Saat masih berseragam merah putih, teringat
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Saat itu bu guru IPS menjelaskan, ada
tiga kategori kebutuhan manusia yaitu Primer, Sekunder dan Tersier. Kebutuhan
Primer atau pokok, dibagi lagi menjadi tiga yaitu sandang, pangan, papan.
Seiring perkembangan masa, Pendidikan, Kesehatan masuk kebutuhan Primer.
Kini setelah masa jauh berlalu, saya menempuh perjalanan
usia demi usia. Kini tengah menjalani, kodrat sebagai manusia (baca
kepala keluarga) memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Sandang dan pangan
adalah hal paling krusial, namun begitu papan (rumah) tetaplah menjadi
prioritas.
Demi membeli rumah untuk kenyamanan anak-anak dan
istri, saya bertekad mendisiplinkan diri rajin menabung. Hingga serupiah demi serupiah terkumpul, kini
kami sekeluarga mendiami rumah tempat kami kembali.
Pepatah "Home sweet Home" rasanya sangatlah
menghunjam, mengingat memiliki rumah adalah sebuah perjuangan luar biasa. Kala
itu butiran keringat terbayar tuntas, setelah memboyong anak istri pindah dari
rumah kontrak. Dari rumah pula semua berawal, tumbuh generasi dan mekarnya
harap bagi anak cucu kelak. Kok sampai
kemana-mana ya....(hehehe)
0o0
O'ya pada pekan terakhir bulan November, Blogger diundang
secara khusus. Menghadiri pameran perumahan di kawasan Jakarta Selatan,
tepatnya di Parkir Selatan Senayan. Acara yang diselenggarakan Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR), menjadi sarana sosialisasi
program kementrian.
Acara Talkshow di panggung utama (dokpri) |
Mengambil Tema "Pameran Infrastruktur dan
Perumahan Untuk Rakyat, dalam rangka Hari Bakti PUPR ke-70", acara ini
ramai pengunjung kebanyakan pasangan muda dengan anak usia balita. Masih ingat
beberapa tahun lalu, rajin mengunjungi pameran serupa. Mencari tempat tinggal
yang sesuai, dengan kemampuan keuangan tentunya.
Sore itu saya merapat ke stand kemen PUPR,
tampak poster besar terpampang tentang
program sejuta rumah.
Pogram Sejuta Rumah
Program sejuta rumah merupakan gerakan bersama antara
pemerintah pusat, daerah, dunia usaha (pengembang) dan masyarakat untuk
mewujudkan kebutuhan akan hunian, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR).
Peran Pemerintah dalam program sejuta rumah adalah,
sebagai penyedia rumah bagi MBR melalui Rumah Susun, Rumah Khusus, Rumah
Swadaya serta fasilitas PSU bagi Rumah Umum dan Komersial.
Sebuah fakta menunjukkan, saat ini terdapat 7,6 juta
Masyarakat belum menghuni rumah*. (*Data
diperoleh dari, data 2014 berdasar Perpres No 2/ 2015 tentang RP JMN 2015-2019).
Sementara 3.4 juta rumah, masih dalam keadaan tidak
layak huni*.( Data indikator perumahan
dan kesehatan lingkungan -Inpreskesling- 2011. BPS ).
Kebutuhan rumah sendiri selalu meningkat, rata-rata
800.000 unit setiap tahun. Untuk mengetahui informasi lebih detil, masyarakat
bisa mengakses www.sejutarumah.id
Apa Penyebabnya?
Rendahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) untuk memiliki rumah bersubsidi Pemerintah melalui KPR-FLPP adalah
kewajiban Uang Muka 10%
Saat acara talkshow di panggung utama, hadir Maurin
Sitorus selaku Dirjen Pembiayaan
Perumahan Kemen PUPR, dan Syarif
Burhanuddin selaku Dirjen Penyediaan
Perumahan Kemen PUPR.
Bapak Maurin Sitorus, menyampaikan pemaparan tentang
upaya kementrian
Apa Upaya Pemerintah ?
- penyediaan rumah tidak hanya dalam skim
kepemilikan, tapi juga dalam skim kepenghunian sehingga program rumah sewa,
rumah khusus dan swadaya menjadi prioritas.
- Pemerintah
berupaya menciptakan daya beli masyarakat dengan menurunkan kewajiban uang muka
menjadi 1% dari harga jual rumah dan memberikan bantuan subsidi langsung kepada
MBR berdasarkan tingkat kemampuan ekonomi MBR.
- Menurunkan suku bunga KPR- FLPP dari 7.25% menjadi
5% dengan tenor sampai 20 tahun dengan porsi pembiayaan pemerintah 10% dan Bank
Pelaksana 10%.
Sementara Bapak Syarif Burhanuddin, memberi ulasan
Permasalahan dalam penyediaan Perumahan (khususnya MBR)
- Ketimpangan antara pasokan dan kebutuhan
- Keterbatasan kapasitas pengembang, belum didukung
regulasi yang intensif
- Rendahnya keterjangkauan MBR, baik membangun atau
membeli rumah
- Pembangunan perumahan khususnya di area perkotaan
(kendala lahan)
- Peran pemerintah pusat dan daerah sebagai enabler
masih lemah.
Peserta talkshow sedang menyimak (dokpri) |
Suasana Pameran (dokpri) |
Startegi
- Pembangunan 550
ribu unit Rumah Susun untuk MBR lengkap dengan PSU pendukung
- Pembangunan 50 ribu unit rumah khusus, di daerah
pasca konflik maritim dan perbatasan negara
- Fasilitasi bantuan stimulan pembangunan baru 250
ribu unit rumah swadaya
- Fasilitasi bantuan stimulan peningkatan kualitas,
pada 1,5 juta unit rumah swadaya
- Pembangunan rumah layak huni, difasilitasi melalui
bantuan PSU rumah sebanyak 679.950 unit.
0o0
Menjadi faktor utama, penyebab perbedaan harga rumah
di setiap daerah. Adalah kendala infrastruktur, sehingga pengiriman bahan
material membutuhkan biaya besar. Belum lagi upah tenaga kerja, dan sulitnya
mendapatkan bahan baku secara mudah.
Upaya pemerintah untuk menyejahterakan rakyat, perlu
mendapat dukungan dari semua pihak. Namun tetaplah fungsi control diperketat,
sehingga semua hasil dari produk undang-undang menjadi efektif. Satu hal yang
sangat utama, adalah Tepat Sasaran.
Tak bisa kita menutup mata, kadang praktek di
lapangan sangat memilukan. Ulah Oknum musti dipersempit dan dipersulit,
sehingga rakyat yang semestinya diuntungkan tidak terhalang. (salam)
Semoga program ini berjalan lancar dan tepat sasaran ya Mas... Aamiin :)
BalasHapustrimakasih Awan sudah berkunjung
Hapussukses selalu dan salam :)
Masih banyak yang membutuhkan rumah subsidi ini yaa
BalasHapusbetul..
Hapustrimakasih kunjungannya mbak Maya
salam