagi yang belum pernah merantau, yuk
tinggalkan tanah kelahiran menjadi bagian dari team Nusantara Sehat.
Saya ingin serukan, Merantau dalam Pengabdian
itu KEREN !
00o00
Setelah dunia merantau saya lewati, akhirnya
menjumpa goresan pena seorang pujangga yang menggetarkan. Adalah nama Imam
Asy-Syafii, masih tergolong kerabat Rasulullah yang karyanya melampaui masa. Sebagai
bahan renungan, silakan resapi puisi di ujung artikel ini.
Semoga bermanfaat, amin
Merantaulah
Orang
pandai dan beradab
Tak'kan
diam di kampung halaman
Tinggalkan
negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah
'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
*
Berlelah-lelahlah,
manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku
melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika
mengalir menjadi jernih
Jika
tidak dia kan keruh menggenang
**
Singa
tak'kan pernah memangsa
Jika
tak tinggalkan sarang
Anak
panah jika tidak tinggalkan busur
Tak'kan
kena sasaran.
**
Jika
saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu
manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan
jika terus menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang
tak'kan menunggu saat munculnya datang
*
Biji
emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah
diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu
gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika
dibawa ke kota berubah mahal seperti emas.
****
Wah, selalu salut sama mereka yang berani merantau. Secara mental lebih tahan banting.
BalasHapussepakat mbak Primastuti
Hapussalam sehat dan sukses amin
Keren tulisannya...semoga terpilih ya mas agung
BalasHapusAmin
Hapustrimakasih sudah berkunjung
salam sehat dan sukses
Bang Agung merantau ke Surabaya, kemudian setelah lulus kembali ke Pangkalpinang ya? Ini bedanya dengan saya. Saya setelah lulus merantau lagi ke kota lain di P. Jawa sampai akhirnya menetap sementara ini di Pemalang. Ada keinginan untuk kembali dan ikut membangun kampung halaman, tapi kampung halaman saya yang mana ya? Bingung sendiri karena sewaktu kecil "rajin" sekali berpindah-pindah.
BalasHapusMas eko, saya di jakarta heheehee
Hapuskmrn di Pangkalpinang utk liputan Cengbeng saja
salam sehat dan semangat
Keren tulisannya, selamat ya
BalasHapusTrimakasih Mbak Apri
Hapussalam sehat dan semangat
amin
wah aku tersentuh sama syairnya Imam Asy-Syafii
BalasHapusSaya juga anak merantau, tapi bukan pengabdi. Saya merantau untuk melanjutkan kuliah sambil kerja karna orang tua sudah pensiun. Wah.. hebat ya orang orang yang merantau untuk mengabdi tersebut :)
syair Imam Asy-Syafii aktual sampai masa modern sekarang
Hapussalam sehat dan semangat
Nice writing kak .
BalasHapussaya jadi lebih semangat
salam kenal saya tim nusantara sehat penempatan papua :)
hallo Nesya senang bisa berkenalan
Hapussalam sehat dan semangat
kalian team NS hebat dan kereeenn