Seorang ibu muda sambil terisak
berkisah, saudaranya telah menghembuskan nafas terakhir karena Narkoba. Sang
keponakkan yang masih duduk dibangku SMA, kedapatan kecanduan barang haram dan
tak bisa terselamatkan nyawanya. Kisah yang menguras emosi jelas saya tangkap,
dari getaran suara yang berbaur menahan pedih hati.
Pada saat yang lain seorang ibu paruh
baya, putrinya tengah merintis karir di dunia entertainment. Sudah membintangi
beberapa Film Televisi (FTV), juga menjadi model video klip dari seorang penyanyi
ternama. Saat istirahat atau menunggu saat "take" gambar, sang ibu
tak boleh berada di dekatnya. Ketika ada satu situasi yang ganjil, barulah sang
ibu ditelepon agar segera datang. Sang bintang FTV ditawari saat di lokasi
shooting, mengkosumsi vitamin agar staminanya bugar. Namun karena cara menawari
terasa tak lazim, segera ditolak vitamin tersebut tak segera diambil.
Sekelumit kisah saya dengar saat acara bersama
Badan Narkotika Nasional (BNN), menumbuhkan bayangan di sudut lain di negri
tercinta. Pasti banyak kisah serupa terjadi pada generasi muda, yang membutuhkan
perhatian dan penanganan. Betapa Narkoba sudah menelusup melalui celah
kesempatan, melalui situasi yang tidak terduga. Pada mereka putra putri harapan
bangsa, duapuluh tigapuluh tahun mendatang. Kepemimpinan bangsa ini berada di
pundak mereka, tongkat estafet perjuangan berada digenggamannya. Musti
dipersiapkan mulai saat ini, agar mental dan jiwa mereka sanggup. Menghadapi tantangan
kehidupan, yang lebih kompetitif dan kompleks. Peran setiap individu sebagai
bagian terkecil masyarakat, menjadi penting adanya untuk merangkul orang
disekitarnya.
Keluarga menjadi benteng pertama dan
utama, yang musti mengukuh dan mengokohkan setiap anggotanya. Musti ada jalinan
yang harmonisas, antara ayah, ibu dan anak. Pak Slamet Pribadi Humas BNN, membuat
analogi lingkaran hubungan yang menarik. Adanya hubungan sehat ayah, ibu, anak
- ayah, anak, ibu-, kemudian ibu, ayah, anak- ibu, anak, ayah, satu lagi
hubungan anak, ayah, ibu - anak, ibu, ayah. Setiap anggota keluarga musti
memiliki garis keterhubungan, antara satu dengan lainnya. Tak boleh hanya ayah
dan ibu harmonis, kemudian hanya satu diantaranya (ayah saja, atau ibu saja)
harmonis dengan anak. Dengan hubungan
yang baik dan harmonis, memungkinkan terjadinya komunikasi yang efektif. Sehingga
akan medorong dampak positif, berupa pendidikan pencegahan mengkonsumsi
narkoba.
Darurat
Narkoba !!
Pengguna Narkoba di Indonesia sudah
mencapai 2,2%, atau 4,2 juta orang, terdiri dari 1,1 juta tahap coba coba, 1,9
juta teratur pakai, dan 1,2 juta pecandu. Tahun 2010 hanya 18.000 orang atau
0.47% dari penyalahguna narkoba, yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi.
70% penyalahguna ditemukan di tempat kerja,
sementara 22 % penyalahguna berada di ligkungan siswa. Pengungkapan
penyalahgunaan juga relatif sedikit, dibanding jumlah peredaran Narkoba. Kini
para pengedar segitu lihai, berinovasi demi menyusupkan zat adictif ini. BNN
telah menemukan narkoba yang diekstrak menjadi kue dengan kandungan THC dan
sudah beredar di Indonesia. Penjualan melalui online shop yang ditujukan ke beberapa
kampus. Beberapa kabar yang tersebar, zat dalam Narkoba menjelma dalam bentuk
permen juga. Sebuah toko di sebuah Mall di Jakarta Selatan, sempat digerebek
menjadi outlet transaksi.
Bagi anak yang kurang
perhatian di rumah, menjadi "sasaran" empuk para pengedar Narkoba. Biasanya pada anak anak ini tumbuh keinginan
mencoba, karena ingin tampil beda dan kurang percaya diri. Kemudian menjadikan narkoba bagian gaya hidup (life
style), dan pengaruh lingkungan serta pergaulan yang
salah. Atau bagi yang sudah memasuki dunia kerja, mengalami tekanan pekerjaan
sehingga mencari cara meningkatkan
daya tahan tubuh. Padahal melalui penyalahgunaan narkoba, yang didapat
hanya sekedar pelampiasan semu.
