Dokumen Pribadi |
Sepuluh tahun bukan masa yang sebentar, namun juga
tak lama kalau sudah terlewatkan. Sekian waktu yang berjalan, akan meninggalkan
sekian banyak kenangan. Peristiwa yang terlampui, apalagi jika diwarnai sebuah
pencapaian tak ada salahnya disebarkan. Siapa tahu, kelak menginspirasi bagi
penerus sekaligus pelecut semangat.
Maka tak berlebihan sebuah pepatah, "Gajah mati
meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama
(baca karya/tulisan)".
Tanpa terasa satu dasawarsa, Pusat Komunikasi Publik
(Puskom Publik) kementrian Kesehatan menorehkan pengalaman berarti. Sekaligus
menandakan, sebuah kehidupan yang sehat, aktif, positif, terbuka dan beretika
di lingkungan kementrian kesehatan dan para stakehoder-nya.
Sebagai torehan agar tak lekang masa, sebuah buku dipersembahkan untuk
masyarakat.
Prasasti Puskom Publik - Satu Dasawarsa Puskom Publik
Berkarya Untuk Indonesia Sehat-. Adalah judul buku, dengan cover warna tanah.
Menilik dari tampilan kulit luar, sebagai pembaca saya menangkap kesan kuat
sebuah prasasti adiluhung penebar
inspirasi.
"Tantangan PR Kementrian/ Lembaga di masa depan
adalah trust. Karena pemerintah yang
sering diberitakan korupsi dan citra PNS yang buruk. Jadi Positioning kami (Puskom Publik) sebagai jembatan komunikasi. Bukan
sekedar membangun reputasi tapi juga menyadarkan publik apa yang kita
lakukan" Murti Utami - Pada Sekapur Sirih hal Vii.
Memang bukan perkara semudah membalikkan telapak
tangan, merubah image masyarakat tentang PNS. Namun juga bukan hal yang
mustahil, apabila terus diupayakan.
Acara Bedah Buku Prasasti Puskom Publik (dokpri) |
Tanda Tangan; Murti Utami (berdiri) Dyah Hasto Palupi (duduk) |
Buku setebal 161 halaman ini, terbagi dalam tiga
bagian. Bagian ke satu, mengangkat sub
tema "Merintis Jalan Melintas Sejarah" terdiri dari 3 bab. Kemudian
bagian dua dengan sub tema "Tonggak- Tonggak Prasasti", terdiri dari lima bab. Pada bagian ketiga
dengan topic "Tiga Srikandri Merangkai Prestasi", memiliki tiga judul.
Tiga bab pada bagian kesatu, memiliki sub judul,
"Lari Cepat Kilometer Pertama", "Membentuk Value Mendongkrak
Kinerja", "Terbang Tinggi Menggapai Harapan". Menjabarkan
tentang persoalan 4 tahun pertama, sejak dibentuk Puskom Publik. Kemudian
semangat bekerja tanpa pamrih, dedikasi tinggi, dan berkomitmen melayani. Juga bagaimana
Puskom Publik menjaga momentum, agar makna pelayanan dapat ditransformasikan.
Pada bab ketiga di bagian kesatu, adalah 5 tahun setelah melewati learning by doing. Puskom Publik
mengangkasa, dengan berbagai prestasi dan idealisme yang selalu digenggam.
Menyusul Bagian Dua yaitu "Tonggak- Tonggak
Prasasti", merangkum sub judul, "Memeluk Media Konvensional Hingga
Digital", "Mantra Sehat dari Balik Layar, "Mediakom Info Sehat
Untuk Semua", "Komitmen Layanan Informasi Publik, "Menakar
Kinerja Puskom Publik". Menyusuri halaman demi halaman bagian kedua,
sebagai pembaca saya seperti diajak mendaki tangga demi tangga. Action demi action dari Puskom Publik Kemenkes, nyata tergambar dengan
menggandeng media, membentuk komunitas Sahabat JKN, membuat program talkshow
televisi, dan membuat majalah MediaKom.
Capaian demi capaian akhirnya tergapai, dengan paparan
hasil survey kepuasan masyarakat.
Pada halaman 111 sampai 124 pembaca akan tercerahkan, betapa upaya yang
sungguh-sungguh tanpa kenal putus asa akan membuahkan hasil.
Pada bagian ketiga "Tiga Srikandi Merangkai
Prestasi", memiliki sub judul "Lily S Sulistyowati : Kelembutan Sang
Pemberani", "Tritarayati : satu Tahun Menjaga Momentum",
"Murti Utami : Dongkrak Kinerja dengan Menggelorakan Budaya Bersih".
Mengangkat tiga sosok, di balik prestasi Puskom
Publik Kementrian Kesehatan. Lily S Sulistyowati, beliau Kepala Pusat Pusat
komunikasi Publik Kementrian Kesehatan 2005-2009. Mengaku sempat memiliki
perasaan gamang, saat menerima tantangan yang diberikan. Namun keyakinan yang kuatlah,
melibas rasa ragu diganti dengan kerja keras. Serta optmis dengan prinsip,
setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya.
Kemudian srikandi kedua adalah Tirtarayati, sebagai
Kepala Puskom Publik penerus Lily. Meski
tak lama (satu tahun), Tirtarayati mengantarkan Puskom Publik semakin eksis. Perempuan
yang akrab disapa Tari, menginisiasi pembentukan Pusat Tanggap Respon Cepat
(PTRC) Kemenkes sekarang berganti Hallo Kemkes. Menjadi akses langsung
masyarakat, yang membutuhkan informasi dan menyampaikan keluhan melalui nomor
hotline.
Tokoh Srikandi ketiga adalah Murti Utami, sebagai
kepala Puskom Publik Kemenkes sejak 2011. Ami demikian panggilan akrabnya,
berhasil menjadikan Puskom Publik sebagai institusi bersih terpercaya yang
memiliki banyak prestasi dan puluhan penghargaan. Pada masa kepemimpinan Ami,
Puskom Publik semakin cemerlang hingga keluar. Berhasil mengangkat awarness, pejabat- pejabat kemenkes ke
hadapan publik. Melalui talkshow di
layar kaca yang semakin intensif, masyarakat menjadi paham siapa orang yang
memiliki kompetensi mengambil kebijakan sebuah problem kesehatan nasional.
Buku "Prasasti Puskom Publik", adalah
sebuah prasasti bukan nisan. Sebagai momentum, untuk menceritakan perjalanan
sebuah perjuangan. Di tulis bersama-sama oleh 7 penulis, dieditori Dyah Hasto
Palupi.
"Pada Akhirnya, kami percaya bahwa apa yang kami
suguhkan di sini bukan puncak pencapaian Puskom Publik. Bagi kami, pencapaian
ini bukan terminal terakhir. Ke depan, masih banyak pekerjaan yang belum
selesai. Masih banyak medan yang belum kami tempuh. Semoga dari sepenggal
perjalanan yang tersaji dalam buku ini dapat menjadi penguat memori tentang
kehidupan menjalankan komunikasi." (Sekapur Sirih -Murti Utami- hlmVii) -
salam
Waahh udah nulis aja. Memang kalau mau meninggalkan jejak pemikiran, perlu bikin buku yaa
BalasHapusSepakat Mbak Maya
Hapussalam
Kagum dengan pengabdian Puskomblik
BalasHapusSukses utk Puskom Publik
Hapustrimakasih mak Tanti
Walau baru kerjasama sebentar tapi rasanya seperti sudah mengenal Puskomblik kemenkes lamaaaaaa.
BalasHapusSelamat Bunda Icha, hadir di Buku Prasasti Puskom Publik juga
Hapussalam :)