|
Sudut Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri) |
Indonesia
negeri dengan sejuta pesona, kekayaan sumber daya alam tiada batasnya. Setiap
pulau yang didiami setiap suku, memiliki ciri khas tiada bandingnya. Mulai dari
bahasa, adat istiadat tak ketinggalan soal makanan atau kuliner. Setiap daerah
kental dengan pengaruh, rasa rempah yang dominan di daerahnya. Maka jangan
kaget kalau berkunjung ke suatu daerah tertentu, mendapati makanan dengan
dominasi rasa pedas, asin atau manis. Pun minuman tak mau kalah, ada campuran
buah khas dari daerah bersangkutan atau bahan lainnya. kekhasan dan keunikan inilah
yang menjadi magnet, menarik wisatawan berkunjung.
Kekhususan setiap daerah Indonesia justru menjadi
kekayaan, sebagai potensi wisata unggulan setiap lokasi. Berwisata terasa lebih
lengkap dengan menikmati keindahan alam, sekaligus ragam kuliner kebanggaan.
Dalam
rangkaian HUT Kemerdekaan ke 70 dan Ultah hotel ke 53, Hotel Indonesia Kempinski menyajikan aneka masakan nusantara. Pada gelaran selama lima minggu,
saya berkesempatan hadir pada minggu ke empat bersamaan tema menu asal Pulau
kalimantan. Hidangan autentic disajikan
koki pilihan, mengedepankan makanan khas Pulau terbesar di Indonesia ini. Saya seolah diajak menjelajahi cita-rasa suku
pedalaman, yang sangat kaya akan rempah asli dan alami.
-0-o-0-
|
Signature Restaurant Hotel Indonesia Kempinski (dokpri) |
Menjejakkan
kaki di Hotel Indonesia Kempinski, rasanya tak bisa melepaskan dari ingatan sejarah
perjalanan Bangsa. Jauh sebelum saya merantau ke Ibukota, Ikon termashur
Bundaran HI (Hotel Indonesia) sudah sangat tidak asing. Patung selamat datang lengkap
dengan air mancurnya, menjadi penanda berada di Ibukota Jakarta. Event akbar Sea
Games pada 1962, menjadi kebanggan
sekaligus tonggak berdirinya Hotel
Indonesia.
Kini setelah
masa berlalu dan jaman berubah, bertransformasi menjadi Hotel Indonesia
Kempinski. Terintegrasi dengan jantung distrik perbelanjaan, pusat bisnis, gaya
hidup utama Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski sangat identik dengan
modern dan kekinian. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam, 289 kamar aneka type
pilihan, Meeting Room, Restauran, Bar. Semuanya menambah kenyamanan pengunjung,
untuk merasakan pelayanan tak tertandingi dan paripurna. Dengan lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau, sangat cocok untuk penyelenggaraan kegiatan
bergengsi.
Signature
Restaurant menjadi tujuan saya kamis siang, untuk menikmati aneka menu khas
Kalimantan. Hampir 75 % kursi sudah terisi, ketika saya memasuki tempat
istimewa. Meski terlihat penuh namun tak sedikitpun, mengurangi suasana yang
ditawarkan.
Saya siap
berburu kuliner kalimantan, dengan strategi ala pribadi. Mengambil cukup satu
dua sendok untuk menu khusus, sehingga bisa meresapi beda dan cita rasanya. Cara
ini juga cukup efektif, agar perut tidak cepat penuh dan kenyang.
|
searah jarum jam (Lawa Mentimun, Kandas Serai, Ayam Cincane, Rujak Ebi SIngkawang, Lawa Gamai (dokpri) |
Inilah
Menu Khas Kalimantan yang saya cicipi ;
Rujak
Ebi Singkawang ; Irisan beberapa buah disiram saus kacang tidak terlau pedas,
ada rasa sedikit asam manis menggoda dari potongan buah nanas.
Pecel
Bihun Pontianak ; Hampir mirip dengan pecel di jawa, dengan tambahan bihun dan jeruk nipis (cukup dengan mengira-ngira rasanya, saya tidak megambil makanan ini)
Lawa
Mentimun ; Irisan mentimun segar, cabai dan irisan udang bakar, tampil seperti
acar
Lawa
Gamai : Hidangan khas kesultanan Bulungan terdiri dari rumput laut segar dan
kelapa parut sangrai
Sementara
menemani secentong nasi beras merah, saya memilih lauk pendamping
Kandas
Sarai ; Makanan khas suku Dayak ini terdiri dari; ikan air tawar dipisahkan
tulangnya mixed dengan serai, bawang merah/putih, cabe. Ikan ditumbuk campuran
kasar dan halus seperti abon, cocok bagi yang suka rasa pedas.
Ayam
Cincane : Ayam diungkep dengan santan dan rempah, perpaduan rasa asin, gurih
dan manis yang pekat menjadi satu.
Lauk
Patin Sanga ; Ikan patin dimasak dan disajikan dengan potongan jeruk nipis.
Udang
braubar ; Udang berukuran besar dibakar dan dilumuri bumbu yang pekat dicampur
kecap
Teripang
& Jamur Hioko ; merupakan masakan khas peranakan di kalimantan
Iwak
karing batanak ; Telur dadar ayam ( bisa telur bebek) dicampur santan, kuah keputihan
rasanya sedikit gurih dan ada ulekan bawang putih.
Dan
terakhir yang berhasil menyita perhatian saya
Juhu
Daun Kedondong ; Sup khas suku Dayak kalimantan, terdiri dari daging iga yang sudah
dimasak empuk dicampur rempah-rempah, gula merah, garam, jahe, kunyit, kemiri.
Spesial
masakan sup suku Dayak ini, saya makan terpisah dengan nasi. Bumbunya tidak
terlalu medhok (berani), namun tidak terlalu gamang juga. Lidah jawa saya
menikmati bumbu-bumbu, yang meresap dalam daging empuk.
Sang Koki sempat
menjelaskan, proses memasak daging ini di atas api kecil hingga setengah sampai
satu jam. Tekstur daging yang empuk alias tidak kenyal, membuat penikmat
makanan ini tidak bersusah payah mengurai daging. Sensasi daun kendondong
dipisah tullang sangat terasa, berpadu dengan kuah yang berwarna kekuningan.
|
Sarang Burung Walet Kalimantan (dokpri) |
Sebagai
desert saya memilih Sarang Burung Walet Kalimantan, terdiri dari agar-agar,
irisan kurma merah dan longa (mirip lecy). Rasanya segar dan tidak terlalu
manis, pas di lidah saya yang kurang suka manis.
Meskipun
tema makanan Kalimantan di Signature Restaurant, tidak mengesampingkan menu
internasional. Chinese food dan seafood tampak terhidang di meja saji, juga
menu indonesia lain seperti bubur ayam.
Jajanan pasar seperti kue salju,
onde-onde, kue lapis dan penganan kecil yang sudah familiar memenuhi meja.
Secara
keseluruhan tema Kalimantan sanggup dihadirkan, saya benar-benar merasa menjelajahi
kekayaan kuliner suku-suku pedalaman. Beberapa ornamen pendukung memperkuat
sentuhan, seperti ukiran kayu dan hiasan khas kalimantan di beberapa sudut
Resatauran.