Untuk memerangi darurat
Narkoba, diperlukan kesigapan individu dalam masyarakat. Dengan merangkul anak
anak sepenuh hati, memberi waktu dan perhatian yang cukup. Bisa mendengar setiap
kesah, atau kisah remeh temeh dalam keseharian mereka. Akan beda jiwa anak anak
yang dirangkul diperhatikan, dibanding anak yang abai dari perhatian orang tua.
Untuk mengenali ciri
ciri Pencandu
Untuk
Tahap Coba-coba ;
Suka menyendiri
Perubahan pergaulan
Perubahan cara
berpakaian
Perubahan hoby /
aktivitas.
Penurunan prestasi
belajar
Suka keluar malam
Perubahan pola makan
Tahap
Pengguna Tetap;
Bangun terlambat
Menyendiri
Bolos
Aktivitas spiritual
berkurang
Telepon telepon aneh
Merokok
Problem keuangan
Perubahan berat badan
yang ekstrem
Adanya teman tema tidak
sebaya
Teguran/ slors dari
sekolah
Membrontak
Menyenangi musik yang
berlirik narkoba
Istilah istilah junkies
Lama di kamar mandi
Tahap
Kecanduan :
Ditemukan alat-alat
pecandu
Penggunaan uang yang
berlebihan
Bekas bekas suntikan di
lengan
Sering tidak pulang
Mata mengantuk
Pola pikir yang aneh
Pilek dengan hidung
yang gatal
Ingin bunuh diri
Berteman dengan pecandu
Obat obat sering hilang
Marah jika ditanyakan
tentang dirinya.
*******
"Apa yang musti
kami lakukan, dan apa yang sudah dilakukan BNN" Ibu muda di awal tulisan masih
dengan suara terbata dan parau.
BNN menyediakan no
pengaduan SMS di 081 221 675 675, nomor ini bisa dimanfaatkan seluruh
masyarakat. Dengan melaporkan sama
artinya dengan memutus rantai, agar sang korban tidak terlanjur kecanduan.
Bahkan terjadi pelaporan sedini mungkin, adalah tindakan positif agar korban
segera direhabilitiasi. Pada mereka korban yang direhabilitisi, dimungkinkan
tidak berhubungan dengan penegak hukum. Mengenai pelapor pihak BNN berani menjamin,
akan menjaga kerahasiaan identitas agar tidak terungkap. Rehabilitasi adalah
pemulihan terhadap peandu narkoba, dengan tindakan baik berupa medis atau non
medis
Mungkin banyak
pertimbangan bagi pihak keluarga, merasa malu apabila memiliki anak yang
kecanduan narkoba. Tapi bagaimanapun juga akibatnya lebih fatal, apabila
menyembunyikan korban. Karena kalau suatu saat diketahui penegak hukum,
urusannya akan lebih rumit dan panjang. secara tegas Pak Slamet Pribadi
menegaskan, pemerintah menyediakan rehabilitasi gratis bagi 100.000 pecandu
Narkoba.
Bersama Blogger |
Tindakan
Untuk Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
1. Menumbuhkan kesadaran, kepedulian, dan peran aktif
seluruh komponen bangsa dalam upaya menolak segala bentuk penyalahgunaan
narkoba.
2. Menginisiasi
upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
dengan membentuk gerakan anti
narkoba untuk melakukan aktivitas kampenye anti narkoba.
3. Meningkatkan
kemampuan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran.
4. Melakukan
peranan sebagai relawan anti penyalahgunaan narkoba.
Saatnya setiap kita
berperan aktif semampunya, mencegah pada orang terdekat di lingkungan sekitar. Tindakan
sekecil apapun kalau dilakukan secara
kontinyu dan berkesinambungan, niscaya akan berkembang dan dampaknya
signifikan. (salam)
wow, langsung posting euy :)
BalasHapusiya pak, miris sekali pas denger penuturan rekan2 blogger soal pengalamannya dengan narkoba
kita, sebagai blogger, beruntung dipercaya BNN untuk bersama-sama menanggulangi peredaran narkoba
minimal, melalui tulisan, kita bisa mengedukasi agar orang sekitar kita tidak mencoba-coba yang namanya narkoba...
sepakat Mas Huda
Hapussalam :)
mari kita galakan Indonesia bebas narkoba
BalasHapussepakat Mbak Hermini
Hapussalam :)