Gambar dipinjam dari muvila(dot)com |
Potret masyarakat kelas bawah, benar-benar tergambar sepanjang film ini. Sari (diperankan Tara Basro) sebagai pegawai salon, tepatnya bagian facial. Karena pelanggan kelas menengah, tak jarang pendatang banyak cakap. Sari yang perantau, tinggal di rumah kost dengan banyak penghuni. Untuk mencapai kostan, musti melewati pasar dan gang sempit.
Ada satu tempat yang kerap dihampiri, yaitu kios DVD
bajakan. Kegemaran menonton film, membuat rela menyisihkan uang membeli DVD tak
original ini. Sepulang kerja, malam hari melihat film lewat DVD player sambil
makan mie instan.
Alex (diperankan Chicko Jerico), pembuat alih bahasa
DVD bajakan. Berkat kamus bahasa english di internet, memperlancar pekerjaan
Alex. Pada sebuah pengganda DVD bajakan, Alex mendapatkan upah setelah memberi
text pada film keluaran terbaru. Alex tinggal disebuah kost, empunya ditinggal
anak-anaknya. Alex memanggil budhe, tekun menyiapkan makan ketika saatnya tiba.
Karena dianggap anak sendiri, maka Alex bebas uang kost.
Alex dan Sari bertemu di kios DVD bajakan, saat Sari
protes pada penjaga. Rupanya text pada film yang ditonton Sari, rusak dan tak
bisa dibaca. Protes Sari ditanggapi dingin penjual, DVD hanya diganti kalau gambarnya
rusak. Saking kesalnya Sari mencuri satu DVD, ketahuan Alex dan dibuntuti.
Dari sinilah, kisah keduanya dimulai.
Sari diajak ke kost Alex, dipinjami DVD film baru
sebelum diberi text. Hal ini sangat menyenangkan hati Sari, bahkan bisa melihat
film apapun yang disukai. Hubungan keduanya perlahan berubah, menjadi sepasang
kekasih. Sari kerap menginap di kost Alex, keduanya terlelap dalam kenikmatan
sesaat.
Pada sisi lain, Sari mulai tak betah bekerja ingin
mencari salon yang lebih berkelas. Kesempatan pindah salon datang, berkat
pengalaman satu setengah tahun di tempat lama. Karena tempat kerja baru
pelanggan dari kalangan berkelas, maka treatmentnya berbeda. Sari diharuskan mengikuti
training selama dua- tiga minggu,
melihat pekerja senior melayani pelanggan.
Namun baru berjalan beberapa hari sari mulai bosan,
mengingat cara facial tak beda dengan ditempat lama. Yang membedakan, hanya
pada alat-alat yang tidak ada di salon sebelumnya.
Niat dicetuskan pada pemilik salon, memohon diijinkan
menangani pelanggan. Namun sang owner bersikeras, agar Sari bersabar menunggu
seminggu lagi. Karena semua pekerja, harus melewati tahapan yang ditentukan.
Namun lelaki tambun akhirnya memberi kesempatan, Sari
melayani pelanggan spesial. Seorang perempuan sosialita, yang sedang berada di
hotel prodeo. Hal ini dilakukan, karena pegawai sebelumnya tak mau lagi
melayani pelanggan di penjara. Tawaran Boss mengejutkan Sari, meyakinkan bahwa
dirinya tidak berbahaya kalau datang ke tempat menakutkan.
Namun akhirnya deal, Sari mendatangi tempat berjeruji
besi ini. Awalnya dari rasa iseng Sari, tak
disangka membuat masalah menjadi rumit. Alex yang melindungi sang kekasih,
terpaksa menerima tindakan kekerasan.
gambar dipinjam dari sgiff(dot)com |
00o00
Adegan demi adegan dalam film ini cukup natural,
termasuk melibatkan penduduk di perkampungan. Saat di kost perempuan, atau di
pasar tempat membeli DVD bajakan. Semua adegan terkesan sangat-sangat alami,
seperti layaknya keseharian masyarakat ibukota.
Pemeran utama, benar-benar tak peduli dengan wajah
tampan dan cantiknya. Chicko memanjangkan rambut, kumis serta jenggot dibiarkan
tumbuh lebat. Pun Tara Basro tampil total, tak tampak sedikitpun polesan make
up pada wajahnya.
Potret masyarakat kelas bawah Indonesia ada di film
ini, termasuk situasi penjara dan politisi yang kerap diberitakan media.
Demontrasi mengkritisi kebijakan, tak sepenuhnya berpengaruh pada ulah oknum
pejabat. Kualitas Joko Anwar sebagai sutradara handal benar teruji, mampu
menampilkan cerita yang begitu real. Namun pada beberapa point, penonton diajak berpikir sendiri akhir cerita.
Suasana Pressconf (dokpri) |
Sebelum tayang di bioskop di Negri sendiri, A Copy of
My Mind justru melanglang ke manacanegara. Bermulai dari mengikuti picthing di
Asian Project Market, project disaring
menjadi 20 dari ribuan project seluruh dunia. Kemudian Film ini masuk dalam
kompetisi, di Venice Film Festival Itali. Kemudian ke Toronto International
Film Festival (TIFF), dan ke asal project di Busan Film Festival.
Bagaimana kisah Sari, setelah tahu kekasihnya
mendapat perlakuan tak menyenangkan. Bagaimana dua orang biasa, menghadapi
ketersangkutannya dalam urusan politik. Pembaca yang sudah penasaran, tunggu
tanggal main pada 11 Februari 2016 di bioskop. (salam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA